Sepuluh

3.1K 222 2
                                    

Sore itu Prilly duduk di kursi yang ada di teras, depan rumahnya. Ia sedang menunggu Adros untuk menjemputnya.

Lalu tidak lama sebuah motor KLX muncul dengan Adros, yang memakai helm fullface di atasnya.

Prilly tersenyum melihat kedatangan Adros. Semakin dekat, lalu ketika Adros sampai tepat di depan rumah Prilly, ia turun dari motornya.

"Hai." sapa Adros.

"Hai."

"Otw sekarang? Jalanan macet nih," tanya Adros dengan sedikit memberengut ketika mengingat perjalanannya tadi menuju ke rumah Prilly.

"Let's go. Males juga kalau nanti macet," ucap Prilly sembari terkekeh pelan.

"Nih ambil helmnya." Adros menyodorkan sebuah helm biasa berwarna hijau.

"Thank's."

"Urwell. Yuk naik, katanya gak mau macet."

Prillypun naik ke motor Adros. Lalu mereka berangkat menuju cafè.

***

Setelah hampir setengah jam, akhirnya Prilly dan Adros sampai di café. Waktu sore, yang berbarengan dengan jam bubar kantor membuat jalannya macet. Akhirnya ia telat, meski gak telat-telat amat sih.

Prilly dan Adros berjalan beriringan memasuki cafè. Prilly yang memilih berganti baju dan sedikit make up, permisi ke belakang, untuk ke toilet.

Tak lama Prilly pun keluar menggunakan kaos di depannya ada nama cafè. Wajahnya bertambah cantik karena make up tipis yang ia pasang tadi.

Suasana cafè yang tadinya ramai kini berangsur-angsur menyepi. Hari pun makin beranjak sore. Kira-kira pukul 05.00 WIB sore itu.

Prilly pun berjalan menuju tempatnya sebagai kasir.

Tak banyak yang berkunjung saat itu karena hari pun sudah mulai gelap.

Tak terasa haripun sudah malam. Malam itu, pukul 10.00, saat suasana cafè sudah benar-benar sepi, selain suara dapur yang masih sibuk sedang bebersih.

Prilly pergi ke belakang untuk mengganti bajunya menjadi baju yang ia pakai kesini tadi.

Setelah itu, Prilly bersiap ke depan untuk pulang.

Sebelumnya, Adros tadi meminta maaf ke Prilly, karena ada urusan mendadak ia harus pulang cepat dan tidak bisa di tunda. Prilly hanya mengiyakan dan mengatakan baik-baik saja. Padahal dalam hatinya, Prilly merasa was-was karena pikiran ia akan pulang malam sendiri nanti cukup membuatnya berkeringat dingin. Tapi mau bagaimana lagi.

Akhirnya Prilly pergi mencari halte terdekat di cafè itu.

***

Hari ini Ali bekerja lembur. Semua badannya terasa rontok semua. Padahal ia rutin menjaga badannya. Akhir-akhir ini pekerjaanya meningkat dua kali lipat. Dan ini keseminggunya situasi seperti ini berjalan.

Ali menyenderkan badannya di kursi yang ia duduki kini. Kepalanya terasa terus berdenyut karena migrain yang disebabkan kurang tidur dan darah rendah.

Tiba-tiba Ali beranjak dan meninggalkan ruangannya.

Malam ini ia akan tidur. Sepulasnya. Semua pekerjaannya selama ini sepertinya menganggu konsentrasinya.

Ali menuju basement gedung perusahaannya. Kemudian melangkah menuju motor sportnya.

Yah, satu kebiasaannya dari dulu yang tak pernah berubah sampai sekarang. Ia penyuka otomotif. Apalagi motor. Dan ia lebih memilih memakai motor daripada harus naik mobil. Walaupun dengan resiko jas dna kemejanya akan kotor terkena debu atau asap jalanan. Tapi siapa peduli. Toh ia mempunyai banyak kemeja dan jas.

Lalu ia pun mulai menyalakan motornya sebelum ia pergi meninggalkan basement sepi itu.

Maaf, aku ngantuk nerusinnya. Padahal di next moment, pastu menegangkan. Jangan kemana-mana ya! Terus pantengin MR 2.

Oiya, aku mau ngomong (ralat.. Ngetik). Ini cerita very slow update. Kalian tau, sibuknya anak sekolah yang mau ujian. Dan contohnya aku, dalam seminggu bisa dihitung cuma beberapa jam aku pegang hp.

So, im sorry for too late update!

Satu lagi!

Selamat menunaikan Ibadah Puasa ya. Maaf bila ada keslahan penulisan dan typo yang bertebaran. Mohon maaf lahir dan batin ya, gaengss!

My Racer 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang