"Aku melukaimu, Na Yeong-ssi..."
"Aku melukaimu..."
Na Yeong benar-benar tidak berfikir Myung Soo akan bertindak sekhawatir itu. Setelah membantu Na Yeong berdiri, pria itu tak henti-hentinya menggumam, tentang ia meminta maaf dan ia sangat menyesal sambil mengantarnya pulang. Bahkan Myung Soo tak memberi salam penutup saat Na Yeong sudah sampa di rumahnya, dan pria itu tak melemparkan senyumannya. Ada apa dengan dirimu Kim Myung Soo??
Na Yeong menunduk di tepi kasurnya, pikirannya terus melayang menggambarkan kembali saat terakhirnya bersama Myung Soo, dan ini sudah dua minggu setelah kejadian itu. Baik ayahnya atau Tuan Kim sama sekali tidak memberikan kabar. Bagaimana kabar Myung Soo saat ini? Uh.. Na Yeong sudah sangat merindukan pria itu.
Ada satu hal lagi yang mengganggunya, tangannya membuka dan memperlihatkan sebotol obat di genggaman gadis itu. Ya, obat milik Myung Soo. Terjatuh pada saat yang sama ketika mereka terjatuh dari sepeda. Na Yeong yang hampir melupakan niat awalnya, kembali penasaran begitu botol itu menampakan diri, terjatuh dari saku empunya. Awalnya Na Yeong ingin menanyakan langsung pada Myung Soo, namun pria itu sudah tidak menemuinya akhir-akhir ini. Malam ini, ia berniat memeriksa obat tersebut. Na Yeong tak mungkin menyia-nyiakan kesempatannya.
***
Beruntung Na Yeong memiliki kenalan seorang apoteker yang sudah banyak bekerja sama dengan perusahaan ayahnya. Ia hanya menyerahkan obat tersebut, lalu menunggu hasilnya.
Seseorang keluar dari lab, Na Yeong yang mengenalnya langsung berjalan mendekat, "Apakah sudah keluar hasilnya, Hoya-ssi??"
"Ini hasilnya... Apa itu obatmu, Na Yeong-ssi? Kau pasti sedang banyak mengalami tekanan... Aku harap keadaanmu cepat membaik." Pesan orang yang disebut bernama Hoya sambil mengelus pundak Na Yeong.
"Tertekan?"
***
"Pantas saja... Ini obat penenang?? Mengapa Myung Soo perlu mengonsumsi ini? Ia mengalami banyak tekanan?" Gumam Na Yeong sambil menatap lekat-lekat hasil pemeriksaan kandungan obatnya. "Pria itu... apa yang sebenarnya pria itu alami?"
"Pria itu banyak mengalami tekanan, Na Yeong-ssi..." Seseorang menyahut, mengagetkan Na Yeong yang hampir melempar beberapa lembar kertas tersebut. "Sung Yeol-ssi? Kau selalu mengagetkanku.."
"Sudah mau berbicara denganku rupanya?" Ejek Sung Yeol lalu melirik kertas yang dipegang Na Yeong. Na Yeong hanya menarik kertas itu kembali supaya berada di luar jangkauan Sung Yeol.
"Sebentar... apa maksud kata-katamu tadi? Kau mengenal pria itu??" Tanya Na Yeong.
"Kim Myung Soo, anak pemilik perusahaan LKim Corp, umur dua puluh tujuh tahun dan baru merayakan ulang tahunnya tujuh belas hari yang lalu... Ini adalah perjodohan pertamanya dan orangnya adalah kau." Jelas Sung Yeol panjang lebar. Na Yeong hanya bisa mendelik tak percaya. Pria itu seperti tahu lebih banyak tentang Myung Soo dari pada dirinya. Sung Yeol hanya bisa tersenyum bangga menunjukan jejeran giginya.
"Apa yang kau tahu tentang obat ini?" Tanya Na Yeong to the point. Sedangkan Sung Yeol tiba-tiba malah menatapnya dengan tatapan serius. "Ada yang sedang diperebutkan, Na Yeong-ssi... dan kau harus bisa menentukan..."
Kata-kata itu terdengar sangat tidak cocok di telinga Na Yeong, terdengar out of topic dari pertanyaannya. "Apa kau memang selalu berkata aneh seperti itu, Sung Yeol-ssi??"
"Apapun yang aku katakan, ku harap itu bisa membantumu, Na Yeong-ssi..."
***
Baiklah, kali ini Na Yeong sudah tak tahan lagi. Ia ingin segera menemui pria itu dan memastikan sesuatu. Na Yeong bukan type gadis yang rela digantungkan begitu saja. Membuatnya betah lalu tiba-tiba menghilang tanpa kabar? Itu adalah cara terburuk untuk memperlakukan seorang gadis sepertinya, dan gadis yang lain juga tentunya .-.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories, a Person Like You
RandomKecelakaan itu membuatku menjadi aneh, melihat apapun yang tidak ingin aku lihat. Aku bisa melihatnya. Bagaimana cara orang mati tiba-tiba menatapku, muncul dihadapanku, dan berbicara denganku. Apapun itu, jujur saja itu sangat menggangguku. Menggan...