Raline pov
Aku berjalan dengan bergandengan tangan Ethan habis hujan jadi tanahnya agak becek, Fadil dan Risa sudah jalan duluan karena terlalu lama menunggu kami, sedangkan Sinta dan Raka dibelakangku Raka tunangan Sinta yang baru datang saat acara sudah selesai karena meeting yang tidak bisa ditinggalkan.
Ethan sangat tampan dengan kaos biru dan tangannya memegang kamera.
Dia sangat tampan "aku tahu aku tampan, makanaya kamu lihatin aku terus" katanya dengan matanya tetap kedepan membuat ku salah tingkah.
"Ge er banget jadi orang" kataku sambil berjalan mendahuluinya.
"Hati-hati jalanan sangat licin" katanya sambil menarik tanganku membuat Sinta dan Raka cekikikan.Ethan mengajakku berhenti disebuah pondok tengah kebun teh "eh kenapa berhenti disini?" Tanyaku, Ethan mengjakku naik kepondok itu.
"Lihat disini kita bisa menikmati pemandangan yang hijau." Katanya sambil menunjuk kesekitar.
Aku mengangguk kulihat para pekerja pemetik teh juga. Ethan mulai mengarahkan kameranya kedepan mencoba membidik obyek yang idah didepannya*****
Ethan mengarahkan kameranya ke Raline yang sedang duduk menikmati pemandangan dengan dengan kaos hitam berompi dan memakai topi chaplin sangat imut dan cantik.
diam-diam Ethan mengambil gambar Raline."Kak Risa!" Panggil Raline sambil melambaikan tangannya kearah 2pasangan orang yang sedang menikmati pemandangan dibawah.
Risa yang namanya dipanggil menoleh sambil melambaikan ta gannya.
"Capek?" Tanya Ethan.
"Sedikit" jawab Raline dengan kode tangan.
"Kalau begitu besok saja kekebun apelnya gimana?"
Ethan bisa menangkap raut kecewa Raline.
"Kenapa hem?" Tanya Ethan sambil mendekat dan memeluknya.
"Ingin buat pie apel pasti enak" kata Raline.
"Kamu bisa? kalau gitu sementara saja ambil dikebun belakang rumahkan ada?" Kata Ethan raline hanya mengangguk."Ehem, pengantin baru" deheman seseorang membuat Ethan dan Raline menoleh kebelakang. 2pasangan muncul dengan senyum diwajahnya.
Ethan memyerahkan kameranya pada Fadil menyuruhnya untuk mengambil gambarnya."Woi ada angin apa ini lo minta difoto." Teriak Fadil.
"Jangan banyak omong lo cepetan" kata Ethan.
"Hoo okey " Fadil menyerah dan mengarakan kameranya kearah Ethan yang sedang merangkul Raline.
"Sudah ini kalian cocok" kata Fadil menyerahkan kameranya pada Raline.
"Kami duluan ya" pamit Sinta.
"Okey" jawab Ethan.
Ethan mendekati Raline "sayang!" Panggil Ethan membuat Raline terdiam tapi ia berusaha mengontrol keterkejutannya.
"Hmmm" Raline menjawab.
"Maukan kamu mengandung anakku?" Tanyanya membuat Raline bener-bener melihat kearah Ethan.
"Mengandung?" ulangnya.
Ethan mengangguk, sambil mengelus perut rata Raline.
Apa ini artinya ia bener-bener mencintaiku? Bathin Raline.
Raline tak menjawab.
Membuat Ethan mendesah.
"Kita pulang" ajaknya.
Dalam perjalanan kerumah ia diam memikirkan permintaan Ethan.****
Ethan membereskan semua baju-baju Raline yang baru masuk heran "mau kemana?" Tanya Raline.
"KeJakarta ada masalah dikantor Jakarta kita harus kembali" katanya.
Raline ikut membantu memasukkan beberapa baju kedalam tas.
"Bunda sudah tahu?" Tanya Raline.
"Sudah tadi aku mendapat telfon saat bersama bunda, Fadil sudah perjalanan kesana"
Raline mengangguk.Setelah berpamitan dengan semuanya Ethan langsung pergi kebandara.
****
sampai dirumah Ethan langsung berangkat kekantor Raline juga keluar menemui Billa dikafe milik billa.
Raline menunggu billa yang otw kekafe."Hy Beb!" Sapa billa sambil cipika-cipiki.
"Kenapa? Kusut bener?" Tanya billa dan mengambil duduk didepan Raline."Tadi waktu dimalang dia bilang dia ingin aku mengandung anaknya, tapi aku masih belum yakin karena cerita yang aku dengar dia begitu mencintai Adiknya" cerita Raline.
"Bagus donk jadi dia serius ama lo beb, yaiyalah cinta secara adiknya kakak mana yang nggak cinta adik beb".
"Ini beda say, dia mencintai adiknya bukan seperti adik kakak tapi cinta seorang pria kepada wanita" kata Raline.
"Kamu harus percaya sama dia beb, mungkin dia sudah bisa melupakan adiknya dan bisa nerima kamu".
Raline terdiam memikirkan apa yang dikatakan billa.
"Pikirkan beb, dia bilang dia mencintaimukan?"
Raline mengangguk, "sekarang aku tanya apa kamu juga mencintainya?"
"Aku belum yakin beb ini terlalu cepat""Line, cinta itu datang tiba-tiba tidak peduli cepat atau tidak jika hati udah berkata mencinta mau gimana?" Nasehat Billa
"Thanks beb lu sohib gue" kata Raline.
"Ya, udah sekarang lu pulang istirahat, bukannya lu baru tiba dari Malang?"
Raline mengangguk dan pamit pulang.*****
Saat pulang Raline melihat mobil Ethan sudah terparkir didepan rumah Raline turun dari mobil yang disupiri pak Slamet.
Raline masuk dan melihat Ethan sedang duduk di ruang tengah dengan berbagai dokumen.
"Apa yang terjadi?" Tanya Raline.
"Ouh, hanya masalah sedikit, perusahaan merugi tidak banyak karena kelalaian karyawanku tapi sudah bisa diatasi, dari mana?""Ketemu Billa, sudah makan?"
Ethan mengangguk, "sudah tadi sama Fadil" kata Ethan.Raline duduk didekat Ethan samgat dekat.
"Kamu mau menggodaku sayang?" kata Ethan meletakkan dokumen yang tadi dipegangnya.
"Raline.. aku menginginkan kamu sekarang" kata Ethan dan dijawab anggukan oleh Raline. Ethan segera membopong tubih Raline kekamar mereka.****
Raline membelai bulu yang tumbuh didada Ethan, setelah percintaan mereka.
Ethan membelai rambut Raline dan sesekali mengecupi rambut Raline.
"Ethan!" Panggil Raline.
"Hmmm"
"Ceritakan tentang adikmu"
"Tidak ada cerita tentangnya" kata Ethan berubah dingin.
"Aku hanya ingin tahu tentang adikmu".
"Tidurlah Raline kamu pasti kecapekan" kata Ethan melepaskan tangan Raline yang ada didadanya dan beranjak pergi, meninggalkan Raline dengan kebingungannya.****
Pagi hari Raline bangun tidak ada Ethan disampingnya dia segera beranjak dari tidurnya dan membersihkan dirinya.
setelah itu ia turun kebawah dan melihat Ethan dimeja makan sedang membaca koran harian.
"Pagi" sapa Raline sambil mengecup pipi Ethan.
"Hmm" dijawab Ethan dengan gumaman.
"Sarapan non" kata mak Jas.
Raline menggeleng "tidak mak Jas lagi malas makan" kata Raline dan mendapat tatapan tajam Ethan.
"Sungguh aku lagi malas makan"kaata Raline dengan tatapan senduh.
Ethan hanya menghela nafas dan beranjak pergi setelah mencium kening Raline seperti biasa."Ada apa dengan den Ethan non"
"Nggak tahu mak, kemarin aku hanya tanya soal adiknya" kata Raline.
"Kenapa non tanya soal itu, aden sangat sensitif soal itu".
"Aku hanya ingin tahu mak, apa salah dulu dia bilang harus jujur, saat aku menyembunyikan tentang masa laluku dia begitu marah, dan aku hanya ingin tahu" kata Raline pelan dan sedih."Nona Intan saudara kembar den Ethan mereka tumbuh bersama, dan den Ethan sangat menyayangi Non intan, tapi saat usianya 17tahun Den Ethan ngomong kalau dia Sangat mencintai Non intan, cinta dalan arti cinta seorang pria pada wanita dan itu di tentang oleh tuan, begitu pula non intan, non intan sudah bilang kalau semua itu salah tapi den Ethan tidak terima dan pergi dari rumah, dan sangat hobi pulang dengan mabuk, suatu hari den Ethan melihat Non Intan dengan yang mak Tahu kekasihnya diklub malam dan saat itu den Ethan kalap dan memukuli kekasih non intan sampai tak sadar diri dan non intan sangat kecewa dengan den Ethan dia mengendarai mobil dengan ngebut dan saat itu dia hilang konsentrasi dan oleng dan menabrak pohon dan dia meninggal ditempat." Cerita mak Jas membuatku kaget.
"Dan sejak kematian non intan Den Ethan lebih suka sendiri dan meneruskan sekolahnya diluar negeri."
Raline mengangguk.
"Terima kasih mak mau menceritakan semua mak"
"Kamu harus tau nduk."
Raline mengangguk dan beranjak kekamar ia memutuskan untuk tidak berangkat kuliah dan memilih kekamar.————
Bersambung....
Jombang
23/02/2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Kilat
RomanceMenikah dengan orang yang baru kenal beberapa menit. wow keren. Itulah yang dialami Caraline, menikah dengan pria yang tak dikenalnya. Apa yang terjadi dengan pernikahan kilatnya