Begitu aku selesai curhat dengan Edo, ia langsung memutuskan untuk mengajak-memaksa-ku pergi dengannya
"Do, mau kemana sih? pulang lagi dong, gembel banget ini gue." Aku merengek pada Edo untuk yang kesekian kalinya, tapi ia tidak bersuara
"Ish! Edooooo!"
Hening.
Kemudian, mobil edo berhenti karena lampu merah menyala, lalu ia menatapku seakan-akan ia siap melemparku ke jurang saat ini juga.
Kemana edo yang setengah jam yang lalu memberikanku moral support? kemana?
"Ra, bacot banget tau ga? Gue cuman pengen ngehibur lo, bukan mau ngebuang lo ke kali, walaupun gue udah gatel pengen ngelakuin itu gara-gara dengerin rengekan lo yang kayak anak kecil itu. Jadi, bisa kan lo diem aja, dan ikutin apa kata gue?"
Lampu hijau sudah kembali menyala, namun Edo belum mengalihkan pandangamnya, jadi aku pun akhirnya menjawab, "Ah elah, iya deh!" Barulah edo kembali menjalankan mobilnya
Aku yang tidak pernah hafal dengan jalan ini, tentu saja tidak dapat menembak kemana akan pergi, terkadang itu cukup menyebalkan. Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi karena tak kunjung juga sampai ditujuan akibat jalanan yang macet.
"Aduh ra! Risih gue ngeliat lo celingak celinguk sana sini, pindah posisi duduk, ngotak ngatik radio, kalem dikit kenapa sih?" Edo lagi-lagi kehabisan kesabarannya, padahal aku sama sekali tidak lagi merengek padanya, huh, selalu saja ini salahku.
Aku memutuskan untuk mengabaikan Edo dan kembali mengganti-ganti frekuensi radio sampai menemukan lagu yang pas dengan seleraku
Kami akhirnya sampai ditujuan, Edo sedang memarkirkan mobilnya. Seharusnya aku bisa menebaknya daritadi, Edo membawaku ke kedai es krim, sangat klasik untuk cowok seperti Edo.
Kami masuk ke dalam kedai tersebut, dan menghampiri counter untuk memesan, ada seorang perempuan yang menjaga disit.
"Eh, Edo.." Perempuan itu menyapa Edo ketika kami menghampirinya, sepertinya Edo sering kesini, bahkan pegawainya saja hafal dengannya.
Edo membalas sapaan perempuan itu sambil berbasa-basi sebentar lalu memesan pesanannya, pesananan 'yang biasa' itu katanya, aku jadi penasaran seberapa sering Edo kesini.
Aku memesan dua scoop ice cream strawberry dengan m&ms sebagai toppingnya, sedangkan pesanan 'yang biasa' milik Edo ternyata adalah cokelat dan mint dengan syrup vanila serta beberapa pocky, penggabungan yang cukup aneh menurutku
"Gimana?" Tanya Edo
"Enak" jawabku, "udah berapa cewek yang lo bawa kesini do? Klise banget lagi galau makan es krim."
"Satu, dan itu lo." Aku cukup kaget mendengarnya, aku kira ini adalah salah satu tempat Edo melakukan 'modus', "Lebay banget deh ekspresi lo, cowok juga bisa galau kali." Lanjutnya
"Hehehe, sorry sorry."
Aku dan Edo menikmati es krim kami dalam dia, aku melihat lihat keluar melalui jendela, banyak orang berlalu lalang, mobil dan motor yang saling memperebutkan jalan, entah kenapa pemandangan ini cukup menenangkan buatku
Seberapa sedihnya aku, seberapa hancurnya aku, hidup tetap akan berjalan, dunia akan tetap berputar, aku juga harus bisa berjalan kembali.
"Thanks do, es krim memang membuat gue merasa lebih baik." Ucapku tulus
"Anytime ra." Katanya
"Btw, lo bayarin gue kan? Gue ga bawa dompet lho do"
////
Haloo!!!
Apa kabar semuanya?? Maaf ya udah lama banget ga update tiba tiba buntu aja gitu bingung mau nulis apa, hehe. Maaf juga kalo ini kurang memuaskan /?. Gue usahakan buat part selanjutnya supaya bisa update minggu depan.Ah iya! Makasih udah tetep baca cerita ini uuwww mwa hahaha
Udah gitu aja, gue bingung mau ngomong apa lagi.
-R
(15/07/2016)

KAMU SEDANG MEMBACA
To Forget Brokenheart [SLOW UPDATE]
Teen FictionWhen a heartbroken girl, need someone to cure her. Copyright © 2015 xtrizzlex