Chap 3 | "Between Me and You" (7/2/16)

890 84 5
                                    


***

"Apa kau baik-baik saja?" Itu pertanyaan spontan Na Yeong begitu melihat pria itu berdiri dengan keadaan acak-acakan dan sudah berganti atasan dengan kaus putih polos berlengan panjang. Na Yeong sempat kaget melihat dandanan pria itu, menurut survei, pria akan terlihat lebih tampan ketika memakai kaus putih polos. Dan entah mengapa rambut berantakannya memiliki peran dan mempertampan visual pria itu. Jika pria itu sedikit menggulung lengan kausnya, mungkin ia akan... "Ekm.." Na Yeong berdeham berusaha menghentikan pikiran kesasarnya itu, susah payah ia menatap Myung Soo tanpa kembali memunculkan pikiran aneh itu lagi. Yang jelas bagaimanapun kelihatannya Myung Soo sekarang, pria itu terlihat sakit.

Myung Soo terlihat tak tertarik untuk menjawab dan hanya menatap Na Yeong yang terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. Namun seperti halnya Na Yeong tadi, pria itu baru sadar Na Yeong sedang membawakan nampan makanan yang sepertinya untuknya.

"Aku tidak lapar..."

"Tapi kau harus makan..." Sahut Na Yeong memaksa. Na Yeong sungguh tak tahu apa yang harus ia lakukan kali ini. Namun itulah amanat dari Nyonya Kim, bukan? Pria itu harus makan.

Myung Soo menggeleng. Ia masih keukeuh pada ucapannya.

"Tanganmu sakit? Aku bisa membantu. Atau lidahmu terasa pahit? Tahan saja sedikit. Yang jelas kau harus makan. Nyonya Kim sangat mengkhawatirkanmu dan aku juga harus bertanggung jawab dengan ini..." Na Yeong mengangangkat pelan nampannya berusaha menunjukan pria itu bahwa ada tanggung jawab didalamnya.

Myung Soo memegang nampan tersebut, lalu menariknya pelan, "Baiklah. Biar aku bawa masuk sendiri."

Na Yeong yang tidak terima dengan ucapan Myung Soo yang terdengar malas itu tak mau melepaskan nampannya, "Aniyo.. aku harus masuk dan memastikan kau menghabiskan semuanya." Ujar Na Yeong tegas. Antara ucapan yang disengaja agar ia semakin bisa mengetahui pria itu atau ucapan yang tulus dari hatinya karna mengkhawatirkan pria itu, entahlah.

"Kau type gadis pemaksa..." Ucap Myung Soo pelan sambil mundur lalu duduk di pinggiran kasurnya. Na Yeong melongok sedikit, sepertinya itu adalah sebuah ucapan silahkan dari Myung Soo untuknya. Tanpa ragu lagi Na Yeong memasuki ruangan tersebut sambil melihat-lihat. Ugh, memasuki ruangannya saja sudah sangat terasa dingin.

"Kau terlalu rendah menyetel suhu AC." Komentar Na Yeong. Myung Soo hanya menatapnya aneh, mengapa gadis itu terlihat banyak bicara?

Na Yeong menaruh nampannya di meja kecil disamping ranjang. Matanya sedikit tertarik dengan botol kecil yang bertengger di pangkal meja. Na Yeong menyipitkan matanya, berusaha memperjelas apa yang ia lihat. "Kau... mengonsumsi obat?"

Myung Soo mengikuti arah pandangan gadis itu, pria itu sedikit mengalihkan pandangannya karena ia menyadari bahwa botol obatnya lupa ia simpan. Myung Soo tak suka menunjukan kelemahannya. Dan hari ini ia telah banyak menunjukannya pada gadis itu. Myung Soo terdiam, tak ingin menjawab atau menyingkirkan obat itu dari jangkauan pandangan Na Yeong. Karena gadis itu sudah melihatnya, untuk apa disembunyikan lagi?

"Obat apa itu?" Na Yeong tak ingin menyerah bertanya hanya karna pertanyaannya tak dijawab. Na Yeong sedikit mendesaknya dengan terus memandang pria itu dengan tatapan yang memaksa.

"Apa kau akan terus bertanya seperti itu? Kau bisa keluar sekarang." Myung Soo mengambil tindakan tegas. Pria itu merebahkan diri dan menaikkan selimutnya.

"Hey, jangan tidur. Kau harus makan." Na Yeong mengambil sesendok untuk ia arahkan ke wajah tepatnya ke mulut pria itu. Myung Soo menaikkan alisnya heran, "Apa aku memintamu untuk menyuapiku?"

"Kau tidak memintanya?" Na Yeong ikut bertanya bingung. Tindakan bodoh apalagi ini.

Myung Soo menggeleng, "Aku bukan anak kecil." Lalu mengambil alih piringnya dan memakannya sendiri. Pria itu, walaupun terkesan dingin tapi lihatlah cara makannya sekarang, mungkin karena faktor tidak adanya meja dan piringnya harus bertumpu pada satu tangannya, pria itu terlihat imut ketika terlihat kesusahan menyendok makanan di piring yang tak seseimbang ketika bertumpu di meja. Na Yeong tersenyum geli melihatnya. Apa? Gadis itu tersenyum? Sejenak Na Yeong menyadari ada yang tidak beres dengannya. Tangannya terangkat memegang jantungnya, apa ini?

Memories, a Person Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang