Emma Steinfeld
Aku terbangun, dan melihat sekeliling. Lalu mengambil iPhone ku, jam 8. Dan aku berada dikamarku. Aku mengingat kejadian kemarin. Tertidur di sofa, dan sekarang berada di ranjang.
Kemarin menonton bersama Louis, dan sekarang tidak ada. Mungkin ia sudah pulang. Hmm, entahlah.
Aku kembali berguling sambil menggeliat di ranjang empukku ini. Mengumpulkan nyawaku, lalu berjalan menuju kamar mandi. Namun selama aku mandi, perutku berbunyi.
Mengelus perutku sebentar, lalu keluar kamar. Dan memakai bajuku. Setelah itu, beranjak keluar kamar. Diluar, aku menemukan Louis yang sedang tertidur.
Aku duduk di lantai, disamping sofa yang ada Louistertidur pulas. Aku mengamati wajah polosnya. Mengambil ponselku, dan mengambil gambarnya.
Sesudah itu, aku kembali menatapnya. Sekitar 2 menit kemudian, ia membuka matanya.
'Selamat pagi, Tuan Tomlinson' sapaku sambil tersenyum. Ia membalas senyumanku.
'Selamat pagi juga, Nona Tomlinson' ucapnya genit. Aku memukul lengannya pelan.
'Aku masih Steinfeld, Lou' ucapku. Ia pun merubah posisinya menjadi duduk.
'Aku tidak tanya' ucapnya cuek. Aku berdiri lalu duduk disampingnya. Saat ia ingin meletakkan tangannya di leherku, aku berdiri.
'Oh ayolah, Emm. Apa kau marah?' tanyanya. Aku tetap berjalan.
'Tidak, siapa juga yang marah?' tanyaku balik.
'Lalu kenapa kau meninggalkan ku?' tanyanya lagi.
'Aku lapar. Kau mau makan juga?' tawarku. Ia mengangguk.
Sekitar 25 menit kemudian, aku kembali membawa dua buah piring Pasta dengan tomato cream.
'Louis, duduklah di meja makan!' teriak ku padanya, tidak mengalihkan pandangan karena aku sedang memberikan sentuhan terakhir untuk pasta ini.
Saat aku berbalik, aku menemukan Louis yang sudah duduk rapi. Aku tertawa kecil melihatnya. Ia melipat tangan didepan, diatas meja. Seperti anak kelas satu, dipilih yang paling rapi untuk pulang duluan . Haha..
Lalu aku meletakkan piring ini kedepan tubuhnya.
'Ini dia.. Makanan untuk raja hutan yang sedang kelaparan' ucapku sambil tersenyum, lalu duduk dihadapannya. Ia tersenyum.
'Terima kasih, Emm. Ini pasti lezat' pujinya. Aku tertawa kecil.
'Hanya Lezat saja? Tidak lebih?' tuntutku padanya. Ia menggeleng.
'Baiklah' ucapku lalu memasukkan pasta ini kedalam mulutku. Begitupun dengannya. Ia yang tadi mengunyah, langsung membulatkan matanya.
'Ada apa Lou? Kurang lezat? Ah, masa sih?' godaku padanya. Ia melihatku frustasi.
'Kurang ajar, Emm! Aku lupa! Hari ini aku ada rekaman' ucapnya sambil memukul meja dengan gempalan tangannya pelan. Aku mendengus. Lalu ia tertawa.
'Ini sungguh enak, Emm. Sumpah demi apapun. Pintar sekali kau masak. Coba saja jika ada Liam, Zayn, Niall, dan Harry disini. Mereka akan menjadi saksi!!!' ucapnya bersemangat dengan mengangkat garpu yang ditangannya keatas. Dan semangatnya itu memaksa bibirku untuk tersenyum.
'Kalau begitu, telpon saja mereka. Suruh mereka kesini' tawarku. Seketika ia menatapku cepat.
'Jangan, Emm. Kumohon jangan' pintanya. Aku menautkan kedua alisku.
'Kenapa memangnya, Lou?' tanyaku. Ia menoleh ke arahku.
'Nanti.. Persediaan makanmu, dihabiskan oleh si perut elastis itu' ucapnya dramatis. Aku tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your sweet lips[L.T]
FanficSeorang gadis yang pergi ke London untuk melanjutkan pendidikannya. Ia hanya gadis sederhana, tidak terlalu mewah, dan ia juga memiliki trauma dengan yang namanya cinta. Dan disaat ia bertemu teman baru, ia juga menemukan seorang laki-laki. Gadis in...