***
Ku pasang seatbelt dan menyalakan radio dalam mobil, yaa setidaknya tidak ada yang menemani dan tidak terlalu sepi.
Tepat pukul 08.00 aku tiba dikampus, aku memakirkan si mungil merah ku dengan dengan rapi dan hati-hati. Hehehe
langkah yang menurutku anggun, ku langkahkan menuju lift. Belum sempat menekan tombol naik, tiba-tiba ada yang menepuk bahu kananku.
"Pagi raa..." ternyata shabilla
"duh bill, aku pikir siapa. Huh"
Billa hanya mengernyitkan dahi dan melempar senyum, kemudian menarikku masuk ke dalam lift.
*ting*
Setibanya di lantai tujuan kami, aku dan billa keluar dari lift dan melangkahkan kaki menuju kelas. Selang beberapa menit kemudian, dino si pembuat kegaduhan masuk kedalam kelas dan memberi kabar bahwa pak ilham dosen kelas kami pagi ini tidak hadir, karena ada urusan yang mendadak. Well, hari ini serasa sia-sia datang ke kampus. Hm yasudahlah yaah.
"mau pulang ra?" tanya shabilla dengan muka yang kusut
"gatau nih, anak tk aja belum pulang masa jam segini udah pulang, ya iya masa iya baru nyampe udah pulang"
"jalan yuk?"
"boleh, Pake mobil aku aja, mobil kamu tinggal dikampus bill"
"mobil lo aman kan? Kali aja ada bom nya. haha"
"yee sembarangan lo. Aman lah, yaudah yu ah!"
Aku dan shabilla masuk ke dalam si mungil merah dan memasang seatbelt. Seperti biasa, ku putar radio kesayangan. Dan jangan tanya shabilla sedang apa, yang pasti dia sudah mulai membuka tas make up nya. Yeah, dan aku serasa jadi sopir pribadinya. Tapi kenapa engga(?) dia sahabat terbaik aku, dan aku menyayanginya, lebih dari sekedar sahabat.
"ra, ga ada niatan buat cari pacar gitu" sambil memoleskan lipstick long lastingnya tiba-tiba shabilla memecah keheningan dengan pertanyaannya itu
"kok tiba-tiba nanya gitu bill?" tanyaku keheranan, biasanya billa ga pernah bahkan sama sekali ga pernah bahas soal pacar
"ya gapapa raa, tapi sampai kapan mau jomblo?"
Seketika pertanyaan shabill membuat aku tercekat, hati kecil ku berbisik, 'sampai kapan ya' ah entahlah
"sampai ada orang yang benar-benar bisa membuat aku nyaman"
"loh kemarin-kemarin ada rian, zidan, kak abid, kak alam, bang rey siapa lagi tuh? Emang gaada yang pas?" shabilla menyebutkan semua nama laki-laki sambil menghitung dengan jari-jarinya
"eh apaan si? Emang mereka suka sama aku? Orang suka chat aja kok, itu pun mereka yang mulai."
"aduh dira..., Adira Azzahra..., peka dong jadi orang! duh ampun deh, mereka ngechat kamu, ngedeketin kamu gak mungkin kalo gaada sebab." Shabilla terlihat gemas menanggapi aku yang sebenernya hanya berpura-pura gak ngerti kemana arah dan tujuan
"hah? Segitu engga pekanya kah?"
"emang ga pernah ngerasa kesepian ra?"
Pertanyaan billa seketika membuat suasana jadi hening, dingin, hampa aah sederet kata yang serupa dengan satu kesimpulan yaitu hampa.
"engga lah, kan ada shabilla...."
"iih, aku nanya serius ra, emang dari laki-laki yang gua sebutin tadi beneran gaada yang pas? Mereka semua suka sama kamu loh ra, bahkan ada yang ga kesebut"
"bill..., ada satu nama dihati aku yang nama itu ga pernah bisa hilang. Entah kenapa, ga ngerti aku juga. Dan kamu sendiri tau itu kan?"
"iya aku tau. Tapi kan raa selama ini kamu gaada hubungan apa pun sama cowo itu. Eh ra, ra, ra lo ga ngantuk kan? Kok oleng gini si lo bawa mobil, rem raa rem"
"engga bil! Gatau kenapa ini, iya iya bentar"
"ra minggir buruan, gue gak mau mati konyol ra, raaa!!"
****************************************
makasih reader telah membaca part ini :)
salam hangat,
jiwa yang sedang memperbaiki diri'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan AKU
SpiritualAku. Entah butuh berapa jilid kamus yang mampu mendekripsikan perihal perasaanku, hatiku, dan rinduku, teruntukmu yang ku cintai karena-Nya. Aku mencintaimu dalam bisuku dan menunggumu dalam diamku. Selalu.... -Adira Azzahra-