10. Fake Fire Alert

105 25 11
                                    

Zac Schaefholz putera mahkota kerajaan Inggris. Semua orang yang mengetahuinya memilih untuk tutup mulut. Entah apa alasanya. Kurasa siswa yang berasal dari Inggris pasti sudah mengetahuinya, termasuk Mrs. Elli. Setelah kupikir - pikir, mengetahui bahwa Zac sebenarnya adalah seorang putera mahkota tidak begitu mengagetkan. Rambut coklat bergelombang dan mata birunya, sama seperti Ratu Diana. Tapi kenapa ia tak mengatakannya sejak awal. Sebenarnya apa alasan dibalik identitas yang ia sembunyikan itu.

Pagi ini aku tak menyangka berita bahwa Zac Schaefholz adalah putera mahkota kerajaan inggris sudah tersebar. Tapi bukan hanya berita itu yang tersebar, berita bahwa kakak Zac, Zarina Schaefholz yang terbunuh di ruang musik entah oleh siapa 11 tahun lalu juga kembali dibicarakan. Entahlah siapa yang menyebarkannya. Aku takut Zac akan mengira aku yang menyebarkan identitasnya. Hari ini aku tidak melihatnya di aula makan, aku hanya sarapan dengan Glen, Theo dan Nuka.

"Sebenarnya kemana dia? apa dia baik - baik saja?" tanyaku dalam hati

"Melody??" panggil Glen memecah lamunan dan kekhawatiranku.

"I iya Glen?" jawabku berdebar - debar

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Glen sembari menatap mataku begitu dalamnya

"Kau pasti memikirkan Zac. Ya kan?" sahut Nuka

"Jika kau khawatir padanya, temui ia, dengan begitu kau akan ceria seperti biasanya" ucap Glen dengan ekspresi datar

"Tidak, tidak. Mana mungkin aku ke asrama laki - laki." jawabku lalu mengalihkan pandanganku dari mereka.

"Hey, sebenarnya sekarang ia ada di ruang musik, aku tadi pagi berangkat dengannya, tapi ia tidak mau kuajak sarapan" Ucap Theo menjelaskan keberadaan Zac

Tanpa pikir panjang aku langsung berlalu menuju ke ruang musik, lalu Glen menghentikan langkahku.

"Melody" panggil Glen tapi tatapannya menatap nampan makanannya

"Ikutlah bersamaku Glen" ucapku begitu saja. Entahlah mengapa aku mengucapkannya

"Heyy, ajak kami juga dong" ucap Nuka tidak terima

"Um.. i iya maksudku kalian semua, Ayo" ucapku pada Nuka, Glen dan Theo.

Mereka langsung mengikutiku. Kami berempat berlari menuju ke ruang musik. Sekilas kudengar siswa - siswa lain membicarakan kami. Sekilas kudengar kata "gila", "aneh", "pembawa sial", "kesialan", dan masih banyak lagi.

Nuka sempat akan berhenti berlari untuk menanggapi mereka yang mencibir kami, tapi aku menariknya.

"Jangan hiraukan mereka Nuka" ucapku

Nuka hanya tersenyum singkat,l dan meneruskan langkahnya ke ruang musik. Hingga akhirnya kami sampai di ruang musik. Zac terlihat menatap sebuah lukisan di dinding. Ia merabanya dengan tangan kirinya.

"Zac apa yang sedang kau lakukan?" tanya Nuka dengan nada naik satu oktaf.

"Oh, kalian semua sudah mendengar semuanya dari orang - orang kan?" ucap Zac dengan nada datar tidak memalingkan pandangannya dari lukisan itu.

"Ya. Tentu saja kami mendengarnya, kami dengar semua cibiran itu. Dan kau tidak menghadapinya dengan kami tapi malah bersembunyi disini? apa ini sikap dari seorang putera mahkota?" ucap Nuka sambil mengerutkan alisnya dan mengerucutkan bibirnya. Ia terlihat sebal. Baru pertama kali ini aku melihat Nuka seperti ini.

"Cibiran apa? bukankah kalian tidak akan menghiraukan mereka? bukankah nama band kita fearless five? jadi apa yang perlu ditakutkan?" ucap Zac masih dengan nada datar dan tak memandang kami sekalipun

White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang