Satu

8.7K 367 1
                                    

Author pov

Prilly bangun dari tidurnya, ketika matahari perlahan-lahan mengganggu tidur nyenyaknya. Dia mengerang, merasa malas merasakan badannya yang terasa remuk karena kemarin ia berkerja lembur.

Ya, sebagai seorang gadis yang hidup seorang diri, ia harus bisa belajar hidup mandiri. Resi memang sudah tak tinggal lagi bersamanya. Hal itu di karenakan usianya yang mulai menua dan kesehatannya yang sudah sangat buruk, sering sakit-sakitan. Akhirnya ia di pindahkan ke daerah pedesaan. Dimana ada villa peninggalan ayahnya, dulu. Kepindahan Resi di atur secara keras oleh Prilly, ia beralasan bahwa hidup di pedesaan akan lebih sehat karena udaranya yang masih sejuk, daripada harus tinggal di perkotaan yang banyak polusi dan juga berisik oleh suara kendaraan yang semakin padat.

Prilly duduk di ranjangnya sambil menggeliat, merasakan badannya yang akhir-akhir ini terasa pegal karena bekerja. Prilly melihat jam digital di nakas, di samping ranjangnya. Yang menunjukan pukul 06.15. Hari ini ia bekerja siang, karena kemarin ia lembur.

Prilly beranjak dari tidurnya. Ia berjalan ke arah wastafel yang ada di kamar mandi di kamarnya. Di atas wastafel terdapat sebuah cermin yang berupa lemari kecil. Ketika pintu yang berupa cermin lemari itu di buka maka akan terlihat beberapa palang yang berfungsi untuk menyimpan sesuatu.

Ketika Prilly membukanya, di dalamnya terdapat satu pasang pasta gigi beserta sikat gigi, ada cream wajah berwarna kulit, dan juga ada sebuah sabun muka berbentuk bulat. Ia mengambil cream muka itu lalu mengolesnya di wajahnya yang berkulit putih pucat. Wajahnya yang selalu bersinar itu kini terdapat beberapa kerutan yang menunjukan bahwa terjadi generasi kulit pada wajahnya.


Setelah menyelesaikan urusannya di dalam kamar mandi, Prilly keluar dari kamarnya. Rumahnya, yang masih sama dengan rumahnya dulu terasa sepi. Suasana ini menjadi teman di kala paginya.

Ia berjalan ke arah dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya. Saat sedang membuat bubur sederhana yang biasa ia makan saat sarapan, tiba-tiba Handphone nya berbunyi nyaring, membuatnya bergetar di atas meja. Prilly mengangkat Handphone nya itu, lalu melihat nama yang tertera di layarnya. Senyumnya langsung membuncah begitu melihat nama itu, Gritte.

["Hai..."] suara nyaring langsung terdengar, saat ia menempelkan Handphone nya di telinga. Membuatnya otomatis menjauhkannya dari telinga.

"Aduh, Te! Apasih pagi-pagi udah bikin sakit telinga orang!" omel Prilly kepada lawan bicaranya.

["Hehehe... Oke, sorry, sorry nggak sengaja gue. Jangan marah, ya,"]

"Gue M-A-R-A-H bangeetttt..." Prilly menekan setiap hurufnya.

["Ah, gak asik lo... Lo hari ini masuk siang kan?"]

"Loh kok lo tau sih! Lo nguntitin gue ya, wah... Gue gak percaya ternyata diam-diam lo nge-fans gue." Prilly geleng-geleng kepala, meski ia tahu lawan bicaranya tak bisa melihatnya.

["So whatttt? Gue, ngikutin lo? Jangan mimpi ya, gue tau karena gue tau hampir semua jadwal lo... Hebat kan gue..."]

"Idihhh... Gue kira lo nguntitin gue," ujarnya sembari terkekeh geli, membayangkan ekspresi heboh sahabatnya itu. "Terus kenapa lo telepon gue pagi-pagi? Tumben amat."

["Pril, sarapan bareng yuk, di cafe depan butik tempat gue kerja."]

"Lo telat banget si, gue baru lagi bikin sarapan." Prilly mendengus.

["Haha.. Siapa suruh? Ayolah, Pril... Gue traktir deh,"]

"Oke deh. Yaudah lo tunggu aja di sana, nanti gue ke sana 30 menit lagi."

["Oke, see you... Bye"]

"Bye."

Prilly kembali meletakan Handphone nya di atas meja. Lalu kembali berjalan ke kamarnya. Ia berganti baju menggunakan dress dan kaos berwarna biru tosca di gabung dengan sepatu converse dan tas kecil berwarna hitam. Rambutnya ia gerai dengan indah.

Lalu ia kembali berjalan keluar kamarnya. Dan ia keluar rumah setelah menutup pintunya.

Yuhuu... I'm so damn miss you.

Ketemu lagi, bagaimana kabarnya? How are you? Pie kabare? Kumaha damang?

Ayo, kasih comment dan votenya. Biar bisa bikin aku excited for it.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya....

My Racer 'ketika cinta bertemu di Racing Line'

My Racer 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang