part 15

41 3 10
                                    

Akhir akhir ini, sudah beberapa kali aku merasakannya lagi. Dia muncul lagi. Aku sangat membencinya. Dia yang sudah membuatku menangis setiap saat. Memang kenyataannya belum tentu perkiraanku benar. tetapi ada kemungkinan besar kalau itu memang benar adanya.

" kok lo lesu? " tanya seorang lelaki menepuk pundakku membuatku tersadar akan pikiranku. Dika. Aku menggeleng lesu dan menatapnya datar.

" lo kenapa? Nggak biasanya bukannya lo bilang ke gue sekarang hari hari lo lebih berwarna soalnya ada dimas? " goda dika membuatku aku menyikut perutnya. Sembarangan kalo ngomong! Gue gak sealay itu please!!

" gue nggak pernah ya jadi alay kaya gitu!!! " ucapku sambil melotot.

" hahahaha lo lucu " ucap dika mencubit kedua pipiku. " gue gak heran kenapa dimas cinta banget sama lo. Bahkan gue juga "

Dia bilang apa barusan??

" lo kalo ngomong jangan setengah setengah " seulas senyuman terlihat di wajahnya.

" gue cinta sama lo " whaaat???

" lo pasti kaget. Haha tapi biasa aja sih wajah lo! Ekspresi yang terlalu lebay! " ucap dika tertawa. Dika bercanda kali ya?

" gue seriusan! Gue bener bener cinta sama lo! Awalnya gue emang gak tertarik sama lo. Bahkan gue heran kenapa dimas suka banget curhat ke gue tentang lo. Yang katanya lo unyu lah, apalah. Gue gak percaya sama dimas. Sampai akhirnya gue baru sadar kalo sifat lo yang ngebuat gue jatuh cinta sama lo " ucap dika tersenyum sendu.

" gu-gue nggak ngerti harus gimana "

" santai aja. Awalnya gue emang nggak bisa nerima lo jadian sama dimas. Tapi gue udah pernah bilang ke lo kalo cinta bertepuk sebelah tangan gak selalu miris. Gue bahagia kalo ngeliat lo bahagia " ucap dika membuat aku memeluknya.

" gue jahaaaat " ucapku menangis. Aku baru sadar akan semuanya. Jadi ini yang membuat mereka selalu bertengkar? Aku jadi merasa aku adalah orang paling jahat.

" its okay princess. Asal lo bahagia gue bahagia. Lo harus percaya kalo dimas bener bener cinta mati sama lo! Haha dan kalo dia ngejahatin lo, lo juga harus bilang ke gue " ucap dika mengelus-elus rambutku. Aku mengangguk sambil menghapus air mataku.

" gue percaya lo bisa nemuin yang lebih baik dari gue "

" pastinya! Ish apaan sih kok jadi melo gini! Geli gue " ucap dika tertawa membuatku ikut tertawa.

" gue mau nanya lo baik baik aja kan tapi sama dimas? "

aku berhenti tertawa dan menatapnya bingung. Emang kelihatan gimana?

" gue baik baik aja "

" akhir akhir ini gue ngelihat lo rada aneh. Nggak kaya biasanya "

Please, gue harap dia nggak tahu. Ups! Gue lupa dika kan orang nya pekaan banget. Aku menatap dika harap harap cemas.

" lo aneh. Lo lebih sering ngelamun. Lo lebih sering tiduran dikelas. Lo lebih sering ijin keluar kelas buat ehem batuk? " tanya dika ragu.

Dika memang benar. Aku sedikit berubah. Ini semua karena dia datang lagi membawa kesedihan.

" gue baik baik aja. Mungkin gue kecapekan. Dan lo tahu kan minggu minggu kemarin gue sakit batuk jadi ya gue kaya proses penyembuhan gitu " ucapku meyakinkan. Dika menatap ku dalam. Sepertinya aku memang tidak pandai acting.

" hahaha lo emang lebay! Sakit batuk aja sok sokan proses penyembuhan " ucap dika tertawa. Aku lega. Kali ini, terima kasih karena dia tidak peka.

****

" hai selamat soree cantik " ucap dimas menyapa. Aku tersenyum melihatnya.

" om minta maaf ya? Om jarang main sama kamu hehe. Hari ini om lagi bawa tante cantik nih. Kenalin dia pacar om. Coba kamu lihat deh dia nggemesin banget kaya kamu " bisik dimas sesekali melirikku. Aku tersenyum ragu menatap pusaran makam di hadapanku.

Ya, sore ini aku dan dimas berkunjung ke makam ava, ponakan dimas yang sudah tiada. Dimas sudah berjanji membawa ku bertemu dengan ava. Dan disinilah aku sekarang.

" h-h-hai hehe kenalin aku anyn " sapa ku terbata bata. Dimas melirikku sambil tersenyum.

" tante nya cantik kan? Tapi sayang banget dia gugup ketemu sama kamu haha " dimas tertawa keras membuatku memukul lengannya. Yang benar saja! Dia kira ini lapangan sekolah?

" maaf, dia memang om yang sangat nggak SOPAN " ucapku menekankan kata sopan. Dimas berhenti tertawa dan menatap ku sebal.

" kamu tahu? Sebenarnya aku pengen banget ketemu sama kamu. Pasti sekarang kamu menjadi gadis lugu yang sangat cantik "

" dia memang cantik. Ava! Kamu doain om ya habis gini om mau unas. Doain om biar sukses ya, biar om bisa nikah sama tante cantik " ucap dimas mengedipkan satu matanya kearahku. Ewh.

" ganjen " cibirku pelan. Sakit. Kenapa disaat seperti ini dia kembali. Tidak mungkin aku menunjukan nya di depan dimas dan ava. Aku harus menahan dengan kuat. Pelan pelan aku menahan sakit yang mencengkram di bagian dada ku. Aku menarik ujung bajuku sekuat tenaga untuk membantu menghilangkan rasa nyerinya.

" ya kan nyn " ucap dimas menoleh kearahku. Aku sudah tidak kuat!!!

" nyn!!! Lo kenapaa??? " teriak dimas ketika menyadari keadaanku. Aku harus kuat.

" nyn? Jangan nangis. Lo kenapa? " tanya dimas menghapus air mataku dengan tatapan khawatirnya.

" gue cuma kecapekan dim, gue mau pulang duluan ya " ucapku mencoba tersenyum. Dimas menggeleng, lalu meraih tanganku.

" kita pulang sekarang!! " serunya membantuku berjalan ke mobil.

******

Syalalalala halo guys! Tetep stay ya meskipun cerita nya gak jelas buangeet. Vote dan comment ditunggu ;;) thanks so muchh!!!

I WON'T GIVE UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang