Hari rabu adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh seorang Chwe Hansol. Jam pertama untuk hari ketiga setelah weekend ini adalah Fisika. Mata pelajaran yang belakangan menjadi favoritenya.
"Siapa yang bisa mengerjakan tugas ini?" Rayoung menunjuk soal Momentum Gaya yang ada di depan papan tulis. Tanpa berpikir, Hansol mengacungkan tangannya.
Sontak ketiga temannya menatap bingung "Kau serius, Hansol?" Tanya Seungcheol, meremehkan.
Hansol hanya mengindikkan bahu lalu maju ke depan. Semua memandang Hansol heran. Tak terkecuali Rayoung sendiri.
Spidol yang ada di tangan Rayoung berpindah ke tangan Hansol. Tentu saja dengan tangan Hansol yang sempat menyentuh tangan Rayoung.
Hansol hanya terdiam di papan, menimbulkan bisik-bisik mengejek dari siswa lain.
Hansol menatap Rayoung dengan wajah memelas "Aku tidak bisa, saem cantik. Bantu aku yah?"
Hampir saja Rayoung berdecih kalau dia tidak ingat dia sedang berada di depan kelas sekarang "Makanya kau dengar penjelasan saya kalau saya menjelaskan?"
Hansol mengangguk "Saya selalu perhartikan saem kok. Tapi cuma wajah saem sih" Sambil mengedipkan mata, yang membuat teman-temannya menyemburkan gelak tawa.
Sebagai panutan, Rayoung harus bisa bersabar menghadapi tingkah menyebalkan salah satu muridnya ini. "Kalau begitu, ada yang bisa membantu Hansol mengajarkan soal ini?"
Siswa kelas 2'3 saling menatap, mengiringi acungan tangan sang ketua kelas, Yoo Ahjung.
"Yoo Ahjung, silakan maju" Persilahkan Rayoung."Kalau Jung yang ngajar,Hansol pasti langsung ngerti"
"Sekali diajar langsung ngerti pokoknya"
"Kekuatan cinta namanya"Siswa kelas 2'3 saling bersahutan, yang tanpa sadar membuat Rayoung mendengus, tak suka "Hansol, kamu kembali ke tempat dudukmu. Perhatikan saja dari tempat duduk"
"Min saem cemburu!" Sahut Seungcheol yang lagi-lagi membuat kelas gaduh. Rayoung menarik napas, menahan kekesalan yang sudah hampir di ambang batas.
"Diam semua! Sebaiknya kalian juga mengerjakan soal ini!" Bentak Rayoung, mengakhiri kegaduhan kelas.
~-~
Jung ditemani Hansol membawa buku tugas Fisika ke meja Rayoung. Di mejanya, Rayoung tengah mengobrol dengan dua siswi kelas satu.
"Saem cantik, ini buku tugas kelas 2'3" Hansol menyahut sambil tersenyum manis. Rayoung hanya membalas dengan tatapan datar.
Setelahnya, kedua siswa kelas 2'3 itu berlalu meninggalkan ruang guru. Meninggalkan decakan kagum dua siswi kelas 1 yang masih berada di situ.
"Min saem jadi wali kelas pengganti kelas 2'3 yah?" Tanya siswi ber-nametag Lee Yooeun.Rayoung mengangguk.
"Berarti setiap hari saem cuci mata dong" Siswi lain, Cho Minhwa, menimpali."Cantik-cakep atau tidak. Yang penting bagaimana mereka mau peduli pada pelajarannya" Balas Rayoung.
"Oh ya, menurut kalian, Hansol Chwe dan Yoo Ahjung itu serasi, tidak?" Rayoung bertanya ragu-ragu. Dia sendiri bingung kenapa mempertanyakan hal ambigu semacam ini.
"Tentu saja" Yooeun mengangguk dengan pasti. Yang kemudian ditimpali Minhwa "Hansol sunbae itu terkenal playboy. Dia pacaran cuma untuk senang-senang. Tapi dengan Jung sunbae berbeda. Dia sangat peduli pada Jung sunbae dan tidak pernah memperlakukan Jung sunbae seperti pacar-pacar lainnya"
"Mereka pacaran? Tapi katanya mereka tidak pacaran" Rayoung agak sulit mendengar penjelasan muridnya ini.
"Mereka pacaran, saem. Hansol sunbae memang playboy, tapi rasa cintanya hanya untuk Jung sunbae. Berbeda dengan Jung sunbae yang memilih setia pada Hansol sunbae. Makanya Jung sunbae tidak pernah menerima pernyataan cinta siapapun" Minhwa menggebu-gebu.
"Beberapa teman perempuanku ditolak karena Hansol sunbae sangat menyayangi Jung sunbae. Teman laki-lakiku juga ditolak karena Jung sunbae lebih memilih Hansol sunbae" Tambah Yooeun yang entah kenapa membuat mood Rayoung turun.
"Kalau begitu kami permisi, saem" Kedua siswi itu berlalu meninggalkan guru mereka yang entah kenapa justru tampak depresi.
Rayoung tersentak dari lamunannya setelah HPnya bergetar, tanda panggilan masuk dari kontak 'Oppa'. Wajahnya yang tadi tampak depresi kini berubah sumringah.
Mendengar suara salah satu orang yang paling ia sayangi, Rayoung tak dapat menahan senyumnya. Walau hanya sekedar sapa, Rayoung sudah cukup puas.
"Rayounga, mau mendengar suaranya?" Suara Himchan dari seberang telepon membuat senyum Rayoung makin lebar.
Terdengar suara gaduh dari seberang. Dua laki-laki saling bersahutan tapi Rayoung tak terlalu mendengarnya dengan jelas.
"Ha-halo" Suara yang lebih berat menyapu pendengaran Rayoung yang seolah menjadi magnet kebahagian.
"Hai. Apa kabar?" Balas Rayoung berusaha menahan rasa bahagianya."Aku baik. Bagaimana sekolah?" Jelas sekali suara di seberang tampak gugup.
"Tenang saja. Paling hanya beberapa siswa yang agak susah dibilangin""Pokoknya sebagai guru kamu harus pengertian tapi tetap tegas. Semangat yah mengajarnya" Kalimat terakhir diucapkan dengan tulus.
"Iya. Kamu juga semangat kerjanya" Setelah mengucapkan itu, suara gaduh kembali terdengar. Tak berselang lama, suara Himchan lah yang terdengar "Kalian berdua itu lucu yah. Saling suka tapi betah jauh-jauhan"
"Dianya yang keras kepala, oppa. Tapi, oppa lagi dimana? Kok bisa sempat telepon?"
"Lagi makan siang di kafe. Kebetulan juga cuma berdua jadi aku kepikiran nelpon kamu" Jawab Himchan.
Senyum Rayoung tak juga luntur bahkan setelah sambungan telepon berakhir. Apalagi ia baru saja mendengar suara laki-laki yang sudah begitu lama tidak ia dengar.
TBC
Waduh, siapa laki-laki yang lagi makan sama Himchan itu? Saingan Hansol? Hhehe
Btw, cuma mau bilang, sudah beberapa bab ini MAG diupdate pake hotspot temanku. Kuota ga ada, Wifi sekolah ngadat.
Makanya, aku sangat-sangat berterima kasih pada jststryy yang udah bolehin pake hotspot dia.Dan tidak lupa, terima kasih juga buat semua pembaca yang udah VOTE terlebih COMMENT^^
Nealra. January, 21 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
[Seventeen FF]My Airport Girl
FanfictionPertemuan pertama di bandara mengantar perjuangan seorang player, Chwe Hansol, untuk mendapatkan 'Airport Girl'nya. Part of Hip Hop Team's Girls Love Story -My Airport Girl(On Going) -My Brandal Girl(On Going) -My Club Girl(No State) -My Devil Girl(...