7. Obrolan Sebelum Tidur

17.8K 2.8K 133
                                    

Malam itu, aku baru terpikir akan satu hal.

Apa Draco Malfoy benar-benar mendukungku dengan perkataannya tadi?

Apa dia benar-benar berkata Ron bodoh untukku?

Sepertinya berlebihan. Aku segera sadar. Bukankah Draco memang sering mengatai orang-orang bodoh sesuka hatinya? Jadi yah, tidak heran.

Tapi entah mengapa, bahkan setelah aku sadar bahwa Draco mungkin hanya mengutarakan isi pikirannya—tidak lebih dan tidak kurang—aku tidak bisa tidak tersenyum.

Ini sinting. Ah, sial. Aku sinting.

Ya, ya, aku tahu aku sudah mengatai diriku sinting, tapi aku tetap tidak bisa berhenti bersikap sinting.

Ah, sekali-sekali tidak apa-apa, bukan?

Aku memutar posisi tubuhku, sehingga sekarang aku menatap Ginny. Cewek itu memejamkan matanya. Kukira dia tertidur, sampai akhirnya ia berkata, "Kau tadi ke mana saja, Hermione?" Ia membuka matanya.

Aku mengangkat bahuku. "Hanya berkeliling."

"Bersama Malfoy?"

Aku memelotot.

Ginny menghela napas. "Sudah kuduga."

"Aku tidak berkeliling bersama Malfoy. Aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya." Aku membela diriku. "Omong-omong, dari mana kau tahu? Apa kau membuntutiku?"

"Tentu saja tidak," balas Ginny. "Aku sudah tahu cerita Draco menginap di rumahmu—dari Harry, ya. Dan ketika kau tidak ada di meja, aku langsung mencari Draco, dia juga tidak ada. Kupikir kalian memang berkencan."

Aku nyaris tersedak—aku juga tidak tahu aku nyaris tersedak apa. Hanya saja, rasanya aku benar-benar nyaris tersedak.

"Aku tidak berkencan dengannya, Ginny," sahutku sambil menjaga agar suaraku tetap pelan. "Apa Harry tidak menjelaskan bagian itu?"

"Harry tidak menjelaskan apa-apa soal itu," katanya.

Sial.

Aku mendengus sebal. "Pokoknya, aku tidak berkencan dengan Draco Malfoy. Titik."

"Kalau begitu, apa yang kalian lakukan tadi?" Anehnya, Ginny tersenyum jail.

Aku memelotot. Aku tahu apa yang ada di pikiran Ginny.

"Kami tidak berkencan." Lagi-lagi aku mengulangi. "Aku tidak sengaja bertemu dengannya di koridor, lalu kami mengobrol sebentar—tidak dengan hangat, kalau-kalau harus kutambahkan—kemudian aku pergi."

Ginny mengerutkan alisnya. "Apa kau menyukainya?"

Aku bisa merasakan wajahku memerah. Sial. Kapan wajahku bisa diajak bekerja sama? Kuharap, Ginny tidak dapat melihat perubahan rona wajahku karena cahaya yang remang-remang di ruangan ini.

"Tidak," balasku. Kupikir aku mendengar suaraku terdengar meyakinkan.

"Oh?" Ginny tidak terdengar percaya. "Kalau begitu, kau akan menyukainya."

Aku terdiam. Apa-apaan—

"Selamat malam, Hermione." Ginny tersenyum kemudian memejamkan matanya.

Aku menghela napas kemudian memejamkan mataku, bersiap-siap untuk tidur.

Tapi sesuatu yang tidak kusangka-sangka terjadi.

Sesuatu yang tidak kusangka-sangka ber-Apparate ke dalam kepalaku.

Seperti yang terjadi pada liburan musim panas.

Aku mendengar suara tawa Draco Malfoy di dalam kepalaku. Tapi kali ini, dengan tambahan wajah menyebalkannya.

Aku membuka mataku untuk menghilangkan bayangan itu dari dalam kepalaku. Namun saat aku menutup mataku lagi, tetap saja. Wajah itu tidak mau ber-Disapparate.

Oke, mungkin aku harus berhenti berpikir.

Tapi... bagaimana bisa?

Aku berpikir untuk berhenti berpikir. Ah, mungin Draco benar. Kukira aku genius.

Tunggu...

Apa aku baru saja memikirkan Draco lagi?

Sial.[]

Apparate [Dramione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang