Aku menyusuri koridor sekolah yang sudah gelap itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 dan aku masih berada di area sekolah.
"Aku.. aku suka kamu.". Aku dengar suara seorang perempuan, aku melihat ke ujung koridor itu. Seperti biasa, itu B.I. Dia begitu populer, banyak sekali perepuan yang memujanya. Tetapi, B.I tidak pernah membalas perasaan perempuan yang suka padanya. Malah, ia hanya mengangguk dan pergi.
Perempuan itu memberi coklat pada B.I. Aku melihat gerak-gerik B.I apa dia akan terima atau hanya mengangguk dan pergi. Dan benar, B.I hanya mengangguk dan pergi melewatiku. Perempuan tadi menangis dan pergi. Ah, kenapa bisa perempuan itu menyatakan perasaannya kepada B.I? B.I saja tidak pernah peduli.
Aku pun pergi pulang. Tiba-tiba hujan pun turun deras. Aku menghirup bau tanah yang sangat ku suka. Jangan tanyakan padaku karena aku pun tidak tau mengapa. Aku cek tasku apa ada payung atau tidak. Dan sialan, aku tidak bawa payung. Terpaksa aku menunggu hujan reda di dekat gerbang, dan tidak aku sangka ada B.I disitu. Kukira dia sudah pulang.
Sekarang aku berada disamping B.I. Persis. Keheningan yang membalut kami, suara hujan turun, bau tanah yang sedari tadi menyengat, dan dingin mulai terasa sekarang. Sialnya aku hanya pakai baju pendek. Kupeluk diriku sendiri.
"Pakai ini." kata B.I sambil menyodorkan jaketnya. Aku menoleh. Apa ini benar mimpi? Ah, tidak mungkin. Tapi ini sungguhan.
Aku menggeleng pelan. "Tidak usah."
"Aku tau kamu kedinginan." kata B.I yang memasang jaketnya padaku.
Kuulangi. B.I.memasangkan.jaketnya.padaku. Ah, rasanya seperti tidak percaya. Bayangkan, seorang B.I melakukan ini padagadis biasa sepertiku.
"Te.. terima kasih." kataku pelan.
Tiba-tiba suasana hening sejenak. Hanya suara hujan yang menemani kami. Lima menit. Sepuluh menit. Lima belas menit. Dan masih seperti ini. Hujan pun tak kunjung reda.
"Kau lihat perempuan tadi?" kata B.I membuka pembicaraan. Aku menoleh tanpa berbicara apa-apa.
"Menurutku dia melakukan hal yang salah." kata B.I lagi. Aku hanya melihatnya dengan tatapan bingung.
"Seorang perempuan yang menyatakan cinta terlebih dahulu kepada laki-laki, itu sangat tidak punya harga diri." Aku bingung apa yang dibicarakannya.
"Aku lebih menghargai perempuan yang dapat menjaga harga dirinya. Diam menunggu pujaan hatinya mencintainya balik. Ya, tidak diam juga. Dengan sedikit usaha yang tidak begitu frontal, menurutku itu jauh lebih manis. Kau tahu? Sudah banyak perempuan yang menyatakan cintanya padaku. Tapi, semuanya terlihat tidak tulus. Sangat terlihat." Aku mendengarkannya dengan seksama tanpa berkomentar apapun. B.I melanjutkan ceritanya.
"Dan sebenarnya, aku masih menunggu cinta pertamaku. Perempuan yang dapat membuatku tidak dapat berpaling ke perempuan lain. Dia pernah berkata padaku sebelum dia pergi meninggalkanku. Waktu itu aku berumur 12 tahun. Dia berkata 'Aku akan kembali. Kembali kepadamu. Tetap seperti ini adanya. Tetap mencintaimu. Jadi, tunggu aku. Aku akan kembali untukmu.'". Aku terkejut mendengarnya.
Aku meneteskan air mata. "Han.. Han.. Hanbin?". B.I melihatku. Menatap mataku. Memegang pundakku erat.
"Hai, HaeRi? Apa kabar? Aku yakin kamu akan kembali. Kamu pasti tak menyangka, HanBin kecil yang kamu cinta sudah tumbuh menjadi laki-laki populer yang tampan. Tapi, aku tidak akan.........". Aku langsung memeluknya erat tanpa peduli dia akan berbicara apa. Rasa rinduku tak tertahankan. Aku menangis bahagia dipelukannya. Aku tak bisa berkutik apa-apa. Hanya memeluknya erat berhatap dia akan selalu bersamaku. B.I membalas pelukanku dan mencium puncak kepalaku. Suara hujan seakan menjadi lagu romantis kami sekarang. Aku sangat bahagia. Dan aku yakin dia pun merasakan hal yang sama.
.
.
.
fin.
Hai!! Ini fanfic pertama yang gue buat, gue iseng aja sih sebenernya buat cerita ini, ya tapi semoga kalian suka walau rada gaje hahaha. Tararengkyu yang udah mau baca <3
-Hcraei.sl
/author asing ha.ha/