Realise

519 58 86
                                    

" tolong kamu cetak ulang file data yang ada di folder flash disk ini, setelah itu tolong juga kamu antarkan beberapa berkas di map kuning yang ada dimeja saya keruangan Bu Nara". seorang perempuan yang tengah membereskan beberapa tumpukan berkas yang menumpuk dimejanya memerintah pada seorang gadis muda.

" oke bu, ada yang bisa saya bantu lagi ?". jawab gadis muda tersebut, ia dengan sigap menanggapi perintah dari sang atasan dengan segera ia melakukan intruksi tersebut.

" sudah itu saja, jangan lupa antarkan berkas yang di map kuning, ingat kuning bukan yang lain". Sang atasan mengulang kembali intruksinya agar gadis muda tersebut tidak salah menjalankan perintahnya.

Setelah mencetak beberapa file kemudian gadis tersebut menuju meja atasanya yang berada disebrang meja kerjanya, ia mengambil map kuning yang berisi berkas, lalu ia menuju ruangan yang dimaksud yaitu ruangan Kinara Nataya Effendi atau biasa dipanggil oleh karyawan disana dengan Bu Nara, Sang Direktur pemasaran yang terkenal dengan keangkuhan serta menuntut para karyawan yang bekerja padanya untuk bersikap sesempurna mungkin dalam menjalan suatu tugas yang ditanggung jawabkan.

Alika Pov

Sudah tepat 3 bulan aku bekerja, oh salah namun lebih tepatnya aku magang disebuah perusahaan pertelevisian dikawasan Jakarta ini. Aku memutuskan untuk mengambil tawaran magang ini yang diberitahu oleh Arland kekasihku yang memang bekerja di perusahaan ini juga. Aku mendapatkan pekerjaan magang ini sedikit banyak karena bantuan dari pria yang sudah setahun ini aku pacari. Aku magang dibagian divisi pemasaran, memang bukan termasuk menjurus dengan jurusan yang aku ambil di kuliahku, aku kuliah mengambil peminatan ilmu komunikasi, namun bekerja dibidang pemasaran menjadi salah satu target tujuan awalku mengambil peminatan itu. Saat ini aku tengah menempuh pendidikan disebuah universitas dijakarta. Ketika aku mendapatkan libur yang cukup lumayan panjang aku gunakan kesempatan berharga itu dengan mengikuti magang ini, sambil menyelam minum air. Mengisi waktu luang dan juga sebagai tempat belajarku menuju dunia bekerja sesungguhnya.

Selama magang ditempat ini, Arland banyak membantuku, dari hal kecil seperti selalu menemuiku disela sela kesibukanya yang bekerja disini walaupun berbeda divisi denganku, lalu hal besarnya adalah ia yang selalu mensupportku ketika aku mendapatkan kesulitan karena pada awal aku magang ditempat ini begitu banyak hal yang masih sangat aku tidak ketahui seperti bagaimana mekanisme bekerja di perusahaan ini, dialah yang selalu menyemangatiku, aku beruntung sekali memiliki kekasih sepertinya, selain tampan ia juga baik hati.

Saat ini aku diberi tugas oleh Bu Friska untuk mengantarkan berkas yang berada di mejanya untuk diantarkan ke seseorang yang sangat penting. Ia adalah atasanku Bu Nara para seniorku memanggilnya. Berulang kali Bu Friska mengingatkanku untuk mengambil berkas yang benar sebelum diantarkan ke ruangan atasanku yang terkenal jahat dan galak seperti gossip yang beredar didivisi tempatku magang. Beberapa kali pula aku mengecek berkas map yang aku akan bawa keruang Bu Nara. setelah yakin dengan berkas map yang akan aku bawa, aku mantap mengantarkan Map tersebut.

Aku berjalan meninggalkan ruangan kerjaku, sesekali aku memberikan senyuman pada beberapa karyawan yang aku temui ketika menuju ruangan Bu Nara, ada yang membalas senyumanku, ada pula yang hanya menaikan sebelas alisnya tanpa membalas senyumanku, aku tidak ambil pusing setidaknya aku sudah bersikap ramah, kalaupun mereka tidak membalas keramahanku, semoga tuhan melembutkan hati mereka.

" Berkas map kuning". Aku kembali melihat berkas map kuning yang tengah aku pegang. Benar ini map kuning. Oke aku akan masuk kedalam, semoga tidak ada hal buruk. Sebelum masuk kedalam ruangan atasanku tersebut, aku mencari sosok sekertaris yang memang biasanya yang akan mengantarkan sesuatu yang akan diberikan kepada atasanya. Namun aku tidak menemukan siapapun diruangan ini. Meja dan bangku yang menjadi tempat sekertaris menjalankan tugasnya tampak kosong, tidak ada tumpukan berkas, tidak ada alat tulis yang tergeletak diatas meja kerja tersebut. aku berfikir sejenak, aku taruh dimeja sekertaris ini saja atau aku langsung mengantarkanya kedalam ruangan. Pilihan kedualah yang aku lakukan. Beberapa kali aku mengetuk pintunya, tidak ada jawaban dari seseorang didalamnya, aku ketuk sekali lagi.

I've Something MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang