sembilan

467K 18.5K 210
                                    

Raline duduk disamping dua makam berjajar, makamnya cukup terawat diusapnya batu nisan yang tertutup tanah.
"Pah, mah Raline datang dan Raline juga sudah menjadi seorang istri pah mah, suami Raline sangat baik dan juga tampan seperti papa tapi lebih tampan suami Raline Pah" ucap Raline dengan senyum ditengah tangisannya.
"Do'akan Raline bahagia dengan hidup Raline dan pilihan Raline ini" katanya lagi dan menabur bunga menyiram kedua makam denga sebotol air.
dia segera beranjak dan berjalan keluar makam menuju mobil.

****

Raline pergi kekantor Ethan sampai dikantor ia segera masuk kedalam kantor Ethan.
"Maaf bu cari siapa?" Tanya resepsionist yang bername tag winda.
"Saya mau bertemu pak Ethan" katanya.
"Bu Raline, Caraline Ethan timoty?" tanyanya,
Raline diam terus mengangguk.

Sekarang namaku sudah berganti dan hidupku juga akan berganti.

"Silakan,langsung saja kelantai 18!" kata Resepsionis itu dan tersenyum.
"Terima kasih" ucap Raline.

****

Raline berjalan menuju ruangan Ethan tapi tiba-tiba rambutnya ada yang menarik kebelakang.
"Aaaarrrrgh" teriaknya spontan dan memegangi rambutnya.

"He wanita jalang mau apa kamu kesini ha mau goda bos aku lagi ha?" gertak bibinya.
"Lepasin!" Raline mencoba melepas tangan Bibinya dirambutnya.
"Kamu harus pulang ikut aku" kata bibinya.
"Tidak, aku tidak akan pulang" kata Raline tegas, jawaban Raline membuat bibinya semakin geram.
"Kamu...!"
"Cukul bibi dulu aku diam saja saat aku bibi perlakukan semena-mena sekarang aku bukan Raline yang lemah yang bibi perlakukan semena-mena" kata Raline sambil berjalan menuju ruang kerja Ethan.
Raline langsung masuk tanpa mengetuk pintu dan langsung duduk dikursi depan meja Ethan.
"Sudah berapa kali kalau masuk...."
"Raline ada ap?" Tanya Ethan yang melihat wajah istrinya kesal dan rambutnya berantakan.
"Gak papa" jawabnya jutek.
"aku mau pulang" kata Raline.
"Hey ada apa?" Tanya Ethan.
"Pkoknya aku mau pulang"
"Raline ini masih 3hari masih 2minggu lagi"
"Aku mau pulang aku tidak tahan disini aku capek" kata Raline putus asa.
"Okey nanti aku tanya Fadil jadwal kegiatanku" kata Ethan sedikit kesal.
dia melanjutkan pekerjaannya sedangkan Raline mengambil tab yang ada di meja Ethan sekarang ia lebih sesikit berani memakai barang Ethan karena Ethan pernah bilang "barangku barangmu jadi jangan sungkan dan perlu izinku untuk memakai barangku"

Raline segera membuka applikasinya gamenya tenyata tidak ada dia segera membuka layanan google play segera mendownload banyak permainan.

Setelah mendapat game yang cocok untuknya ia segera mengistal dan aegera memainkannya.
piano tiles Adalah pilihannya.

saking asiknya bermain ia tidak menyadari kalau Ethan sudah duduk disampingnya dan merampas tab-nya.

"Hey aku lagi main la seru tahu udah level 9" marahnya karena permainannya terganggu.

"Aku tahu permainannya seru tapi kamu tidak boleh mengabaikan waktu makanmu liat sekarang jam berapa?" Tanyanya, spontan Raline melihat jam tangannya sudah hampir jam 2 terlalu lama ternyata ia maen game dan baru ia sadari berbagai makanan sudah ada didepannya.
"Lho? Kok sudah ada makanannya kapan datangnya kok aku nggak tahu?" Tanyanya pada Ethan yang sedang asyik dengan makanannya.
"siapa suruh sibuk maen tab makanan datang saja tidak tahu" sindirnya membuat Raline cemberut.

"Tadi kenapa datang-datang minta pulang, apa bibimu menganggumu lagi?" Tanya Ethan yang sudah selesai dengan makannya, Raline hanya mengangguk tanpa bersuara.
"Aku akan memecatnya" katanya membuat Raline tersedak.

"uhuk uhuk" Ethan segera memberi air minum.
"Makanya kalau makan pelan-pelan" kata Ethan sambil mengusap belakang Raline.
"Jangan dipecat please! Kasian nanti anaknya butuh biaya untuk sekolah" katanya dengan menatap Ethan.
"Kenapa kamu peduli?" Tanya Ethan.
"Karena mereka merawatku saat orang tuaku meninggal" kata Raline.
"Tapi dia menyiksamu, itu bukan merawatmu." Kata Ethan kurang suka. "Setidaknya mereka masih memberiku makan dan tempat tinggal" ucap Raline.
"Okey tapi kalau dia sampai mengganggumu lagi jangan salahkan aku" kata Ethan lagi.
Raline hanya mengangguk dan dia akan berusaha menghindar untuk bertemu bibinya karena jika ia bertemu bibinya pasti bibinya akan berperilaku tidak baik terhadapnya tidak tahu tempat.

****

"Jadi gimana tetap mau pulang?" Tanya Ethan saat mereka duduk di Taman Bungkul.
Raline mengangguk "tapi rencana kita habis dari Surabaya keMalang kan" kata Ethan mengingatkan.
"Aku tahu, yaudah antar aku keMalang terus kamu balik kesini" kata Raline enteng.

"Terus kamu tinggal aku disini sendiri gitu?"
Raline hanya mengangkat bahu acuh.
Ethan menghela nafas dia masih belum bisa mengerti dengam sikap cepat berubanya Raline.
"Okey besok biar diantar sopir keMalang" katanya dan mendapat jawaban sebuah gelengan dari Raline.
"Kenapa?"
"Nanti bunda tanya gimana?, kita kesana bareng" kata Raline.
"Bisa tapi nunggu hari jum'at sehabis sholat jum'at kita otw"

"Tapi..."
"Tidak ada tapi-tapian" potong Ethan.
Raline hanya bisa pasrah dengan jawaban Ethan.

****

Dikamar hotelnya Raline menatap Ethan yang sedang berkutat dengan laptopnya dan janjinya pada Raline terpaksa harus diingkari karena ia tidak bisa meninggalkan Clientnya yang datang dari jepang dan terpaksa juga Raline harus menerimanya walaupun dengan wajah cemberut setiap pagi hampir 2minggu ia berada di Surabaya dan seminggu belakangan ini Raline hanya menghabiskannya dikamar hotel menunggu Ethan pulang dari kantornya.

"nggak capek apa hampir seminggu lebih wajah ditekuk mulu" kata Ethan tanpa meninggalkan pandangannya dari laptopnya.
"Kamu ingkar janji Setan, katanya jum'at dan sekarang udah hampir mau 2jum'at" katanya sambil cemberut.
"Ya lusa bener deh" katanya
"Nggak usah ngomong kalau akhirnya mengecewakan" katanya sambil berbaring dan menutup seluru tubuhnya dengan selimut.
Ethan hanya geleng-geleng kepala tidak disangkanya ia akan secepat itu jatuh cinta pada gadis itu, gadis yang ia temui saat dikejar-kejar orang gila karena berebut tas.
"Ternyata nikah kilat tidak seburuk yang kubayangkan tanpa kenal dia dan tanpa tahu siapa dia itu lebih seperti tantangan karena aku harus mencari teka-teki hidupnya" gumamnya dan meletakkan laptonya dimeja ia segera berjalan menuju ranjang didekati iatrinya dibuka selimutnya dikecup keningya dan ia segera menyusul Raline dalam mimpinya.

****

Seperti biasa Raline dikamar hotel menunggu kepulangan Ethan tapi ia tak sebosan biasanya karena Ethan sengaja meninggalkan Tabnya karena kemarin Raline merengek bosan.

Pintu kamar hotel diketuk membuat konsentrasi buyar "ish siapa sih? ganggu saja, jam masih pukul 1 dan Ethan biasanya langsung masuk, kenapa harus ketuk pintu?" Bebel Raline sambil berjalan menuju pintu dan dibukanya.

"Lama banget si bukanya" kata seseorang membuat Raline manyun.
"Kenapa tidak langsung masuk saja sih" gerutunya sambil naik ranjang dan fokus lagi dengan tabnya.
"kunciya ketinggalan beserta dompetku jadi gimana masuk, dan pasti kamu belum makankan kalau sudah berhadapan dengan tab itu" kata Ethan sambil berjalan mendekat ke Raline melihat apa yang dimainkan Raline.
"Hhhhh nggak bosen apa main gitu mulu" kelunya melihat Raline maen Piano tiles dari minggu lalu.
"Tidak, udah ah jangan banyak omong lagi konsentrasi" kata Raline.

"Makan dulu aku udah bawahin lontong balap enak lo" kata Ethan.
"Bentar" kata Raline matanya masih fokus pada Tabnya.
Ethan yang geram segera menghampiri Raline yang duduk bersilah ditengah ranjang.
Ethan dengan sengaja ikut menyentu layar tab sehingga permainannya selesai. "Yahhh Setan mengganggu saja jadi matikan padahal udah mau dapat mahkota " kata Raline dengan tampang cemberutnya bibir manyun.

"SEthaaaaaaaann" teriak Raline saat merasa tubuhnya melayang diudara.

****

Bersanbung....

Jombang

13/02/2016

Nikah KilatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang