"Ra, bangun!" Aku mendengar suara Nanda di dekatku, aku merasa tubuhku diguncangkan olehnya, mau tak mau kesadaranku pun mulai kembali
"Ih apasih!" Kataku lalu segera berubah posisi dari tidur menjadi duduk, "Ada apaan nan?" Tanyaku
"Pulang. Mau pulang gak?" Katanya sambil mengangkat tasku yang hanya berisikan buku tulis saja, kulihat Nanda juga sudah menyandang tas ranselnya.
Aku mengangguk, kemudian bangkit dari tempat tidur. Aku mengambil tasku yang berada di tangan Nanda, lalu keluar secara berdampingan dengannya.
Dalam perjalanan menuju tempat dimana mobilku terparkir, Nanda bertanya, "Lo kenapa ga bilang kalo lo putus, ra?"
Aku hanya mengangkat kedua bahuku, berusaha memberikan Nanda kode bahwa aku tidak ingin membicarakan topik ini dulu. Sepertinya Nanda mengerti, pada akhirnya dia mengganti topik lain yang bisa membuat ku terhibur.
"Gue pengen Frozen Yogurt deh, beli yuk!" ajak Nanda
"Boleh sih, tapi lo yang traktir ya?"
"Iya deh. tapi sekali ini aja ya." katanya, dan aku pun bersorak senang "Tapi, nanti gantian lo harus traktir gue juga." lanjutnya, lalu sorakan senangku berubah dari senang menjadi sorakan payah
Aku pun menyetir mobilku menuju kedai frozen yoghurt terdekat dari sekolah. Setelah sampai disana, Nanda pergi memesan untuk kami berdua, sedangkan aku mencari tempat untuk kami duduk.
Aku memilih meja didekat jendela. Sambil menunggu Nanda datang, aku mengamati orang-orang yang berlalu-lalang dijalan di bawah langit yang mulai berwarna kelabu, sepertinya kami memilih waktu yang salah untuk makan froyo, karena begitu Nanda sampai dengan membawa sebuah nampan yang diatasnya ada dua mangkuk berisi frozen yoghurt, titik-titik hujan mulai membasahi permukaan tanah.
"Oh, shit." kata Nanda begitu ia melihat butiran-butiran air hujan mulai membasahi kaca jendela, "Tadi terang banget, sekarang malah hujan." gerutunya
"Namanya juga musim pancaroba nan, labil. Kayak anak ABG."
"Dih, sok berumpama lo. Geli gue." Aku hanya membalas dengan memutar kedua bola mataku, kemudian mulai menyuap sesendok froyo.
Memang, yang gratis itu terasa lebih enak. Bahkan, dalam suasana yang dingin ini, rasa yoghurtnya tetap lebih enak dari rasa beli sendiri. Apalagi rasa buah kiwi dan strawberry yang menjadi topping-nya.
Aku dan Nanda pun membicarakan film yang baru-baru ini tayang di bioskop, Aku jadi teringat Vino, dulu, setiap ada film terbaru di bioskop, ia pasti semangat sekali mengajakku nonton.
Dia penggemar film. sangat menyukai film. Bahkan, seandainya dia disuruh memilih antara Aku dan Film, aku yakin ia akan memilih pilihan terakhir.
Bahkan, Vino lebih memilih perempuan lain daripada Aku.
"Ra, lo ngelamun." kata Nanda, "Ngomong-ngomong, ada cowok yang dari tadi ngeliatin lo."
"Ha? siapa?" Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari-cari cowok yang di maksud Nanda, namun Nanda malah menggeplak kepalaku
"Geblek. Jangan lo cari dong. Nanti tuh cowok tau, kalo gue ngasih tau lo."
"Yaudah, gapapa siiih."
"Kalau dia penjahat gimana? kan bisa bahaya kalo lo di apa -- Anjir, anjir. Dia kesini!" Nanda mulai panik, aku pun berusaha setenang mungkin, walaupun sebenarnya takut, Aku pun sudah menyiapkan rencana, seandainya Cowok itu berani menyentuhku, aku akan mengeluarkan jurus karate sabuk putih yang ku pelajari waktu SD.
Namun, detik berikutnya aku dikejutkan dengan suara yang sedikit familiar, dan wajah yang baru kulihat beberapa hari yang lalu.
"Lo, Si Manis kan?"
\\\
Halo!!
Maaf ya, minggu kemarin ga sempet update. Hehe'-'v
Maaf juga, kalo chapter ini sangat membosankan wkwk.
Makasih ya udah baca! dan jangan lupa vote dan comment:3;3
-R
(22/11/2015)

KAMU SEDANG MEMBACA
To Forget Brokenheart [SLOW UPDATE]
Fiksi RemajaWhen a heartbroken girl, need someone to cure her. Copyright © 2015 xtrizzlex