Al-Kahfi

320 19 0
                                    


Aku memindahkan bunga tulip pemberian ka akhdan pada vas bunga dan meletakannya pada nakas didalam kamar. Aku masih saja bingung dengan sikap ka akhdan padaku, seperti ingin tapi tak ingin, antara iya antara tidak.

Wanita mana yang tidak bawa perasaan jika ada seorang laki-laki yang memberi perhatian lebih kepadanya bahkan sangat lebih. Ini lebih dari sekedar perhatian biasa. Apa Cuma aku yang menerima perhatian seperti ini dari dia? Atau ada orang lain juga? Atau.... hatiku terus saja menggerutu perihal aku yang setiap hari semakin penasaran dengan sikap kak akhdan kepadaku.


***

Seperti biasa, pagi ini aku sudah rapi dan siap untuk berangkat ke kampus. Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan sedang, secara gak langsung aku masih trauma dengan kejadian kemarin. Belum selesai hatiku berbicara, mobilku sepertinya bermasalah lagi. Aku buka seatbelt dan mengeceknya keluar.

Aku hanya bisa mendengus kesal melihat lagi lagi dan lagi ban mobilku yang bermasalah, salah aku yang tidak mengikuti nasihat bang ray untuk segera membawa mobil aku ke bengkel. Dengan sedikit emosi aku putuskan untuk menelpon bengkel. Dan 30 menit kemudian oramh-orang bengkel datang dan membawa mobilku untuk diperbaiki.

Baru aku mengeluarkan handphone untuk menelpon taksi, tiba-tiba mobil yang sudah lama tak ku lihat meminggirkan dan memarkirkannya tepat didepan temoat aku berdiri. Tidak berapa lama, seseorang yang tak asing pula keluar dari dalam mobil itu.

Jantungku berdetak lebih cepat, aliran darah terasa bak melumuri seluruh tubuhku, nafasku seakan berhenti untuk beberapa detik.

"Assalamualaikum, sendiriannya aja ra? Mobilnya kemana?" laki-laki itu mengeluarkan suara setelah derap langkah kakinya tepat berhenti dihadapanku.

"Waalaikumsalam, oh eh uh iya kak barusan mobilnya dibawa orang bengkel. Tadi ada sedikit masalah." Aku terbata-bata mengeluarkan setiap kata yang keluar dari mulutku, aku gugup, sudah sekian lama aku tidak berbicara dengan laki-laki yang kini ada dihadapanku.

"yaudah bareng kaka aja yu? Biar kaka antar sampai kampus"

"loh, kaka emang gak kerumah sakit?

"ini baru aja pulang, semalem kaka menggantikan dokter bambang di UGD. Ayo ra"

Aku hanya mengangguk pelan dan mengekori langkah kak akhdan menuju mobil. Dengan telatennya ia membukakan pintu mobil untukku, dan menutupnya kembali seteleh aku duduk didalamnya. Ka akhdan mengitari mobilnya kemudian masuk dan duduk di kursi kemudi.

Sejak tadi aku berada didalam mobil bersama laki-laki ini, ia tak sedikitpun memecah keheningan yang tercipta diantara kita. Aku hanya diam dan mengikuti alurnya. Ka akhdan menyalakan musik mungkin agar tidak terlalu sepi.

"kak, mending kita mampir di masjid dulu, ini kan hari jumat" akhirnya aku mengeluarkan suara dan memecah keheningan. Aku melihat jam tanganku menunjukkan pukul 11.40 am

"Astaghfirullah, oh iya kaka lupa. Terus kamu?"

"yaa aku nunggu kaka, aku masuk jam 13.30 kok kak.."

"gapapa nunggu kaka?"

"iya gak apa-apa"

Aku dan kak akhdan singgah disebuah masjid yang terdekat dari lokasi kami saat ini. Kak akhdan bergegas ke tempat wudhu, dan aku menunggu di dalam mobil. Aku memutuskan untuk keluar dari mobil bergeggas menuju tempat wudhu wanita dan mengambil wudhu, kemudian aku kembali lagi ke dalam mobil. aku buka Al-Qur'an berukuran mini yang selalu aku bawa kemanapun. Aku buka surat Al-Kahfi dan membacanya.

*Akhdan POV*

Selesai menunaikan shalat jumat aku bergegas kembali ke mobil, aku melihat Adira sedang membaca Al-Qur'an, aku buka pintu kemudi yang memang tidak dikunci, segera ku duduk di kursi kemudi dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur'an yang sedang Adira bacakan. Sayang sekali adira sedang membaca ayat-ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, aku tidak bisa berlama-lama mendengar lantunan ayat suciMu yang dibacakan oleh Adira.

"Qul innamaa anaa basyarun mitslukum yuuhaa ilayya annamaa ilaahukum ilaahun waahidun faman kaana yarjuu liqaa-a rabbihi falya'mal 'amalan shaalihan walaa yusyrik bi'ibaadati rabbihi ahadaan. (110). Shadaqallahul 'Azhim..."

Adira mengakhiri bacaannya dengan sangat indah dan menyejukkan hati. 'ya Allah jadikanlah ia salah satu diantara banyak wanita-wanita shalehah yang di Ridhoi oleh Mu. Aamiin....' hati kecil ku menggumam kala adira menyelesaikan bacaannya.

"Maha benar Allah dengan segala firmannya" aku menyambut akhir bacaannya, dan memberikan ia senyuman.

Adira membalas senyumku, senyum bak bidadari yang baru turun dari langit ke tujuh, senyum yang begitu menawan, senyum yang sangat menyejukkan hati bagi siapapun yang melihat senyum itu saat ini. Adira menutup Al-Qur'annya dan menyimpannya di dalam tas.

"Kak, aku shalat dzuhur dulu yah."

"iya, kaka tunggu disini yaa..."


***********************************************************************************************

Sempurnakan AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang