Kotoko terbangun dari tidurnya. Dan yang pertama ia lihat adalah suaminya yang tampan,Irie Naoki. Kotoko menatap muka Naoki yang sedang tertidur lelap. Mata,hidung,mulut sampai rambut dilihat kotoko dengan perlahan sambil tersenyum.
Tanpa Kotoko sadari,Naoki terbangun dari tidurnya. Naoki sudah tidak aneh jika melihat wajah Kotoko yang sedang melihat kearahnya.
'Ohayou'
'Ohayou,Kotoko'
'Eh...mmm... Ohayou irie-kun' jawab Kotoko dengan gelagapan karna kaget.
'Ada apa denganmu? Selalu saja melamun huh...' seperti biasanya,Naoki bersikap dingin.
'Eh...ano..gomen irie-kun,aku tadi memperhatikan wajahmu dan tanpa aku sadari kau terbangun hehe..' Kata Kotoko dengan wajahnya yang tersenyum polos.
'Sudahlah,sana kau mandi duluan. Aku akan menyiapkan sarapan untuk kita' Naoki beranjak dari tempat tidur.
'Masa kau yang menyiapkan sarapan? Harusnya aku yang membuatkan sarapan,aku ini kan sudah menjadi seorang istri'
'Baiklah kalau begitu' Naoki pun bergegas untuk mandi.
Sebenarnya Kotoko tidak bisa memasak,tetapi ia ingin menunjukan kepada suaminya jika ia sudah bisa memasak. Kotoko mengambil beberapa butir telur untuk digoreng.
'Irie-kun.....Tolong Irie-kun....' Kotoko berteriak ketakutan.
'Ada apa Kotoko?!' Naoki berlari menuju Kotoko.
'Telur nya hangus Irie-kun'
'Sudah kuduga kau belum bisa memasak,dasar kau ini. Ya sudah biar aku saja yang memasak.
Akhirnya,Naoki yang membuat sarapan. Kotoko hanya duduk sambil menunduk akibat ulahnya tadi. Ia merasa belum berhasil menjadi seorang istri. Tak lama,makanan pun sudah matang Naoki dan Kotoko makan bersama. Namun,suasana menjadi canggung.
'Sudah jangan bersedih,seharusnya aku saja yang membuat sarapan' akhirnya Naoki memecah suasana yang canggung.
'Maaf Irie-kun,seharusnya aku bisa memasak masakan yang mudah seperti itu. Tapi mungkin aku terlalu bodoh sehingga makanannya hangus'
'Kau memang bodoh.' Kata Naoki dengan mukannya yang dingin.
'Irie-kun jahat...'
'Tapi,sehabis pulang kerja nanti aku akan mengajarimu memasak'
'Irie-kun...'
Setelah sarapan,Naoki pergi bekerja. Sedangkan Kotoko hanya melihat suaminya yang pergi bekerja.
-----------------------------------------------------------
