Chapter 11 [Home Alone]

106 11 3
                                    

Emma Steinfeld

Aku terbangun di dalam kamarku. Kuakui, kemarin adalah hari terbaik dalam hidupku. Semua teman teman ku datang. Aku melihat ponselku, sekarang sudah jam 7 lewat 50 menit. Lantas aku mengambil handuk, dan berjalan menuju kamar mandi.

Aku membuka iPhone ku, mengecheck instagram. Lalu mempost foto ku kemarin bersama the boys dan Camilla. Tak lama setelah itu, likers fotoku sudah mencapai 30,000 dan followers ku yang tadinya hanya 386 menjadi 50k. Wow! Keren juga ya.

Ada juga yang mempost fotoku, dan men tag aku, Louis, Camilla, dan the boys yang lain. Aku pun hanya iseng men stalk instagram Louis. Ternyata ia merepost fotoku, dengan caption
@Louist91 : So siiiiiiiiiick guys, thanks !!

Lantas aku comment di postannya itu.
@emmxsfeld : Wah, cantik sekali yang memegang cameranya *smirk*

Aku pun menutup instagramku, lalu berjalan kedapur. Didapur, aku membuka kulkas untuk mencari bahan makanan yang bisa aku gunakan untuk dimasak.

Setelah aku buka kulkas, boom! Kulkasku kosong, hanya ada minuman berwarna orange yang menarik perhatianku. Lantas, aku mengambilnya lalu berjalan ke ruang Tv.

Aku membuka minuman berwarna itu. Meneguknya. Rasa jeruk, lumayan bisa untuk menahan laparku. Aku meneguknya terlalu cepat, hingga tak terasa sudah meneguk tetesan terakhir.

Aku membuangnya botolnya ke kotak sampah, lalu berjalan lagi kedapur mencari biskuit atau apapun yang bisa dimakan.

Aku berjalan mengelilingi dapur, tapi tidak menemukan apapun. Baiklah, aku akan menelpon Camilla.

'Yo wazzap, Emm. Ada apa?'

'Uh, Cam. Bisakah kau keapartement ku? Aku sendirian.. Bosan, lapar'

'Hmm, tidak bisa Emm. Aku harus menjaga adikku lagi. Karena ibu dan ayahku mendapat rapat penting yang mendadak. Terus katanya kalau mau nyewa pengasuh, pengasuhnya akan tiba nanti sore.. Maaf ya..'

'Oh, baiklah.. Tidak apa apa.. Sampai jumpa, Cam'

'Bye Emm'

Huftt.. Camilla tidak bisa menemaniku hari ini.

Urghh.. Perut ku sakit sekali. Lantas aku berlari ke toilet dikamarku. Lalu aku buang air besar. Setelah 20 menit kemudian, aku keluar. Masih ada rasa nyeri di perutku. Aku pun mengambil obat di kotak P3K yang tertempel dekat pintu masuk.

Aku mengambilnya, lalu meminumnya. Itu mampu membuat rasa sakit diperutku tertahan. Aku berjalan menuju sofa, berharap ada seseorang yang bersedia menemaniku disini. Aku bosan.. Tolong siapapun temani aku disini..

Aku menggonta-ganti tayangan di Tv ku. Aku menemukan saluran yang bagus. Tetapi, beberapa menit kemudian. Perutku bergetar tanda kelaparan. Melihat sekarang sudah jam 9. Aku pun mengambil jaket, iPhone, tas, dan dompetku. Lalu keluar membeli bahan makanan.

Untung saja supermarket tidak terlalu jauh dari apartementku. Aku pun memasuki supermarket ini dengan perlahan. Membuka iPhone, mencari resep makanan yang akan kubuat nanti.

Berdiri sebentar di depan pintu geser ini. Setelah menemukan yang menurutku enak, aku memetikkan jari lalu berjalan masuk.

Aku mencari resepnya, yaitu :

1. 3  tablespoons cornstarch, divided
2. 1/2 cup water, plus
3. 2 tablespoons water, divided
4. 1/2 teaspoon garlic powder
5. 1lb boneless round steak or 1 lb charcoal chuck steak, cut into thin 3-inch strips
6. 2 tablespoons vegetable oil, divided
7. 4 cups broccoli florets
8. 1 small onion, cut into wedges
9. 1/3 cup reduced sodium soy sauce
10. 2 tablespoons brown sugar
11. 1 teaspoon ground ginger
12. Hot coocked rice

Baiklah, aku mencari bahan bahan tersebut. Setelah berkeliling supermarket yang besar ini sebanyak 3 kali, akhirnya semua bahan tersebut terkumpul juga. Sungguh awal yang melelahkan. Sekarang sudah jam 10 lewat 20 menit.

Aku pun membawa semua bahan bahan ini ke kasir. Duh!! Aku harus mengantri. Kenapa di dunia ini ada yang namanya mengantri?? Ehem, lupakan. Intinya, aku benci mengantri. Kau tahu kenapa? Karena itu membosankan.

'Permisi' seseorang memegang pundakku. Ia seorang anak yang terlihat lebih muda dari diriku, dengan rambut coklat sepanjang setengah badannya. Aku melihat wajahnya lalu tersenyum.

'Ya, ada apa?'

'Apa kau Emma Steinfeld?' tanyanya pelan. Aku tersenyum, lalu mengangguk.

'Iya, kau benar. Namamu?' tanyaku balik. Ia tertawa.

'Haha, aku suka dirimu. Namaku Elizabeth Caitlin' jawabnya. Aku mengangguk.

'Nama yang bagus, Eli'

'Boleh aku minta foto bersama mu?' tanyanya sambil mengeluarkan ponselnya.

'Oke' jawabku singkat. Kami berfoto banyak sekali, hingga akhirnya ia pamit pergi.

***

Aku kembali ke apartement, dengan dua buah kantung belanja yang besar di kedua tanganku. Ya, persediaan makanan untuk sebulan.

Aku langsung mengambil bahan bahan tadi, lalu memasaknya. Tak lama kemudian, jadilah makanan yang sering disebut dengan "Beef and Broccoli Stir-Fry" ala Emma.

Aku memakan nya dengan senang hati. Sunggu enak masakkan ku. Padahal dulu di Norwegia, aku jarang sekali masak yang enak enak seperti ini.

Setelah selesai makan, aku kembali kekamarku. Menggonta ganti Tv, seperti biasa. Hey, sakit perutku tiba tiba hilang batinku.

***

Aku terbangun, dengan keadaan yang sangat gelap. Aku dimana Ya Tuhan. Aku melihat sekeliling. Tidak ada apapun yang ada disekitarku. Aku duduk di atas benda yang keras, tapi tidak tahu namanya.

Aku mencoba untuk berdiri, mencari dataran lainnya. Oh Tuhan, bantu aku. Aku tidak bisa seperti ini. Aku terus berjalan sambil meraba raba daerah yang ada di sekitarku.

Aku tidak bisa mengingat apapun yang aku jalani hari ini. Bahkan aku tidak tahu aku sedang berada dimana saat ini.

Ah, iPhone ku. Lantas aku kembali ketempat tadi. Mencari iPhone ku. Hanya itu satu satunya harapan.

Setelah sekian lama aku meraba raba sekitar, aku tidak menemukan apapun. Oh Tuhan, tolong bantu aku.

Aku ada dimana? Kemana perginya pengelihatanku yang tadinya segar bugar, dan sekarang hilang begitu saja?

Aku terus meraba raba sekitarku. Aha! Aku menemukan dataran yang datar, dingin. Aku yakin ini adalah dinding. Mencari pintu.

Aku pun terus mengikuti arah perginya dinding ini. Tiba tiba ada sesuatu yang keras menempel pada dinding ini.

Karena aku penasaran. Aku pun memencet benda nan keras tadi. Dan ternyata setelah aku pencet benda itu.

.

.

.

.

.

Lampu di kamar ku pun menyala..

****

Haii, lama tak jumpa haha

akhirnya update yak muah muah..

maap keun pendek yaw ;)

vote

+

comment

:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your sweet lips[L.T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang