flashback 5

35 2 0
                                    

Halooo gua back again wkwk sorry ya lama updatenya soalnya kemaren gua sempet sakit gitu, selamat menikmati yaa. Thanks.

-
"Pulang sekolah jadi?" Bisikku pada rayyan yang sedang serius
memainkan handphonenya.
"Ngapain?" Tanyanya balik.
"Zahra pea" kataku sambil menepuk pahanya.
"Oh iya, iyalah jadi" kata rayyan sambil menengok kearah ardhan yang duduk disampingnya.
"Lu jadi ikut kan dhan?" Tanya rayyan pada ardhan yang sedang asyik bernyanyi pelan.
"Woy" kata rayyan lagi sambil menarik satu heatset ardhan.
"Apa?" Kata ardhan hanya melirik kearah ardhan.
"Ikut kerumah ardel" kata rayyan.
"Nih lagu kumur-kumur juga tapi repnya agak susah" kata ardhan yang bukannya menanggapi pertanyaan rayyan malah menawarkan satu heatset padaku.

Aku tertawa saat melihat rayyan frustasi, sambil mengenakan satu heatset ditelingaku.

"Denger gua yan" kata ardhan tanpa menengok kearah rayyan.
"Gua nganter ayse pulang dulu" kata ardhan sambil menatap mataku.

Aku mengangguk pelan, aku gak mungkin melarangnya, aku bukan siapa-siapa dia.

"Berarti kita duluan yaa" kata rayyan yang mendapatkan anggukan dari ardhan.
"Arr..." bisikku menghadapnya.
"Kenapa?" Balas ardhan sambil ikut berbisik.
"Lagunya gak mulai-mulai arr" bisikku lagi.
"Oh iya, belom dinyalain" kata ardhan sambil nyengir.

Lagu bernada-nada DJ mulai mengalun, bising sih bikin kepala agak pusing, tapi saat aku melihat ardhan sangat menikmati sambil mengangguk-angguk aku ikut menikmati, menikmati suaranya yang... kalian tau lah... wkwk

"Tapi yaan... kita kan puasa" kata ardhan sambil menengok kearah rayyan.
Kulihat rayyan melirikku, aku tahu maksud dari lirikannya.

Kutarik nafas pelan

"Ya, nanti gua bilang mama kalian buka puasa dirumah" kataku pasrah.
"Mama juga gak mungkin sih del gak ngasih makan gua" kata rayyan dengan pdnya.

Aku tahu maksud rayyan, dia memang sudah aku anggap seperti kakakku sendiri, dia selalu melindungiku disekolah, kurangnya perhatian dari orang tuanya dan seringnya main kerumahku, membuat mama dan rayyan menjadi akrab, dan mamapun mulai mengganggap rayyan seperti anaknya juga, ditambah lagi dulu kita teman SD.

-

"Belanja dimana?" Tanya siska sambil duduk disofa.

Ya, hari ini emang kita punya niatan mau bikin kue ulang tahun buat zahraa, udah telat sih sebenarnya, ulang tahunnya udah seminggu yang lalu wkwk

"Dipasar banyak toko plastik" kataku sambil memainkan handphone.
"Kita mau beli bahan kue del, bukan plastik" kata aida sambil melirikku.
"Ditoko plastik juga jual bahan bikin kue aidaaa" kataku membela diri.
"Dih? Mana ada" kata aida tidak terima.
"Ada da ada" kata siska menengahi.
"Kok gua baru tau?" Kata aida bingung.
"LO YANG NORAKK" teriak rara persis didepan muka aida yang membuat kita semua tertawa.

"Yaudah ayo jalan, gua males buka sepatu" terdengar suara dari depan pintu, siapa lagi kalau bukan ardhan yang baru saja sampai.

"Hm, sis lu bareng gua ya?" Terdengar suara pasha pelan seperti ada keraguan.
"Enggak mau" kata siska sambil berlalu.
"Yaelah sis, plisss" kata pasha sambil menahan tangan siska.
"Emang lu kuat nahan siska? Lu ama motor aja gedean motor" celetuk aida yang mendapat plototan dari siska.
"yaudah" kata siska pasrah.
"Yaudah apa?" Tanya pasha bersemangat.
"Iya, gua sama lu" kata siska sambil tersenyum menatap pasha.

Aku tersenyum geli, melihat sinar bahagia dari mata pasha saat dia berhasil membujuk siska untuk mau berboncengan dengannya.

-

Anak-anak perempuan mulai menyiapkan bahan-bahan, sedangkan yang laki-laki sibuk main handphone.

Sampai aku sadar letak mixer masih ada diatas lemari makan, sebetulnya aku bisa saja mengambilnya pakai kursi, tapi saat kulihat ardhan yang lumayan tinggi,tanpa pikir panjang langsung saja ku panggil dia keruang tengah.

"Ardhaannn" panggilku.
Kulihat dia menengok kearahku.
"Sini bentar" kataku lagi.
"Ngapain?" Tanyanya.
"Ambilin mixernya diatas lemari, gak nyampe" kataku manja, yang membuat mama berdehem dibelakangku.

Kulihat ardhan berdiri menghampiriku, berjalan selangkah demi selangkah.

"Ma inini ketua kelas aku, namanya ardhan" kataku mengenalkan ardhan.

Ardhan segera menghampiri mama untuk salim.

"Ma ini calon mantumu" dalem hati kok gak beneran wkwkwk

Ardhan memang ketua kelas dikelasku, dan aku adalah wakilnya, mungkin ini yang dinamakan cinlok, karna seiring berjalannya waktu kebersamaan kita, rasa ini tumbuh dengan sendirinya.

-

Semua ciwii kecuali zahra ditambah rayyan, ardhan,aldo,pasha berkerja sama membuat kue yang entah apa rasanya nanti.

"Ini udah mateng kan yaa?" Kataku sambil mengeluarkan kue dari oven.
"Panasss" jerit siska saat mencoba membantuku memegang cetakan kue dengan tangan kosong.
"Panaslah baru mateng" kataku sambil tertawa.
"kipasin dulu aja ya biar gak panas" kata rara sambil mengibas2kan kipas kesayangannya.
"Gimana cara copotinnya ya?" Tanya siska sambil mencoba menyentuh kuenya.
"Ini padet banget gak bisa dicongkel" lanjut siska sambil menyilangkan tangannya didada.
"Yaudah tinggal balik aja nanti juga copot dari cetakan kuenya" kata rayyan sambil membalik cetakan kue diatas piring.
"Enggak copot-copot yan" kataku memperhatikan rayyan yang sibuk menepuk-nepuk belakang cetakan.

"Plukk" akhirnya jatoh copot juga.

"Angkat yan cetakannya udh jatoh itu" kata siska sambil mengintip.
"Tapi kok masih agak berat ya?" Kata rayyan sambil mengangkat perlahan cetakan kuenya.

"Yaahh bolongg" teriakku saat melihat hanya pinggiran dari kue yang ada diatas piring.

Panik campur tawa rasanya, berusaha keras untuk menyatukan kembali bentuk kue menjadi sempurna bukan hal yang mudah.

"Udh gini aja, nanti kan ditutup cream gak bakal keliatan juga" kata aida sambil menekan potongan tengah kue yang bolong.

Maaf yaa zaah... wkwkwk

Perlahan siska dan rara mulai mengoleskan cream serapih mungkin agar tidak keliatan "bolong"nya.

"Lumayanlah gak jelek-jelek banget" kata rara puas melihat hasil olesannya.
"Nah tutupinnya pake keju ajaa" Kataku sambil menaburkan keju parut disetiap bagian kue.

Aku dan aida mulai meratakan keju disetiap bagin kue tanpa terkecuali, bagus juga sih jadi kayak chesee cake gitu wkwkw gak tau aja dalemnya gimana ^_^

"Nah tulis deh hbd zahra" kata rara sambil mencoba menuliskan huruf demi hurus diatas kue dengan cream yanh sudah diwarnai pink.
"Tulisan lu jelek, sini biar gua aja" kata aldo sambil merebut cream ditangan rara.
"Yaudah sok coba" kata rara sambil berdiri.
"Kok susah ya? Gemeteran gini tangan gua" kata aldo sambil terus mencoba.
"Kalo gampang juga tulisan gua udah cakep kali" kata rara sambil menyilangkan tangan didada dan menunjukkan muka betenya.
"Tapi emang agak lebih bagus tulisan aldo sih" celetuk aida sambil memperhatikan aldo dengan seksama.
"YAUDAH GUA PULANG" kata rara sambil berlalu mengambil tas diatas sofa.
"Yaudah, tiati ya ra" celetuk aida lagi tanpa menengok kearah rara yang kini menatapnya bringas.
"Da jangan bangun macan malem-malem" kata siska sambil menyenggol lengan aida.
"Siapa yang bangunin macan?" Tanya aida polos.

Aku segera mengarahkan kepala aida kedepan pintu, disana terlihat rara yang menatap aida sini.

"Eh rara, mau kemana sini-sini masuk" kata aida sok imut sambil berjalan kearah rara.
"Sini-sini ayo masuk" lanjut aida lagi sambil menarik tangan rara.
"Gak usah pegang-pegang" kata rara sinis dan menepis tangan aida.
"Hehe tadi aku cuma bercanda sayang" kata aida terus membujuk rara.
"Sini-sini masuk, tulis-tulis kue lagi yukk" kata aida sambil menarik tangan rara lagi.
"Udah gak napsu" kata rara sambil masuk dan duduk diatas sofa.
"Yaudah deh, aku minta maaf yaa" kata aida dengan nada anak kecil.
"Ya" jawab rara singkat tanpa menengok.

"Raa" panggil ardhan.
"Hm?" Jawab rara sambil menengok kearah ardhan.
"Cuma mau ngingetin" kata ardhan sambil menatap rara serius.
"Ngingetin apa?" Tanya rara penasaran.

"Tadi aida bilang tulisan aldo lebih bagus dari pada lo" kata ardhan datar sambil memainkan handphonenya lagi.

"ARDHANNN" teriak ciwi serempak diiringi aida yang sibuk memukul-mukul lengan ardhan brutal.

Aku tersenyum geli, semoga kita bakalan terus kayak gini yaa.

You Are AmazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang