Chapter terakhir terimakasih sudah membacanya hingga akhir
---
Mata Na Yeong membulat. Tidak, tidak mungkin... tidak mungkin tebakannya benar.
Setelah Sung Yeol memberinya beberapa petunjuk, Na Yeong terus menghubungkan semua yang terjadi kepadanya, dan membuatnya menjadi sebuah spekulasi yang baik. Na Yeong memanggil nama itu karena Na Yeong berkali-kali bertemu Woo Hyun saat Myung Soo berada di sekitarnya. Na Yeong sangat mengingat jelas bagaimana kekasihnya itu muncul tanpa mengatakan apapun, dan menghilang hanya dengan hitungan detik.
"Roh itu memanfaatkan rasa bersalah Myung Soo supaya dirinya bisa menguat lalu masuk ke tubuh Myung Soo, menggantikan roh Myung Soo ditubuhnya... roh yang kuat dan masih ingin hidup..."
Dan roh yang masih ingin hidup itu adalah, Woo Hyun??? Apa Woo Hyun merindukanku?
"Na Yeong-ah..." Pria itu memanggil namanya, tubuh Myung Soo, suara Myung Soo, namun ia yakin itu Woo Hyun. Pria itu sedikit menaikan sebelah alisnya melihat reaksi Na Yeong yang hanya terdiam. "Na Yeong-ah... apa kau..."
"Woo Hyun-ah!!!" Na Yeong tak bergeming. IA SANGAT MERINDUKAN WOO HYUN. Gadis itu berlari memeluk Woo Hyun bertubuh Myung Soo. Dan pria itu mendekapnya erat, "Haruskah aku tetap memelukmu supaya kau tidak terlepas lagi??" Ucap pria itu terdengar senang.
"Benarkah ini kau, Woo Hyun-ah??"
Woo Hyun mengangguk, "Aku merindukanmu.."
Na Yeong menyamankan pelukannya, "Woo Hyun-ah!" Gadis itu hanya bisa menyebutkan nama kekasihnya tanpa bisa menyampaikan apapun, perasaannya terlalu banyak menutupi pikirannya, ia terlalu bahagia bisa bertemu dengan Woo Hyun disini, walaupun dengan wajah yang bukan seperti dirinya. Namun bagi Na Yeong yang memiliki mata khusus, ia bisa melihat wajah Woo Hyun.
Na Yeong melepas pelukannya lalu menatap Woo Hyun dengan wajah berbinar, "Kau belum selesai mentraktirku semangkuk ramen..."
***
"Hey, mengapa kau masih mengingat tentang ramen, huh?!" Pria itu terlihat protes, sedangkan Na Yeong hanya tertawa geli. "Sudahlah... toh sekarang jadi aku yang mentraktirmu..." Balas Na Yeong sambil cekikikan. Ia terlihat sangat bahagia. Sedangkan para penghuni rumah makan tersebut menatap mereka aneh, terlebih karena Woo Hyun yang masih memakai baju pasien di luar rumah sakit. Ya, mereka berdua kabur menuju kedai mie ramen dekat sekolahnya dulu.
Na Yeong merasakan dirinya kembali hidup, Woo Hyun sekarang disini! Ia tak perlu bertingkah aneh gara-gara merindukan pria ini lagi. Tangan Na Yeong terangkat menuju bibir Woo Hyun, "Aaa??" ia mengarahkan garpu dengan mie diatasnya ke arah mulut Woo Hyun. Dan Woo Hyun menerimanya dengan senang hati. Pria itu membuka mulut lalu memakannya, sedangkan Na Yeong malah berinisiatif memakan beberapa helai mie yang masih menggantung gara-gara Woo Hyun yang tidak bisa menjangkaunya.
Mereka tersenyum sambil berusaha menyeruput mie masing-masing, dan tidak di duga salah satu helai dari yang mereka makan saling berhubungan. Pipi Na Yeong memerah malu. Sedangkan Woo Hyun hanya tersenyum geli, lalu muncul ide gila. Pria itu terus berusaha memakan mie tersebut, menggoda Na Yeong dan terus mendekatkan wajahnya.
Na Yeong terdiam, ia hanya bisa membulatkan matanya dan menatap Woo Hyun salah tingkah. Woo Hyun tersenyum, kemudian kembali memperkecil jarak wajah mereka. Na Yeong tak tahan, ia segera mengangkat tangannya lalu menepuk jidat Woo Hyun supaya menjauh. "Dasar pria aneh!" Ucap Na Yeong kesal, mengalihkan pandangannya, lalu menyelesaikan mengunyah ramennya. Ia mendengar Woo Hyun tertawa. "Eyy... ada apa dengan wajahmu?"
"Berhenti menggodaku!" Ucap Na Yeong dengan nada kesal, namun harus ia akui, berkali-kali ia mencoba menyembunyikan senyum bahagianya.
"Baiklah.. baiklah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories, a Person Like You
RandomKecelakaan itu membuatku menjadi aneh, melihat apapun yang tidak ingin aku lihat. Aku bisa melihatnya. Bagaimana cara orang mati tiba-tiba menatapku, muncul dihadapanku, dan berbicara denganku. Apapun itu, jujur saja itu sangat menggangguku. Menggan...