part 17

39 3 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir dimas menjalankan ujian. Lelaki itu tersenyum senang ketika keluar dari kelasnya. Beberapa teman teman nya menghembuskan nafas lega karena telah berhasil mengakhiri dengan baik.

Di sisi lain, seorang gadis sedang berada di taman pemakaman. Gadis itu duduk bersimpu sambil menaburkan bunga bunga di atas pusaran pemakaman ayahnya.

****

Dimas berlari kecil menuju rumah gadis yang dia cintai. Saat sampai di depan pintu, dia memencet bel rumah berkali kali sampai akhirnya muncul lah seorang lelaki dengan pakaian rapinya. Dimas mengerutkan dahi bingung melihat seorang lelaki di hadapannya.

" cari siapa? " lelaki itu berkata dengan suara bass nya. Dimas yang tersadar akan lamunannya pun menjawab.

" anyn " ucap dimas terdengar tajam.

Lelaki itu kembali masuk kedalam rumahnya tanpa mempersilahkan dimas masuk. Dimas yang melihat langsung menatap punggung lelaki itu dengan jengkel. Memangnya siapa sih dia, pikirnya.

Dimas menyandarkan punggung di salah satu tembok rumah anyn. Lelaki itu merasa bosan. Dia merasa di acuhkan oleh lelaki itu. Dengan sebal, dimas kembali memencet bel rumah berkali kali. Saat dimas ingin memaki, muncul lah seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah alika, bunda anyn.

" eh dimas, kenapa nggak masuk? " tanya bunda sambil melirik isi rumahnya.

Dimas yang melihat alika langsung tersenyum kikuk. Untung gue masih bisa ngontrol, batinnya.

" anyn nya ada tante? " tanya dimas mengikuti bunda anyn.

alika tidak menjawab pertanyaan dimas, wanita itu lebih memilih untuk mempersilahkan dimas untuk duduk.

" eh elo lagi. Gue kira uda pulang " ucap seseorang muncul dari arah dapur. Lelaki itu lagi. Lelaki itu menatap dimas dengan pandangan mengintimidasi.

" dzaky temenin dimas dulu ya. Bunda mau ke rumah sebelah " ucap bunda meninggalkan mereka.

Seketika suasana nampak menegang. Dzaky dengan gaya nya yang santai namun terkesan dingin. Dan dimas dengan tangannya yang mengepal menahan emosi. sejak dari tadi di antara keduanya tidak ada satu pun yang membuka suara.

Suara kerasnya pintu membuat dua lelaki itu menoleh ke arah luar.

" assalamualaikum " teriak bintang dengan kerasnya.

" dari mana aja jam segini baru pulang? " tanya dzaky melipat kedua tangannya di dada.

" eh kak dzaky, kapan lo dateng? " tanya bintang meninju lengan dzaky pelan.

Dimas POV

Sejak tante alika keluar, gue maupun dzaky belum mengeluarkan satu kata pun. Dzaky yang gayanya terkesan santai dan gue yang sedang menahan emosi.

Tiba tiba suara kerasnya pintu membuat gue dan dan dzaky menoleh ke sumber suara.

" assalamualaikum " teriak bintang dengan kerasnya. Oh ternyata bintang.

" dari mana aja jam segini baru pulang? " tanya dzaky melipat kedua tangannya di dada.

" eh kak dzaky, kapan lo dateng? " tanya bintang meninju lengan dzaky pelan.

Oke fine. Gue ngerasa banget dianggurin. Lagian si dzaky itu siapa sih? Gue curiga. Lagaknya sok sokan yang punya rumah. Gue yang notabene nya pacar pemilik rumah aja biasa aja gak menyombongkan diri. Lah dia?

" wee kak dimas. Nyari kak anyn? " tanya bintang mengagetkanku. Aku menoleh ke arah bintang sambil mengangguk.

" barusan gue nganter dia ke toko bunga. Kayanya dia mau ke rumah ayah deh " ucap bintang. Rumah ayah? Bukannya?

" oke gue duluan " ucapku pergi dari rumah anyn.

***

Anyn POV

Derasnya hujan membuat badanku menjadi basah. Aku masih dengan setia duduk mengahadap pusaran makam ayah. Dengan masih menangis aku bercerita tentang kehidupanku di dunia dengan ayah.

Dulu bila aku sedih hanya ayah yang bisa menghiburku.

" ayah, sekarang lagi hujan nih. Ayah bisa liat? Nih anyn lagi kehujanan hehe " ucap anyn masih menangis.

" ayah tahu nggak kalo anyn masih takut sama petir? Anyn harap sih hari ini nggak ada petir yah. Anyn takut " gue memandang makam ayah lekat lekat.

" yah, ayah tahu nggak kalo hujannya deres banget? Anyn kedinginan yah. Ayah nggak mau meluk anyn? " tanyaku sedikit menggigil.

Semakin lama hujan semakin deras membuat aku yang hanya memakai kaos merasa kedinginan.

Tiba tiba saja pelukan hangat mendarat di tubuhku. Aku memejamkan mataku sambil menikmati pelukan hangat seseorang. Apa ini pelukan ayah?

" lo ngapain masih disini? Ini hujan nya deres nyn, kalo lo sakit gimana? " ucap seseorang memelukku lebih erat.

Mendengar suara bass nya membuatku tersadar. Aku membuka mataku perlahan, lalu mendongakkan kepalaku menatap seseorang yang sedang memelukku. Dimas?

" ayo kita pulang " ajak dimas merenggangkan pelukannya. Aku menatap dimas sendu.

" gue nggak mau lo sakit lagi. Gue uda selesai ujian nyn. Gue bela belain nggak pulang demi ketemu sama lo. Lihat gue masih pake seragam " jelas dimas menggenggam tanganku.

Aku menatap dimas lama sampai akhirnya aku setuju dengan ajakannya.

******

Haihai aku kembali wkwk sorry lama nggak update, lagi buntu. Sorry kalo part nya semakin lama semakin nggak jelas. Tapi bagaimanapun juga ini sebuah karya imajinasiku wkwk. Oke maaf juga kalo cuma sedikit. Jangan lupa vote and comment yah thanks!!

I WON'T GIVE UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang