Hadiah

265 14 0
                                    

*akhdan POV*

Sengaja tak ku balas lagi pesan singkat dari dira, biarkan saja aku hanya ingin melindunginya karenaNya, agar kelak kami tidak tersesat dalam nafsu semata. Karena yang aku tahu, jika kita menyayangi seseorang ajaklah ia sampai ke syurgaNya, jika tidak, setidaknya jangan ajak ia pada siksa api neraka.


***

"dok, ada pasien baru masuk, kelihatannya depresi berat."

"oke, siapkan chlordiazepoxide dan dophamin dengan dosis rendah"

"baik dok."

Setelah menangani pasien dan pasien pun sudah tenang, aku berbicara mengenai keadaan pasien dengan kedua orangtua pasien. Karena yang lebih memahami keadaan pasien sudah tentu kedua orangtuanya.

"sepertinya putri bapak mengalami depresi yang berat. Apa sebelumnya ada kejadian yang membuat putri bapak terguncang?" aku menanyakan kronologis kejadian kenapa pasien bernama meylla itu mengalami tingkat depresi yang hampir tinggi.

Orangtua pasien menjelaskan dengan rinci penyebab putrinya seperti ini, mereka pun menjawab semua pertanyaan dengan teratur dan sangat detail.

"baik pak, saya rasa putri bapak harus di rawat di rumah sakit ini sampai keadaannya membaik, saya aka melakukan beberapa tes. Seperti yang sudah saya jelaskan, bahwa saya rasa putri bapak mengalami self injury atau dengan kata lain menyakiti diri sendiri akibat depresi yang diseritanya, dan sepertinya ada kemungkinan gangguan lain selain self injury."

"baik dok, saya akan ikuti saran dokter untuk kebaikan putri saya, rawat dia dengan baik, saya titip dia dok."

"baik pak." Aku mengulurkan tangan kepada orangtua pasien dan dibalas dengan genggaman sebagai ucapan rasa terimakasih dari orangtua pasien.

Matahari sudah tak malu lagi menampakkan kehadirannya di pagi ini, aku beranjak dari ruang UGD dan menuju parkiran.

Di tengah perjalanan, aku melihat toko buku dan aku putuskan untuk mampir sebentar, rasanya sudah lama tidak membelikan adira buku. Entah adira sedang ingin membaca novel dengan judul apa saat ini, aku hanya berpikir ingin membelikannya, dengan buku pilihanku. Semoga dia suka.

Setelah mampir ke toko buku, aku berpikiran ingin ke toko bunga juga. Entah diriku sedang kenapa, yang pasti ini adalah hal yang setiap bulan ku lakukan, terlebih ketika aku sedang rindu dengan dirinya.

Seusai dari toko bunga aku pun langsung menuju rumah dira. Aku memasukkan buku yang aku beli pada sebuah paper bag dan ku beri note pada selembar kertas kecil.

'Aku hanya berharap pada kebetulan-kebetulan yang mempertemukan kita sejak awal'

Sepert biasanya, aku hanya menitipkan semua barang-barang yang sudah kubeli pada pembantu rumah tangganya. Aku harap dira suka.

Setelah dari rumah dira, segera mungkin aku pulang ke rumah, untuk meregangkan semua otot-ototku yang mulai kaku. Sebelum sore malam nanti harus kembali lagi kerumah sakit dan masih menggantikan posisi dokter bambang di UGD.


*Adira POV*

"eh mba dira udah pulang, ini mba ada titipan untuk mba dira"

"dari siapa bi?"

"bibi belum pernah tahu namanya, itu yang setiap bulan ngirimin kaya gitu buat mba dira. Permisi mba."

"oh iya bi, makasih yah."

Bi ima hanya menganggukkan kepalanya dan beranjak dari ruang tamu. Aku mencium bucket bunga tulip yang barusan di berikan bi ima, rasanya seperti mendapat suntikan mood setelah dari tadi pagi ngalamin hal-hal yang membuat moodku berantakan.

Aku merebahkan tubuhku di sofa sambil membuka isi dari paper bag yang ternyata berisi 2 buku karya Harper Lee, aku tersenyum dan mengeluarkan buku yang berjudu To Kill a Mocking Bird dan Go Set a Watchman. Kebetulan aku sedang ingin membaca kedua buku ini dan yeah rezeki gak kemana. Ketika aku mengeluarkan buku Go Set a Watchman, ada sebuah note kecil.

'Aku hanya berharap pada kebetulan-kebetulan yang mempertemukan kita sejak awal'

Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, entah bagaimana cara mendeskripsikan setiap degup jantung ku saat ini yang pasti aku bahagia. Bagaimana tidak (?) ada seorang laki-laki yang baik, tampan, seorang dokter selalu mengirimi hadiah seperti ini setiap bulannya, iya sejak setahun yang lalu, sejak musim penghujan itu.

Dengan segera ku ambil handphone kemudian mencari kontak dengan nama Muhammad Akhdan Ziyyad.

-Adira Azzahra-

Mengenalmu sesederhana secangkir coklat hangat di tengah hujan. Sederhana dan tentu saja dibuat rindu. Danke Schon, kak....

Kak akhdan pasti tahu dan mengerti apa maksud pesan singkatku ini. Terkadang aku rindu, ia seseorang yang berbeda. Kalau anak muda jaman sekarang chattingan 24 jam tanpa henti aku dan kak akhdan hanya sesekali bahkan terkadang sehari sekali pun tidak, kami tak pernah membicarakan perihal apapun. Selain berkirim kata penuh makna.

Sudah tak asing lagi, jika kak akhdan tak pernah ingin memberikan sesuatu kepada ku secara langsung. Yang aku tahu ia selalu menitipkannya pada bi ima.

*LINE!!!*

-Muhammad Akhdan Ziyyad-

You're welcome....




****************************************

*Chlordiazepoxide : kandungan dalam salah satu jenis obat seperti diazepam, yang berfungsi sebagai Anti Ansietas (Anti Cemas)

*Dophamin : meningkatkan reseptor dopamin, untuk mengatasi gejala parkinsonisme.

Sempurnakan AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang