Author POV
"Ini rumah saya, dan kau tinggal di sini selama beberapa bulan mungkin tahun dan jangan melangar aturan yang akan kubuat. Sudah malam sekarang tidur"lalu Romeo pergi meninggalkan Leo yang masuk kekamar dan membereskan bajunya ke dalam lemari besar hingga selesai jam 01:34. Tiba2 ia merasa haus di tenggorokanya
"Kok tiba2 haus sih"Leo bergegas mengambil gelas lalu menuangkan air kedalam gelasnya. Tiba2 ia mendengar suara tangisan bayi,jujur Leo sangat peka terhadap tangisan bayi.
Leo berjalan di sekitar rumah sambil mendengarkan tangisan nayi. Hingga ia mendengar tangisan bayi begitu dekat dengan pintu lalu Leo masuk kedalam ruangan itu dan melihat bayi mungil sedang menangis dengan kencang. Leo berfikir siapa anak ini?
"Sssuuuttt... jangan nangis sayang"ucap Leo lalu mengendong bayi mungil itu dan mengoyangkan tubuhnya hingga diam,tetapi setelah diam bayi mungil itu tak mau tidur lagi malaahan ia mau main dengan tertawa cekikikan itu membuat Leo tertawa dengan gemes
"Kamu lucu banget sih sayang"Leo ingin mencium namu tiba2 ada seseorang berbadan besar menghampirinya dan bayi ini
"Kam...u sisiapa"tanya Leo sambil memeluk bayi itu dengan erat
"Hai ini saya, kenapa kamu di sini"
"Maaf sir tadi habis saya kemas baju tiba2 tenggorokan saya kering dan saya keluar ambil minum terus saya mendengar tangisan bayi di kamar ini makanya saya disini. Maaf sir kalau saya boleh nanya siapa anak lucu ini"tanya Leo penasaran
"Ini Rei G. Werenmor anakku"jawabnya santai
"Bukannya Sir masih status single ya"
"Saya sudah pernah menikah,tapi saya menutupi semua itu"
"Kalau boleh tau dimana mamanya Rei"tanyaku lagi dan kulihat wajah mulai terlihat sedih
"Dia sudah meninggal saat melahirkan Rei"
"Maaf sir "
"Sudahlah, ini sudah malam biar Rei aku jaga dan kau tidur sana besok kau harus kerja"
"Permisi sir"aku oergi dari hadapanya setelah kulihat muka sendunya
Keesokan harinya, Leo keluar dari kamar dan ia ingin membuatkan sarapan untuk atasannya karena sudah membolehkannya untuk menginap dirumah bak istana ini.
"Selamat pagi, nyonya" ucap oara pelayan dirumah ini
"Pagi, tolong jangan pangil saya nyonya pangil aja Eleonora atau Leo"
"Tidak bisa nyonya tuan sudah merintahkan pelayan disini untuk memanggilnya dengan sebutan nyonya"
"Baiklah"
"Nyonya kenapa disini sarapanya belum siap "
"Saya ingin menbuatkan tuan Romeo sarapan bi"
"Tidak usah nyonya saya saja yang buat sarapannya"
"Tidak apa2 biar saya saja buat sarapanya bi"
"Baiklah nyonya, saya permisi ingin melihat tuan Rei"dan dibalas hanya senyuman karena Leo sibuk meracik sarapan yang dibuatnya
"Ekhm... Apa yang sedang kau lakukan disini" sepertinya aku kenal suara dingin ini, ya itu adalah Romeo atasanku
"Pp..agi sir saya sedang membuatkan anfa sarapan anggap saja ini ucapan terinah kasih saya kepada anda karena telah diixinkan untuk menginap disini sir"disaat aku ngong panjang lebar malah dicuekin
"Saya mau bilang jika diluar kantor pangill aku Romeo tidak usaha pake sir"
"Baik sir, mmm maksud saya Romeo"setelah menunggu akhirnya sarapannya telah siap, hanya nasi goreng dan telur ceplok diaatasnya
"Silahkan dimakan"aku meletakan satu piring nasai goreng dihadapanya ,lalu kulihat dia makan begitu lahap.
Wajahnya memmang cool tapi makannya seperti anak kecil belepotan
"Maaf"lalu kubersihkan nasi yang ada pada bibirnya dengan perlahan, kami bertatapan begitu lama hingga aku tersadar lalu melepaskan tanganku
"Maaf permisi Romeo"aku meninggalkannya ke kantor karena malu
"Aduh malu banget, kenapasih aku pake bersihin bibirnya"batin Leo
Dikantor
"Kamu kenapa Leo kok mukanya tegang benar"Tanya Rania kebingungan
"Enggakkok ran"
"Nih minum dulu air ku"ujar tania menawarkanku air
"Makasih Ran"kuteguk air itu hingga habis
"Kamu kenapa le"
"Aku nggak aoa2 kok"
"Serius"kubalas hanya anggukan
"Yauda..."belum selesai Rania menyelesaikan ucapannya tiba2
"Hey bos datang"riuh para karyawan wanita di kantor ini
"Wah ganteng banget ya Ceo, coba saja sir Romeo jadi miliku gimana ya pasti anak kami lucu2"
Dan masih banyak lagi ocehan mereka yang tak ingin ku dengar disaatku lewat tak sengaja bersamaan dengan Romeo
"Lihat yang akan kulakukan nanti"kata2nya sedikit vulgar membuatku sedikit merinding apa maksud dari kata2nya. Saatku menatap kebelakang banyak orang yang melihatku dengan tatapan tajam seperti ingin membunuhku, aku tak peduli dan kembali ketempat kerja ku untuk menyelesaikab beberapa perkerjaanku
"Iiihhh kenapa sih dari tadi salah terus ngetiknya"lagi lagi aku menghapus ketikan yang aku tulis dilaptop
"Maksudnya apa sih kata2nya"
"Lihat yang akan kulakukan nanti"
"Tuhan tolong aku"
Bersambung
************************************
-Leah