12. Purple Iris

69 25 10
                                    

Ana, aku tau kau bisa memecahkan kode kode sederhanaku, tulisan yang tak terlihat pernah diajarkan Mrs.Freymon pada kita kan? aku tau kau sudah tak sabar kejutan apa yang kusiapkan di brankas itu, dan passwordnya adalah... tanggal, bulan, dan digit terakhir tahun saat pertama kali kita bertemu, yup, aku tau kau pasti sudah tau itu, itukan password ponselmu...   2233, 22 Maret 2003, For the first time.. I meet you in the bench park, my bestie^^

itulah isi dari catatan Zarina Schaefholz, namun catatan itu malah menimbulkan banyak pertanyaan baru untuk F-five.

"Pertama siapa Ana?" tanya Nuka sambil menatap kami semua

"Um.. kurasa itu sahabat dari Zarina Schaefholz, mereka dideskripsikan cukup dekat di kertas catatan ini" ucapku pada semuanya

"Mereka ingin membuka brankas ruang musik kan? jadi menurut kalian apakah mereka satu band?" tanya Theo pada semuanya

"Kurasa mereka satu band" jawab Zac

"Ya, aku sependapat denganmu kali ini" Ucap Glen menambahkan jawaban Zac

"Sudahlah ayo kita buka brankasnya" ucap Nuka langsung menuju ke brankas dan memasukkan kodenya.

Brankas dibalik lukisan itu pun terbuka, dan isinya tak lain adalah sebuah buku. Buku dengan cover putih polos yang terlihat begitu tidak menarik untuk dibaca. Dari covernya sudah terlihat membosankan. Nuka mengambil buku itu sementara kami mengerubunginya. Tak lama, Buku putih itu pun dibuka. Ternyata dugaan kami salah, buku itu bukanlah sebuah novel atau buku bacaan lainnya, melainkan sebuah album foto. Tapi, tak ada satu pun foto di buku album itu. Setidaknya begitulah pemikiran kami, hingga akhirnya kami temukan satu lembar foto tersisa di halaman paling belakang. Foto 2 orang perempuan yang satu berambut coklat panjang bergelombang dan yang satunya berambut pirang panjang lurus. Mereka terlihat sangat dekat, Pose mereka yang tertawa bersama di bangku taman sekolah terlihat begitu bahagia.

"Itu kakakku" ucap Zac pada kami dengan mata terbelalak

"Yang berambut coklat kan?" ucap Theo

"Tentu saja, kau pikir rambutnya berwarna apa jika rambutku saja coklat" ucap Zac

"Iya iya.. aku hanya mencairkan suasana yang menegang" ucap Theo sambil menyeringai

Zac mengambil foto itu dan menatapnya dengan tatapan sendu. Zac memegang erat foto itu, hingga terlihat bagian belakang foto tersebut nampak dicoret - coret. Awalnya memang nampak seperti coretan, tapi ternyata coretan itu mirip sebuah peta. Aku jadi ingat kisah bajak laut yang dulu sering Dad ceritakan padaku sebelum tidur. Ada tanda silang dibalik foto itu yang biasanya merupakan tempat harta karun berada. Hanya ada 4 simbol di peta mini dibalik foto ini, yaitu simbol kunci G, simbol bunga berwarna ungu, simbol tanda + berwarna merah, dan simbol X. Simbol - simbol itu kurasa adalah tempat - tempat yg harus dilalui sebelum menuju tanda X.

"Um.. menurutmu apa kita harus menemukan tanda X ini?" tanya Nuka pada kami semua

"Tentu saja" Ucap kami bersamaan

"Ini teka teki baru untuk kita kan?" Tanya Theo dengan wajah cerianya

"Baiklah ayo kita mulai dari simbol kunci G ini, menurutku tempat yang dimaksud dengan simbol ini disini, di ruang musik" ucap Zac

"Ya, aku setuju, lalu simbol bunga ungu ini.... um.. dimana lagi kalau bukan di taman sekolah??" Ucap Nuka sembari menatap kami semua

"Ya, lebih baik kita kesana sekarang" ucap Zac

Mereka berlima pergi ke taman sekolah dan mencari bunga berwarna ungu yang digambarkan dalam peta di balik foto itu. Tapi layaknya taman pada umumnya, banyak bunga berwarna ungu disana. Tapi untunglah si jenius Glen tau segalanya.

"Itu purple iris" ucap Glen sambil berdiri di depan bunga iris itu

"Bunga iris? bukankah bunga itu dari prancis?" tanyaku pada Glen

"Inilah bagusnya empire academy, apa sih yang tidak dimiliki sekolah kita?" ucap Theo sembari menyeringai

"Baiklah, sekarang bunganya sudah ketemu, lalu apa selanjutnya?" Tanya Nuka

"Apa mungkin ada sesuatu yang disembunyikan disini? Tapi apa? Dan dimana?" Tanya Theo sambil memandangi bunga iris ungu itu

"Yang paling mungkin adalah di bawah tanah, ayo kita gali tanah sekitar bunga ini" ucap Nuka

"Masuk akal" ucap Zac

Mereka menggali tanah disekitar bunga itu sampai akhirnya Theo berteriak bahwa ia menemukan sesuatu. Kami menghampirinya dan melihatnya memegang sebuah kunci. kunci kecil tipis berwarna perak yang bahkan bisa dijadikan liontin kalung. Sempat terbesit di pikiranku bahwa Theo itu sebenarnya begitu cermat. Bayangkan saja ia bisa menemukan kunci kecil itu. Keadaan hening hingga keheningan itu pecah karena suara Nuka.

"Kunci! Jadi kalian pikir kunci ini bisa membuka apa hah? kunci kecil tipis yang sangat meragukan ini.. kurasa lebih pantas menjadi liontin" Ucap Nuka dengan nada naik satu oktaf

"Kurasa kunci ini kunci harta karun" ucapku dengan semburat senyum di bibirku

Kami pun berhenti berdebat saat Glen tiba - tiba melangkah pergi. Sesaat ia berbalik menampakkan wajah calm nya itu dan berkata

"Simpan kunci itu dan ayo pergi ke klinik sekolah" begitu ucapnya singkat. Ucapannya begitu tiba - tiba dan meninggalkan berbagai pertanyaan. Seperti hanya ia yang paham maksud ucapannya. Ya... memang begitulah Glen sejak dulu. Itulah mengapa aku menyukainya.

*to be continue

White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang