Dark Passenger

570 69 67
                                    

Sudah beberapa hari Nara berada di Yogya bersama Val. Nara menghabiskan waktunya disana bersama adik kembarnya itu, dari hanya ikut bergabung dengan Val dan Bu Sonia di asrama melakukan kegiatan dengan para pegawai, menemani Val berkunjung ke desa tempat mahasiswa bimbingan, seperti saat ini, Val meminta Nara ikut bersamanya berkunjung kekelompok Jani.

" Kau ikut saja denganku kedesa, aku janji setelah kunjungan, aku akan menemanimu ke Malioboro". Val merayu Nara untuk ikut denganya berkunjung ke desa pada hari ini.

" Tidak mau, kemarin kamu membohongiku, bukanya kita ke Malioboro malah kamu mengajaku ke desa mahasiswa bimbinganmu yang lain, sejak kapan kamu jadi pandai berbohong". Nara menolak ajakan Val, ia kemudian pergi meninggalkan Val dikamar asrama yang sedang memasukan beberapa barang kedalam tas kecil yang biasa ia bawa pada saat berpergian.

Kinara Pov

Badanku berguncang kekanan dan kekiri terkadang membentur pintu mobil bahkan beberapa kali kepalaku terbentur kaca jendala mobil. Perutku lapar dan juga aku haus. Sejak pagi aku belum mengkonsumsi apapun. Ketika aku bangun tidur, berniat untuk membuat kopi kedapur asrama ditempat Val tinggal saat ini, namun belum sempat membuka pintu kamar asrama untuk menuju dapur, Val menarik rambutku, tidak sampai disitu ia memperlakukan kasar terhadapku, ia kemudian melempariku dengan handuk. Ia memintaku untuk ikut menemaninya ke desa mahasiswa bimbinganya. Aku tidak menjawab perkataanya, aku malah melempar balik handuk itu kepadanya. Ia terus merayuku, sampai pada akhirnya disinilah aku ikut bersamanya kedesa. Malas sekali sebenarnya, membayangkan ikut berkunjung menuju desa, lihat saja sudah beberapa kali badan dan juga kepalaku terbentur kaca jendela. Jalanan disini sungguh sangat parah, banyak lubang dan permukaan jalan tidak halus karena memang tidak diaspal tidak seperti dijalanan kota. Beruntung aku tinggal dikota tidak didesa terpencil seperti ini.

" Jangan cemberut saja, nikmatilah perjalananya, jarang-jarang kamu naik mobil dengan guncangan seperti ini kan". Val menyindirku ia tampak sangat senang sekali melihat tampangku yang nyaris ingin melemparinya dengan botol teh kosong yang sedari tadi aku pegang.

" jangan kau pegang terus botol kosong itu, nanti kalau ada warung dipinggir jalan kita berhenti". Val kembali menyindirku, ia tidak lagi sambil tersenyum seperti ucapanya yang tadi, namun aku dapat melihat supir yang membawa mobil ini dia Pak Siswoyolah yang tertawa melihat tingkahku. Aku segera membuka kaca jendela dan melempar botol kosong itu keluar dengan kasar.

" Jangan membuangnya sekencang itu, kamu bisa mengenai seseorang diluar sana". Lagi-lagi Val menyindirku. Tidak bosankah dia menyindirku, aku sudah ikut denganya saat ini kedesa saja sudah mendingan ditambah terus saja ia menyindirku, kalau saja aku tahu daerah disini aku malas ikut denganya.

Perjalanan terasa sangat lama sekali, sepertinya perjalanan kemarin tidak selama dan sejauh ini. Sebenarnya Val dan Pak Siswoyo akan membawaku kemana, jalanan ini seperti tidak ada ujungnya, yang aku lihat hanya hutan dan sesekali aku melihat persawahan yang terbentang luas. Aku memutuskan untuk memejamkan mataku, dalam kondisi kelaparan seperti ini siapapun akan cepat berubah menjadi monster yang galak dan juga sadis, aku tidak ingin membuang energiku hanya untuk menanggapi perbincangan antara Val dan Pak Siswoyo yang mungkin menurut mereka perbincangannya seru, seru dari mana, aku anggap perbincangan mereka membosankan.

" Mbak bangun". Aku merasa ada sebuah tangan menepuk pundak kiriku, aku menggeserkan tubuhku menjauh dari tepukan kasar itu.

" Mbak sudah sampai, bangun mbak". Tepukanya kini kembali aku rasakan. Samar-samar aku membuka mataku, aku menoleh dan melihat Pak Siswoyo tersenyum melihatku yang malas membuka mata, sinar matahari yang menyilaukan masuk mengenai pandanganku melalui sela-sela tubuh Pak Siswoyo yang menutupi sebagaian pintu mobil yang terbuka. Kemudian aku dengan lemas keluar dari mobil. Aku mencari sosok Val, aku tidak melihatnya, bahkan yang membangunkanku saja bukan dirinya namun Pak Siswoyo kemana Val.

I've Something MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang