Bruk
Suara apa itu? Terdengar suara, suatu barang yang dijatuhkan ke suatu tempat, cukup keras. Dan sebenarnya suara apa itu? Asal suara itu cukup dekat dengan Luvita. Suaranya cukup keras hingga Luvita yang sedari tadi langsung menghentikan aktifitasnya yang sedang menulis buku harian.
Luvita yang sedari tadi sedang tengkurap diatas kasur dan sedang asik dengan buku hariannya. Lansung berbalik, mencari asal suara tadi. Saat kulihat.. Seseorang laki-laki dengan perawakan yang cukup bagus sedang terengah-engah, napasnya tersendat-sendat. Dia kelelahan membawa sebuah barang dalam 1 kardus cukup besar dan sepertinya berat.
"Kaka ga pa-pa? Apa ini ka?" Ucapku penasaran, lalu mendekatinya.
Apaan sih, tumben banget Kaka datang ke kamarku. Batin Luvita
"Ini buku, Vit" Ucapnya masih dengan napas yang masih tersenggal-senggal.
"Vita tau ka. Emang buku apaan sih? Sampe sebanyak gitu?". Ucapku bertanya-tanya.
"Pokonya kamu baca aja! Dan jangan sampe kecewain kaka sama Qeela, Ok?" Ucapnya sumringah.
Luvita hanya ber-oh ria menanggapinya. Emangnya buku apaan sih? Begitu pentingnya itu buku? Terus jangan kecewain kak vero sama kak qeela, maksudnya apaan coba? . Batin Vita.
Luvita meletakkan buku hariannya disebelah tumpukkan buku itu, yang sedari tadi telah di keluarkan dari dalam kardus.
Luvita melirik tumpukan buku itu, diambilnya sebuah buku, buku itu berada di tumpukan paling atas. Ku baca judul buku itu... sontak aku setengah menjerit. Cepat kututup mulutku yang mulai menganga, saat kusadar bahwa ini sudah malam.
Memangnya ada apa dengan malam? Tidak apa-apa, hanya saja tidak enak jika berteriak ketika semua orang sedang istirahat di malam hari. Dan mengingatkanku dengan satu hal tentang peraturan yang ada dirumah ini, dilarang berbuat bising dimalam hari. Lebay dah.
"Kaka ini semua buat aku?" ucapku semangat seraya melontarkan senyuman yang menghiasi wajahku.
"Iya, ini buku Kaka sama Qeela. Kita udah nyimpen ini buku bertaun-taun, cuman untuk adik aku yang paling bontot ini" ucapnya cengengesan dibagian akhir.
Diapun melengos begitu saja, meninggalkan kamar Luvita yang tercinta ini. Ah elah Kaka, datang dan pergi seenaknya saja. Batin Luvita sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
..........
Seseorang memasuki kamar Luvita. Derap langkahnya cukup ia kenal, derap langkah itu milik Kaka Perempuan Luvita- Almalia Qeela Indarwan. Derap langkahnya tergesa-gesa, berbalik dengan derap langkah Kaka Laki-lakinya - Aldrian Veron Indarwan. Derap langkah yang ia miliki cukup tenang dan santai.
Back to the topic
Orang itu langsung merebahkan badannya diranjang Luvita yang empuk. Dia langsung membuat ranjangnya yang asalnya rapi, dan dalam hitungan sepersekian detik ranjangnya sudah menjadi berantakan seperti kapal pecah.Aigoo!. Perempuan itu berguling-guling ke kanan dan ke kiri sambil bergumam tak jelas. Ya tuhan hidup ini indah sekali, hihihi. Itulah gumamannya yang kudengar. Luvita melirik perempuan itu lagi. Aish!. Dia berguling guling kembali.
Luvita yang sedari tadi melihatnya berguling, hanya tersenyum tipis. Kayanya dia belum nyadar dengan keberadaan aku. Hahah Kakak,, Kakak,,. Batin Luvita cekikikan.
"Kak Qeela kenapa sih? Jangan guling-guling juga kali! Cape-cape aku ngerapihin! Ih!" Ucap Luvita tiba-tiba.
Bagus, akhirnya dia bangun dari dunia khayal nya. Kak Qeela yang mendengar ucapan Luvita yang tiba-tiba, langsung terbangun dan mencari asal suara yang mengagetkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
And I Choose You
Teen FictionTatapan mata orang itu menyejukkan hatiku. Senyumnya yang manis. Wajahnya yang rupawan. Walau terkadang gaya dan penampilannya terlihat seperti seorang berandalan. I don't Care. Yang terpenting aku menyukainya. "Gue suka sama elo" Ucapnya...