Perihal pilihan

307 17 0
                                    


"huh. Hampir aja. Maafin gue bill"

Entah kenapa aku kehilangan kendali membawa si mungil merah, ternyata salah satu ban depan ada yang bocor daan aku sedang mengendarai dengan kecepatan yang-agak cepat.

"duuuh raaa... gue belum nikah, lo mau konyol sama nyawa gue."

"ahahaha iyaiya maaf. Ahahaha lo cantik bill"

"eh eh gue lagi gak bercanda ya, lo kenapa deh? Malah ketawa."

"ngaca aja deh, lo cantik bill"

Shabilla belum sadar, lipstick yang sedari tadi ia gunakan menoreh di pipinya gara-gara insiden barusan.

"eh ra, gimana?"

"bentar aku cek dulu"

Aku melepas seatbelt dan keluar dari mobil, ternyata benar ban depan bagian kanan bocor. Untung jalanan sepi jadi yaa setidaknya gak ada korban.

"ada sih ban serep tapi kan ga bisa masangnya."

"lo kenapa jadi lola gini si, kita telpon bengkel lah raa"

Aku melangkahkan kaki ingin mengambil handphone untuk menelpon bengkel, belum sempat membuka pintu mobil, tiba-tiba sebuah Lamborghini Mansory Carbonado Apertos menepi tepat didepan simungil merahku. Aku memikirkan seseorang yang berada didalam mobil itu, siaga 1 kalau-kalau dia orang jahat. Tapi rasanya aku familiar dengan mobil itu. setelah pemilik mobil itu keluar, ternyata benar aku kenal dengan orang itu, bahkan sangat kenal.

"mobilnya kenapa ra?" tanya rayyan zafarani aku biasa memanggilnya dengan sebutan bang rayyan karena dia senior di jurusan HI di fakultasku, yaa semua senior laki-laki kami biasa menyebutnya dengan sebutan abang

"eh bang, ini bocor bang. Tapi ini dira udah mau nelpon bengkel kok."

"ada ban serepnya?"

"ada bang ada! seru billa"

"eh gausah bang biar bengkel a--" belum sempat semua penggalan kata dari mulutku keluar billa sudah menunjukkan dimana letak aku menyimpan ban serepnya. Tanpa meminta persetujuanku, bang ray langsung memulai mengganti ban yang bocor dengan ban serep. Aku dan billa duduk di pinggir jalan sambil menunggu bang ray selesai mengganti ban.

Aku memerhatikan sosok bang ray, abang senior yang sudah tidak asing lagi bagi aku dan teman-teman satu jurusan. Bang ray ini lumayan famous dikampus, yaa terkenal juga dengan cap "playboy" kampus. Sekarang dia sedang skripsi dan jarang ada dikampus selain keperluan untuk menemui dosen pembimbing dan ke perpustakaan.

"ra! Udah selesai" billa membuyarkan lamunanku

"em eh uh oh iyah, makasih ya bang" aku yang sedari tadi memikirkan bang iyan tersentak ketika billa memanggil namaku.

"iya ra, sama-sama."

"oh iya bang, sebagai ucapan rasa terimakasih, gimana abang ikut kita aja. Aku traktir."

Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, bang ray hanya mengangguk dan kami masuk ke dalam mobil masing-masing dan berhenti di sebuah cafe sekedar untuk kongkow kongkow sebagai ucapan rasa terimakasih.

*Akhdan POV*

Pagi dini hari aku masih berada di rumah sakit, mengabdi untuk masyarakat, menolong mereka yang membutuhkan pertolongan. Ya, aku seorang dokter muda yang baru lulus setahun yang lalu. Kini, di tempat ini aku mengabdikan seluruh jiwa dan raga ku untuk orang-orang yang berjuang untuk kesembuhan.

Pagi ini aku berada di Unit Gawat Darurat menggantikan dokter bambang. Kebetulan tak ada pasien yang masuk, dan ada dokter merry dan beberapa perawat UGD lainnya. Akhirnya aku putuskan untuk pergi ke masjid rumah sakit untuk menunaikan Qiyamul Lail. Selepas shalat, rasanya aku rindu dengan Adira, dan ingin mengirimkannya sebuah pesan singkat. Semoga dia sedang melaksanakan Qiyamul lail pula.

-Muhammad Akhdan Ziyad-

Takdir itu ketetapan Allah yang harus kita percaya, entah kamu menyukainya, entah tidak. Yang harus kamu lakukan hanya menerima dengan penerimaan yang indah. Dan harus (selalu) percaya ketetapan-Nya untuk hidupmu, itulah yang terbaik. Temui aku disepertiga malammu, aku akan mendekapmu dalam sujudku.

Dengan hati gemetar ku kirimkan pesan singkat untuk Adira. Wanita yang kuharapkan menjadi takdirku kelak, yang kuharap ia adalah tulang rusukku yang hilang. Seberapapun kerasnya harapanku aku akan tetap mengikuti takdirNya untukku, takdir yang telah tertulis bahkan sebelum aku lahir ke dunia.

Selang beberapa menit pesan singkat ku terkirim, dira membalas dengan pemilihan kata yang sangat pas, singkat tetapi aku menyukai setiap bait kata darinya.

-Adira Azzahra-

Ku tutur doa sedekap penuh pengharapan di sujud-sujudku. Menuturkan harapan-harapan yang kuharap menjadi takdirku. Dan menemuimu disepertiga malamku. selalu....





*****************************************************


Sempurnakan AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang