Epilog

876 80 37
                                    

"Berhenti membolak-balik buku cerita itu, Kim Myung Soo..." Ucap Na Yeong memperingatkan dari meja pantry, tangannya masih sibuk mengelap beberapa piring yang baru saja selesai ia cuci. Matanya memang sulit untuk mengalihkan pandangannya karena Myung Soo yang terlalu banyak mencuri perhatian karena tingkahnya yang aneh.

Myung Soo melirik Na Yeong sinis, sedangkan Na Yeong hanya membalasnya dengan senyuman mengejek. Setelah sekali membalik buku itu lagi, Myung Soo mencoba membacanya, namun pria itu terdiam, "Sampai mana kita tadi??"

"Sang putri kepergok oleh pangeran yang dingin karena memasuki ruangan terlarangnya..." Na Yeong kembali menyahut sambil terus mengelap piringnya. Pria itu menatapnya lagi, "Berhenti memperhatikanku..."

Na Yeong tersenyum semakin mengejek, menggoda Myung Soo yang kesal melihat tingkah menyebalkannya. "Aku hanya memperhatikan gadis kecilku..." Alibi Na Yeong lalu menaruh piring terakhirnya ke dalam rak. Myung Soo terlihat semakin kesal lalu melempar tatapan dinginnya saat Na Yeong berjalan mendekat, "Berhentilah bersikap dingin di depan anak kecil..." Na Yeong menyubit pelan pipi Myung Soo. Pria itu terlihat imut seperti biasa di saat pria itu mengalami kesulitan.

Kemudian Na Yeong mengalihkan perhatiannya pada gadis kecil yang terlihat asyik dengan cemilannya. Ini sudah menjadi kegiatan rutin sore hari membacakan Soo Yeong sebuah cerita dan makanan ringan supaya Soo Yeong nya bisa tertidur. Na Yeong menghampiri gadis kecil itu, lalu memeluknya dari belakang. Gadis itu melonjak senang begitu tangan Na Yeong melingkar di tubuhnya.

"Apa kau menikmati ceritanya, Kim Soo Yeong??" Tanya Na Yeong lembut sambil merapikan beberapa makanan yang menempel di sekitaran bibir tipis gadis kecilnya. Soo Yeong hanya tersenyum riang lalu kembali mengayun-ayunkan tangannya senang mendapat perlakuan manis dari ibunya itu.

Setelah semuanya bersih, gadis itu mengarahkan mata lebarnya ke arah Myung Soo, "Ugh! Appa bahkan tidak menceritakannya dengan baik!" Jawab Soo Yeong sambil memanyunkan bibirnya imut, ucapannya terdengar seperti sebuah protes yang dilayangkan langsung kepada ayahnya. "Ceritanya akan terdengar lebih baik jika eomma yang membacakannya..."

Na Yeong tertawa mendengar ungkapan anaknya itu, sedangkan Myung Soo yang merasa tersudut hanya bisa mencubit pipi Soo Yeong gemas, "Kau tidak mendengar cerita appamu tadi... bahkan appa sampai lupa halaman berapa yang appa buka sebelumnya..." Ucap Myung Soo sesekali menatap Na Yeong dingin.

"Appa saja yang tidak pandai berbicara..." Ejek Soo Yeong. Na Yeong sendiri makin sibuk cekikikan mendengar ejekan anaknya kepada Myung Soo. "Mungkin kau perlu berlatih berbicara, Myung Soo-ssi..." Myung Soo menatapnya datar, mulut pria itu tak mau berbicara lebih. Na Yeong yang sadar ucapannya tak dibalas mencibir pelan ke arah Myung Soo lalu terdiam.

"Eomma! Aku mau ice cream!!" Pekik Soo Yeong menunjuk-nunjuk kulkas dengan jari kecilnya. Na Yeong mencoba menurunkan kembali tangan Soo Yeong, lalu memeluk gadis itu gemas. "Kau bisa batuk jika memakannya terlalu banyak..."

"Soo Yeong sudah berjanji akan memakannya... Ice cream itu akan menangis jika Soo Yeong tidak menepati janji..." Balas Soo Yeong bergaya imut, ia mengucapkannya sambil menunduk dan menggenggam ujung pakaiannya memohon.

Myung Soo yang lama terdiam kembali menangkup pipi tembem Soo Yeong, "Baiklah akan appa ambilkan, tapi kau harus mendengarkan ketika appamu kembali bercerita..." Ujar Myung Soo. Soo Yeong mengangguk sambil tersenyum, melihat jawaban itu, Myung Soo pun bangkit untuk mengambil cup ice cream lalu menyerahkannya ke tangan Soo Yeong yang sudah kembali terangkat. "Ice cream... Ice cream..." Pekik Soo Yeong mengangkat-angkat cup ice creamnya senang.

Na Yeong mendelik ke arah Myung Soo begitu pria itu baru saja kembali duduk, "Hya! Soo Yeong bisa batuk jika terus makan ice cream!" pekik Na Yeong kesal.

Memories, a Person Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang