5. 1st Anniversary (18+)

2.6K 64 0
                                    

ANTON POV

Hari berlalu, begitu pula dengan Rama yang entah dimulai sejak kapan. Tapi sejak hari itu kami selalu bersama-sama kemana-mana, bersama melakukan berbagai hal. Aku bahagia seperti ini, aku merasa diperhatikan dan terlebih lagi aku merasa hidup saat aku berada di sampingnya. Senyumnya dan tatapan matanya benar-benar membuatku tak mau kehilangan dirinya.

Kebetulan hari ini sudah tepat setahun setelah dia mengutarakan perasaannya padaku di kelas saat itu dan Rama bilang sepulang sekolah dia ingin mengajakku dinner atau apalah itu. Aku bisa apa selain menurut saja padanya?

Tak sadar ternyata aku melamun hingga bel pelajaran terakhir telah usai dan hampir seluruh murid di kelasku sudah menghilang entah kemana, menyisakan beberapa siswa yang masih di kelas sambil membereskan buku dan membersihkan kelas.

Lamunanku buyar dan segera aku bereskan bukuku di meja dan mengemasnya kedalam tas, lalu aku beranjak pergi menuju gerbang sekolah. Seperti biasa, Rama telah menantiku disana dengan sepeda tuanya. Aku menghampirinya dengan tersenyum. Aku benar-benar patut untuk bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikanku satu orang kekasih yang baik hati seperti Rama.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" Tanya Rama heran.

"Tidak, aku hanya-"

"Kau bangga kan memiliki kekasih seperti aku? Hahaha" Dia berbisik ke telingaku lalu tertawa.

"Iya, aku mencintaimu Ram." Kembali kubisikkan kata-kata itu di telinganya.

Rama tersenyum lebar, lalu dia naik ke atas sepedanya seraya menyuruhku naik ke atas sepedanya. Lalu Rama mulai mengayuh sepedanya menuju rumahku.

Xxx

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Sesuai janji aku akan makan malam bersama Rama malam ini pukul tujuh. Aku bangkit dari kasurku lalu setengah berlari menuju kamar mandi.

Kuusapkan sabunku ke tubuhku sambil membayangkan apa yang akan Rama berikan padaku kali ini, kejutan apa lagi yang akan dia lakukan untuk menghiburku. Aku senyum-senyum sendiri. Dasar lelaki satu itu benar-benar membuatku jatuh hati padanya.

Tak butuh waktu lama mungkin setengah jam kemudian aku sudah siap dengan berpakaian rapi namun juga casual. Sesaat aku melangkahkan kakiku keluar dari kamar, terdengar suara sayup-sayup klakson sepeda motor dari depan rumahku.

Siapa orang kurang kerjaan itu? Kuintip dari jendela dan ternyata dia Rama. Darimana dia mendapatkan sepeda motor itu? Kemana sepeda bututnya yang biasa dia pakai?

Aku berpamitan pada Ibu lalu aku menghampiri Rama di luar.

"Hei, kau suka tidak?" Ujar Rama.

"Kau dapat darimana motor ini?"

"Sebenarnya aku hanya meminjam milik pamanku. Sudah cepatlah naik."

Aku mengangguk lalu memakai helm yang disodorkan Rama padaku lalu naik ke bagian belakang motor itu. Rama menancap gas dan kami mulai berjalan, aku belum tahu kemana dia akan membawaku. Biasanya kami hanya makan di warung pinggir jalan, tapi kalaupun iya itu tidak mungkin karena arah warung makan bukan jalur yang kami lewati saat ini.

Rama menghentikan motornya tiba-tiba. Kami sudah berada di depan sebuah café atau restaurant atau rumah makan, terserah kau menyebutnya apa. Dia memarkir motornya dan menggandeng tanganku masuk ke dalam tempat itu.

Kami disambut dengan dua orang pelayan yang membukakan pintu, lalu salah satu dari mereka membantu kami untuk menemukan meja kami yang memang sudah dipesan oleh Rama sebelumnya.

Masa lalunya.Where stories live. Discover now