Something Different

22 1 0
                                    

Ayra's POV

Suara berisik alarm membangunkanku dari mimpi indahku. Aku mematikan alarm dan berencana untuk kembali tidur, namun dering handphone ku menggagalkan semuanya. Siapa yang menelponku sepagi ini?

Menyandarkan tubuhku di headboard dan meraih handphone ku di nakas, senyumku mengembang begitu melihat caller id yang terpampang di layar handphone ku. Ethan.

Ternyata kejadian semalam benar-benar terjadi. Bukan mimpi.

"Halo, Ethan"

"Morning babe"

Aku tersenyum mendengar ucapannya.

"Morning too. Tumben nelfon pagi-pagi, kenapa?"

"Emang salah nelfon pacar sendiri pagi-pagi, hm?"

Sial. Dia menggodaku. Dan lebih sialnya lagi, itu berhasil.

"Ng-nggak juga sih"

"Kamu ada kelas hari ini?"

"Ada, kenapa?"

"Jam berapa?"

"Hmm... sekitar jam 9"

"Yaudah, aku jemput kamu jam setengah sembilan yaa"

"Nggak usah Than, aku bareng Darren aja"

"Tidak ada penolakan, babe"

"Well, okay then. Aku siap-siap dulu"

"Nah, gitu dong. Bye, babe. Love you"

"Bye, Ethan. Love you too"

Menaruh kembali handphone ku di nakas, aku tersenyum sendiri seperti orang gila. Aku masih tidak menyangka sekarang aku sudah menjadi pacarnya Ethan. Mendengar Ethan memanggilku babe tadi, aku melayang. Aku ingin balas memanggilnya babe juga, namun tadi aku terlalu gugup. Baiklah, mungkin mulai sekarang aku akan membiasakan diri untuk memanggilnya dengan sebutan itu.

Oh, dan sebaiknya aku cepat mandi jika tidak ingin Ethan melihat wajah bangun tidurku yang super jelek ini.


Aze's POV

Hell yeah. Hari ini aku ada kelas bersama dua sahabat idiot- ralat, satu sahabat idiot dan satu sahabat waras ku. Untungnya hari ini hanya ada satu kelas, yaitu kelas Sejarah bersama Mr. Tyson, yang sepertinya masih membahas materi tentang mitologi Yunani. Kelas ini adalah satu-satunya kelas yang aku sukai selama hidupku. Sedangkan bagi Ayra, mungkin kelas ini hanyalah satu dari sekian banyak kelas yang ia sukai. Typical anak rajin. Jangan tanya apakah Xyl menyukai kelas ini juga karena setiap kelas Mr. Tyson dimulai, dia lebih memilih untuk menyumpal telinganya dengan earphone atau bermain flappy bird-yaa meskipun sampai sekarang highscore nya tidak lebih dari 5- di handphone nya alih-alih memperhatikan penjelasan dari Mr. Tyson.

Selesai bersiap-siap, aku mengambil kunci mobil dan turun ke bawah.

"MA! AZE BERANGKAT YAA!" teriak ku sebelum masuk ke dalam mobil dan memanaskan mesinnya.

"HATI-HATI AZELLA!" Samar-samar aku mendengar teriakan Mama dari dalam rumah.

---Di Kampus---

Berjalan menyusuri koridor, terlihat Xyl dan Ayra sedang mengobrol di kejauhan. Terbesit di pikiranku sebuah ide untuk mengagetkan mereka, namun aku teringat saat aku gagal mengerjai Ayra, dan itu membuatku mengurungkan niatku.

When Friendship Becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang