Aku melamun dari balik jendela kamarku sembari menatap aktifitas orang - orang di sekitar rumahku.Sejak lima hari lalu, aku masih bingung akan melanjutkan sekolah kemana. Aku ingin ke Empire Academy di London. Tapi mom ingin aku ke Royal Art Academy di New York. Memikirkan kata mom bahwa aku harus ke sekolah seni, membuatku pusing. Sedangkan Dad, ia mempercayaiku untuk memilih sendiri sekolahku.
Namaku Camelodya Mooradian. Aku tinggal di Philadelphia, Amerika. Kedua orang tuaku bekerja dibidang seni. Ayahku adalah seorang produser film laga dan dia sangat sibuk dengan filmnya. Sedangkan Mom adalah dosen di salah satu universitas di Philadelphia. Dia juga jarang punya waktu untukku. Jika Dad lebih suka seni akting terutama laga, mom lebih suka seni musik. Mom sering membuat lagu dengan piano yang ada di ruang tengah rumahku. Mom juga sudah mengajariku bermain piano sejak umurku empat tahun. Lagu pertama yang mom ajarkan padaku adalah twinkle - twinkle little star.
"Melody, cepat turun ini waktunya sarapan!" perintah mom padaku membuyarkan lamunan bimbangku
"Ya Mom" jawabku singkat sembari menuruni tangga spiral putih dan menuju ke meja makan.
Kulihat mom dan dad sudah menungguku untuk sarapan. Bisa dibilang momen bersama keluargaku hanya saat sarapan. Aku langsung duduk di kursi makan, tepatnya di samping mom.
"Melody, sudah bisa lagu yang mommy ajarkan 2 hari lalu?" tanya mom
"Aa itu.., aku masih agak kaku saat bagian chorusnya mom" jawabku sembari mengambil roti tawar keju yang telah disiapkan mom
"Sudahlah, yang terpenting adalah Melody terpilih menjadi Juliet saat acara pelepasan nanti, daddy tak sabar melihat aktingmu" sela dad dengan senyum tipisnya
"Ya dad" jawabku singkat lalu mengunyah roti tawar. Suasana pagi ini benar - benar seperti biasa. Tak ada yang berubah. Setelah selesai sarapan aku langsung berangkat sekolah. Hari ini adalah hari kelulusan sekolah menengah pertamaku, dan hari ini aku diantar oleh mom.
"Hati - hati ya Melo" ucap mom
"Ya mom, mom akan datang saat acara kelulusanku nanti kan?" ucapku sembari mengerutkan alisku.
Ngomong - ngomong, Mom selalu memanggilku Melo. Panggilan yang terkesan sedih.
"Mommy akan usahakan Mello, tapi daddy pasti akan datang" ucap mom tanpa menatapku
"Ayolah mom ini acara yang penting untukku, aku sudah berlatih sebulan demi Juliet bahkan aku nanti juga menyanyi mom" ucapku masih dengan alis berkerut
"Mommy tau Melo, mom bilang akan usahakan untukmu, tetaplah semangat sayang" ucap mom sambil mengelus rambutku
"Aku akan menunggumu mom" ucapku masih dengan perasaan cemas. Cemas kalau - kalau mom tidak datang.
Mom pun melambaikan tangannya dan tersenyum padaku, lalu menyetir menjauh dari sekolahku. Aku membalikkan badan lalu melangkahkan kaki dan masuk ke sekolahku ini. Mungkin hari ini adalah hari terakhir aku masuk dan melangkahkan kaki di sekolah ini sebagai siswa.
Kulihat seseorang yang biasanya mengomeliku sudah menatapku tajam dari balik jendela kelas. Seseorang dengan rambut pirang panjang yang diikat. Apa maksud dari tatapannya itu berarti aku harus mempercepat langkahku? Biasanya sih itulah keinginannya.
*to be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lies
Mystery / ThrillerNamanya Melody, ia telah jatuh cinta pada musik sejak kecil. Petualangan bermula ketika Melody masuk ke Empire Academy dan menemukan keganjilan pada ruang musik sekolah itu. Ia ingin mencari kebenaran rumor yang ia dengar dari teman - temannya menge...