Setelah beberapa kali ditunda, hari inipun tiba. Hari dimana Hansol dapat menghabiskan waktu dengan berkencan bersama Airport Girl-nya.
Hansol berdandan cukup ekstra hari ini. Menggunakan parfume dan bahkan gel. Mengundang pertanyaan wanita paru baya yang telah melahirkan seorang Chwe Hansol "Anak siapa lagi yang akan kau buat menangis?"
"Come on, mom! Aku tidak akan membuat dia menangis. Aku ingin serius dengannya"
"Are you serious, my son?So, who's that girl? Dia dari keluarga mana?" Ibu Hansol menatap penuh minat. Seorang Hansol yang berniat serius pada seorang gadis adalah kejadian yang langka.
Kedua ujung bibir Hansol tertarik membentuk sebuah senyuman "Dia anak Daenam Group, mom"
Ibu Hansol menatap Hansol yang tengah berlari keluar dengan tatapan terkejut "Hansol, jangan macam-macam dengan Daenam Group"
~-~
Butuh usaha keras untuk membujuk Rayoung mengikuti Hansol tanpa banyak tanya. Rayoung terus saja beralasan bahwa dia masih harus mengolah beberapa nilai.
Tapi dengan tatapan memelas Hansol "Rencana kencan kita selalu gagal. Tidak bisa kah kau memenuhi satu permintaanku ini. Ayo kita pergi untuk kencan pertama kita, my girl"
Rayoung mengangguk pada akhirnya.Seperti pasangan pada umumnya, Hansol memilih kencan di Sungai Han. Berjalan santai sambil berpegangan tangan. Sederhana tapi berhasil membangkitkan getaran hati.
"Ini pertama kalinya aku ke Sungai Han dengan pacarku" Gumam Hansol.
"Bohong. Kau ini kan playboy" Rayoung berdecih dengan pandangan yang fokus kearah riakan air sungai yang tenang.
"Okay. Aku memang playboy tapi aku tidak pernah mengajak pacarku kencan disini. Aku hanya mengajak mereka ke club" Hansol mengakhiri ucapannya dengan kekehan.
"Dasar anak kecil" Cibir Rayoung, melirik Hansol sesaat lalu kembali memalingkan pandangannya.
Hansol menghentikan langkahnya lalu membalik tubuh Rayoung hingga tatapan mereka bertemu "Jangan sebut aku 'anak kecil'!"
Manik mata Hansol membuat Rayoung mengalihkan pandangan kearah lain "Iya. Iya" Entah kenapa ia tidak bisa menatap mata Hansol.
"Kenapa kau menghindari tatapanku? Rayounga, apa kau pikir aku main-main denganmu?" Nada suara Hansol terdengar berbeda. Hansol berusaha meyakinkan ketulusannya pada Rayoung.
Perlahan Rayoung membalas tatapan Hansol. Ada sesuatu yang salah pada mata laki-laki di hadapannya. Mata itu menimbulkan perasaan aneh.
"Rayounga, kumohon, jangan anggap aku sebagai muridmu. Aku menyukaimu sebagai gadis yang kukenal di bandara, bukan seorang guru" Tangan Hansol memegang kedua pundak Rayoung.
Sementara gadis bermata besar di hadapan Hansol hanya bisa terdiam.
"Chwe Hansol!" Seorang gadis melambai riang sambil berjalan menghampiri Hansol. Rayoung berbalik untuk melihat gadis itu, tapi dia segera memalingkan wajah setelah menyadari bahwa gadis itu adalah salah satu muridnya di SMA Daenam.
"Hansol, dia pacar barumu?" Gadis itu menunjuk Rayoung yang berusaha keras menutup wajah.
Hansol yang menyadari gerak-gerik Rayoung, tersenyum jahil. Ditariknya tubuh Rayoung ke dalam pelukannya, membuat wajah Rayoung terbenam di pundak Hansol.
"Tetap seperti ini kalau kau tidak mau ketahuan, sayang" Bisik Hansol, yang dibalas Rayoung dengan decakan, kesal. Walau pada akhirnya dia mengikuti rencana Hansol.
"Iya. Dia pacarku, Eunbiya" Hansol membalas ucapan gadis yang ternyata adalah teman sekelasnya.
"Jung tidak perlu lagi dong jadi pacar bohonganmu, kan kau sudah punya pacar asli" Goda gadis itu, Eunbi, yang dibalas Hansol dengan anggukan pasti.
"Oh ya, siapa namanya? Kenapa kau memeluknya terus? Nanti dia tidak bisa napas"
"Dia terlalu pemalu" Hansol tertawa kikuk.Ekspesi Eunbi berubah. Matanya memicing penuh kecurigaan kearah Hansol "Aku seperti mengenalnya..."
Mendengar itu, Rayoung meremas lengan Hansol. Ia tak habis pikir apa yang akan terjadi di sekolah jika orang-orang tahu hubungan mereka.
"Dia adik kelaskan!" Girang Eunbi, melanjutkan ucapannya. Yang dapat membuat Rayoung serta Hansol bernapas lega.
"Terserah kau sajalah. Sebaiknya kau pergi. Kau mengganggu kencanku"Ucap Hansol dengan nada candaan.
"Eiyy, baiklah. Aku tidak akan mengganggu kencanmu" Setelahnya, Shinbi melanjutkan jalannya meninggalkan Hansol dan Rayoung.
Barulah Rayoung dapat melepas pelukan Hansol. Senyum terlukis di wajah Hansol saat didapatinya semburat merah di pipi gadisnya. Rayoung segera menutup wajahnya, malu "Apa? Jangan lihat-lihat!"
Senyuman Hansol makin lebar. Diacaknya rambut Rayoung "Orang-orang tak akan percaya usiamu" Rayoung justru mendelik tidak suka, yang sebenarnya untuk menutupi kegugupannya.
"Ayo, sayang. Aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu" Hansol menarik lembut tangan Rayoung.
~-~
Kencan pertama Hansol dan Rayoung lebih seperti ajang kabur-kaburan. Bagaimana tidak, hampir di setiap tempat mereka bertemu dengan siswa SMA Daenam. Tapi untuk Hansol hal itu bukan masalah, toh kapan lagi Rayoung bersedia memeluknya tanpa protes.
Hansol mengantar Rayoung pulang setelah mereka makan malam. Selama kencan, Hansol tak dapat melepas senyumnya, berbeda dengan Rayoung yang justru memang ekspresi tidak suka.
"Sayang, terima kasih untuk hari ini" Ucap Hansol setelah mereka tiba di depan apartement Rayoung.
Rayoung mendelik kesal lalu berjalan meninggalkan Hansol.
"Aku pulang dulu. Selamat malam, sayang" Hansol masuk ke dalam mobilnya lalu pergi dengan senyuman.
Baru setelah mobil Hansol agak menjauh, Rayoung berbalik, menatap mobil Hansol. Seulas senyum terbentuk di wajah tirus Rayoung "Selamat malam juga, Hansola"
TBC
Update lagi setelah hampir dua bulan #Manse!Manse!
Moga ada yang nunggu kisah cinta Hansol ini.
Jangan lupa VOTE dan COMMENT supaya author bisa cepet-cepet update.
Salam Nealra.March 19, 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
[Seventeen FF]My Airport Girl
FanfikcePertemuan pertama di bandara mengantar perjuangan seorang player, Chwe Hansol, untuk mendapatkan 'Airport Girl'nya. Part of Hip Hop Team's Girls Love Story -My Airport Girl(On Going) -My Brandal Girl(On Going) -My Club Girl(No State) -My Devil Girl(...