Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang ksatria yang gagah dan pemberani. Ia berasal dari Jeonju, yang terletak di bagian barat, Korea Selatan. Ia hidup bersama dengan ksatria lain di istana. Tugasnya adalah melindungi dan menghalau serangan dari angkatan perang lain, agar raja tetap aman dan terlindungi. Tugasnya sangat diabadikan disini. Hingga pada suatu saat, ia melihat seorang gadis muda yang cantik bersih dan memukau. Ia terpesona padanya, hanya dalam sekejap mata. Hingga pada saat ini, ia masih terus mendambakan sosok perempuan itu. Bahkan sampai terbawa ke dalam mimpi.
Hingga pada suatu hari, semua ksatria diperintahkan untuk berkumpul."Ada apa ya.. ada apa ya.." semua ksatria bertanya-tanya. Karena tidak ada serangan yang mereka terima, namun harus berkumpul tiba-tiba.
"Ada apa kawan ? Mengapa kita disuruh untuk berkumpul disini ?" tanya Lee Gak, seorang ksatria yang gagah dan pemberani itu.
"Katanya ada puteri baru yang diangkat untuk menduduki tahta disini, tapi aku tidak tahu siapa orangnya." balas salah seorang ksatria itu.
Dan setelah semua ksatria berkumpul, pengumuman dilakukan.
"Dengan ini, Park Sen-ha telah diangkat menjadi ahli waris penduduk tahta, sebagai putri dari kerajaan Dongye." ucap Bong Dung-yo, selaku ahli bicara dikerajaan Dongye.
"Ahhh... ia cantik sekali... andai dia bisa menjadi istriku... ah indahnyaa.." ucap para ksatria demikian berulang-ulang tanpa berhenti menatap wajah sang putri.
"Perkenalkan namaku Park Sen-ha, aku akan senang sekali bisa bergabung dengan kalian. Aku adalah anak dari raja Dong Bok-na dan Hyeun Sen-gak. Senang bisa bertemu dengan kalian." ucap putri yang cantik nan memukau itu, sembari ia menatapi Lee Gak.
Kemunculan putri pertama rasanya sudah tidak asing lagi bagi Lee Gak, karena ia pernah melihatnya saat ia sedang berjalan di koridor kerajaan. Ia merasa sangat senang, karena bisa melihat putri itu setiap harinya. Lee Gak merasa sangat senang ketika mereka berdua berhadapan antara mata dengan mata, meski terpisah oleh jarak, pandangan mereka tidak menoleh sedikitpun. Lee Gak semakin jatuh hati padanya.
Setiap harinya, mereka bertemu berhadap-hadapan muka dan bercanda-canda memulai tawa. Mereka sudah terlihat sangat akrab, bahkan ada yang mengira bahwa mereka sudah resmi berpacaran.
"Lee, bagaimana kamu bisa menaklukan hati tuan puteri ?" tanya seorang ksatria padanya.
"Ah yang benar saja, apa yang sedang kau bicarakan. Aku hanya bercanda saja dengannya." balas Lee Gak sambil menunjukkan senyuman manisnya.
Hingga pada suatu saat, tuan puteri sedang berada di halaman belakang. Ia sedang mencari antingnya yang jatuh saat berada disana. Tuan puteri bersusah payah mencarinya, hingga wajahnya menunjukkan ekspresi yang letih untuk mencari anting itu. Di saat yang sama, Lee Gak tengah berjalan di daerah situ, dan spontan ia melihat puteri sedang kebingungan mencari sesuatu disitu. Ia lantas langsung menghampirinya.
"Ada apa tuan puteri ? Ada yang bisa aku bantu ?" tanya Lee Gak sambil menyulurkan tangannya.
"Aku sedang mencari antingku yang hilang. Aku rasa, aku menjatuhkannya disini kemarin." balas tuan puteri sambil memegang telinganya
"Baiklah, akan aku bantu untuk mencarinya." balas Lee Gak.
Ia membantu tuan puteri untuk mendapatkan antingnya kembali. Hingga selang beberapa menit, Lee Gak menemukan tonjolan keras yang aneh. Ia langsung menariknya dari dalam jerami. Ternyata ia berhasil menemukan anting itu.
"Ini antingnya tuan puteri," ucap Lee Gak kepada Tuan Puteri.
"Yey! Terima kasih Lee Gak.." dengan spontannya, tuan puteri berkata demikian lalu memeluk Lee Gak. Dan tidak lama setelah hal itu, tuan puteri menyadari apa yang ia perbuat.
"Ah maafkan aku. Aku hanya terlalu ekspresif saat ini." kata Tuan Puteri dengan muka yang memerah.
"Tidak apa-apa tuan puteri, senang sekali bisa membantu," balas Lee Gak, yang sebenarnya perasaannya sangat senang dalam lubuk hati yang paling dalam.
Setelah anting itu berhasil ditemukan, mereka berdua kembali ke tahta mereka masing-masing. Tuan puteri menuju ruangannya, dan Lee Gak menuju lapangan untuk pelatihan di sore hari.
Tiada hidup bersantai-santai bagi para ksatria yang pemberani ini. Mereka rela untuk melaksanakan latihan setiap sorenya, karena bagi mereka itu adalah kebutuhan sehari-hari mereka.
Hingga pada suatu hari, beredar kabar bahwa tuan puteri akan dinikahkan dengan raja dari Juongjo. Mereka akan di jodohkan tidak lama lagi. Mendengar berita itu, Lee Gak tidak terima. Ia lantas membicarakan hal itu dengan tuan puteri.
"Tuan puteri, apa benar anda akan di jodohkan dengan raja dari Juongjo ?" tanya Lee Gak dengan suara terburu-buru.
"Aku tidak tahu. Sepertinya mereka akan memaksaku melakukan itu." jawab tuan puteri dengan ekspresi sedihnya.
"Bagaimana bisa tuan puteri ? Aku tidak bisa merelakanmu." jawab Lee Gak dengan tempo yang lebih cepat dan keras.
"Begitu juga aku Lee Gak. Aku rasa aku mencintaimu sejak saat itu. Entah apa yang aku pikirkan, aku senang ketika berada di dekatmu. Apa yang harus aku lakukan ? Pihak kerajaan tidak akan menerima pernyataanku bahwa aku mencintai seorang ksatria. Mereka akan menganggapku rendahan." balas tuan puteri yang ingin mengeluarkan air matanya.
"Maka kamu harus pergi denganku. Kita harus keluar dari sini." balas Lee Gak.
"Aku tidak bisa. Mereka sangat menghormatiku disini..." ucap tuan puteri.
"Lee Gak! Jangan pergi tolong! Lee Gak!" ucap tuan puteri yang berusaha memanggil Lee Gak dari kejauhan. Lee Gak pergi meninggalkan tuan puteri karena ia merasakan kecewa.
Tak lama lagi, tuan puteri akan dijodohkan dengan raja dari Juongjo. Hanya tinggal beberapa hari saja. Ia selalu terpikirkan dengan bayang-bayang Lee Gak, yang telah membuatnya bahagia selama ini. Hingga pada saat sisa 1 malam saja, sebelum akhirnya esok ia akan dinikahkan dengan raja Juongjo, tuan puteri mengirimkan pesan kepada Lee Gak.
"Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Bawa aku pergi kemanapun yang kau mau, asal bisa bersamamu, aku sangat senang melakukan hal itu. Aku tidak peduli seberapa pentingnya kedudukanku di tempat ini. Itu hanyalah sekedar formalitas. Dan aku tahu bahwa cintamu bukanlah sekedar formalitas. Jam 2 pagi nanti, datanglah ke kamarku lewat belakang. Aku ingin pergi bersamamu."
Mendapatkan pesan itu, Lee Gak berasa bahwa ia mendapatkan kekuatan dan semangat yang menggebu-gebu yang belum pernah ia rasakan. Ia mempersiapkan segala keperluan yang ia butuhkan, sebelum semuanya terlambat.
Malam harinya, tepat pada pukul 2.00 pagi, Lee Gak datang ke kamar Park Sen-ha dan membawanya keluar dari kamarnya melalui jendela. Tidak semudah yang dibayangkan, mereka kabur dengan penjagaan ketat disemua sektor kerajaan. Beberapa ada yang bisa mereka kecohkan, beberapa hanya tindak kekerasan yang bisa menyelesaikannya. Mereka berhasil kabur pada saat itu.
Keesokan paginya, tuan puteri sudah menghilang dari tahta kerajaannya. Semua orang pergi mencarinya. Kerajaan juga memeriksa semua prajurit dan mengetahui bahwa Lee Gak telah membawanya kabur. Dan beredar informasi bahwa Lee Gak adalah pangeran yang hilang dari negri Yujun. Dan itu sudah menjadi legenda selama bertahun-tahun.
Keduanya, Park Sen-ha dan Prince Lee Gak telah menghilang entah kemana di bumi ini. Mereka sama sekali tidak bisa ditemukan keberadaannya di negri manapun yang ada di korea selatan. Mereka bersatu dalam cinta dan kesetiaan satu sama lain. Cinta yang mempersatukan mereka untuk selalu bersama.
Hope you enjoy it! :D
created by StoryArea
[30/01/2016]
KAMU SEDANG MEMBACA
InterGen - Antologi Romansa
RomanceEvent #1: Antologi Romansa Antologi ini adalah hasil karya bersama para anggota InterGen. Sebuah jawaban atas tantangan Event Bulanan pertama kali: membuat cerpen dengan genre romance :) Published 20 Februari 2016