Chapter 13

870 82 11
                                    

AUTHOR'S POV

BEBERAPA BULAN KEMUDIAN..

@ seoul hospital

Tiffany memeluk luhan erat sambil menangis. Air matanya tidak dapat dibendung lagi saat mendengar setiap kata-kata dokter barusan. Entah perasaannya bercampur baur saat ini dimana senang, bahagia, takut, resah dan macam-macam lagi bercampur menjadi satu. Tapi, hanya satu perasaan saja yang dapat dirasakannya saat ini iaitu 'bahagia.'

"Tiff, terima kasih ya." Kata luhan lembut sambil masih memeluk tubuh istrinya erat. Dia sangat bahagia saat ini kerna sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah kepada dua orang anak. WOW! That so amazing.

Sekarang, luhan sudah melepaskan pelukan eratnya dan mengecup kening tiffany singkat. Dia ingin menyalurkan rasa bahagianya saat ini. Dan sebentar lagi.. dia akan mendapatkan anak dari benihnya sendiri.

Tiffany memandang wajah bahagia luhan sambil tersenyum. "Kau bakal jadi ayah yang sebenar. Sebentar lagi cuman tinggal mengitung hari, anak kita akan dilahirkan ke dunia ini. Kau, aku, miyoung serta anak dalam kandunganku ini akan menjadi sebuah keluarga yang sebahagia di dunia ini." Tiffany tersenyum menampakkan eyes smilenya.

"Aku akan menunggu hari itu tiba. Jadi, kau bawa miyoung ke luar. Aku akan segera membayar kos perawatanmu tadi." Kata luhan lalu segera menuju ke kaunter pembayaran. Tiffany menuju ke arah miyoung yang berada di sebuah kursi penunggu lalu membawanya keluar.

SEHUN'S POV

Aku sedang berada di jalan untuk menuju ke taman di mana chanyeol and the geng sedang menungguku untuk merayakan sebuah pesta kerna kami semua sudah lulus dengan cemerlangnya. Huh! Walaupun aku berasa sedikit terganggu, mengingat sebentar lagi kami sudah akan berpisah ke haluan masing-masing, jadi aku tidak tega untuk menolaknya.

Aku membawa mobil sport merahku dengan kelajuan yang sederhana. Mobil ini aku beli saat sebulan yang lalu dimana aku berjaya menyelamatkan nyawa seseorang yang hampir ingin membunuh dirinya. Lalu keluarga mangsa memberiku sejumlah wang yang sangat banyak sebagai balasan terima kasih kerna sudah menyelamatkan nyawa anak mereka satu-satunya.

Awalnya aku menolak tapi mengingat aku terus dipaksa, jadi dengan ragu aku menerimanya. Bukankah ini sesuatu yang bisa dibilangkan tuah? I'm such a lucky guy!

Aku memberhentikan mobilku saat aku melihat kelibat itu. Kelibat yeoja yang sudah lama aku tidak ketemu kerna kesibukanku yang akan kelulusan. Aku memandangnya lama lalu membaca nama gedung yang barusannya keluar bersama miyoung.

Seoul hospital international? Kenapa dia bisa dari situ? Apa dia atau miyoung sakit? Baiklah, aku harus ke sana. Aku memparkirkan mobilku lalu segera turun dan menghampirinya. Aku benar-benar khawatir dengan kondisinya maupun miyoung. Walaubagaimana pun miyoung adalah anakku dan tiffany adalah merupakan yeoja yangku cinta sehingga sekarang. Aku takut ada apa-apa terjadi diantara mereka.

Aku berjalan perlahan menuju ke arahnya. Setelah itu, aku berhenti tepat-tepat di hadapannya. Dia memandang kakiku lalu naik ke wajahku. Seketika matanya membulat dengan mulutnya yang sedikit terbuka. Dia memandangku lama dan tajam.

"Kenapa kau di sini?" Tanyanya dingin. Aku memandangnya iba.

"Apa ada sesuatu terjadi diantaramu dan miyoung?"

"Apa maksudmu?" Dia menaikkan sebelah alisnya. Mungkin tidak mengerti dengan pertanyaanku.

"Maksudku apa kau atau miyoung lagi sakit? Kenapa kalian bisa keluar dari hospital?" Tanya ku khawatir. Terlihat wajahku benar-benar sangat khawatir saat ini. Dia menatapku tidak percaya.

My MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang