Story 4

109 6 2
                                    

Aku menatapnya. Alshen, sosok pria jangkung yang selalu membuatku merasakan senang dan sedih bersamaan. Mataku selalu dapat menikmati keindahannya. Semoga suatu saat nanti hati ini dapat merasakan sentuhan cintanya. Pasti sangat menyenangkan seandainya itu benar-benar terjadi. Aku akan membuatnya hanya melihatku saja, seakan-akan tak ada sesuatu lain yang bisa mengalihkan perhatiannya. Membuat pria di depanku ini menjadi milikku seutuhnya dan hanya ada kami berdua.

Aku tersenyum.

Ya, kita berdua…

Namun seketika aku kembali pada kenyataan. Hidup tidak mungkin seindah itu. Mengharapkannya sama saja membuatku lebih banyak terluka. Menciptakan semakin banyak angan padahal aku seharusnya tahu diri, kami tidak akan pernah bersama. Seberapapun aku berharap, seliar apapun pikiranku tentang hidup berdua dengannya, semuanya tidak berarti. Karena dia terlalu jauh. Itu yang kurasakan. Dia dekat, tapi juga jauh disaat yang bersamaan.

Dia terlalu jauh, sampai-sampai aku tak sempat melihatnya berjalan mendekat.

***

Jantungku berdetak cepat. Bagaimana tidak? Seseorang baru saja menyatakan perasaannya padaku. Kalau kalian mengira dia adalah Alshen, kalian salah besar.

Aku menghela napas. Padahal aku sangat berharap Alshen lah yang ada di hadapanku saat ini.

“Rey? Kamu mau kan jadi pacar aku?” pertanyaan itu seketika membuatku gelagapan, tak tahu harus menjawab apa.

Aku terdiam. Menimang jawaban yang menurutku tepat. Aku bimbang dengan pilihan ini. Aku tidak bisa membohongi diri, karena hati ini masih terpaku pada satu orang. Alshen. Rasaku masih dibawah pesonanya, terus berharap meski sudah kupaksa berhenti. Tapi di sisi lain, aku tak sampai hati menolak cinta yang datang padaku di saat aku memang sedang membutuhkan perasaan itu. Aku terdiam sejenak.

“...Ya, aku mau.” jawabku mantap, meyakinkan pria di depanku seolah aku benar-benar menginginkannya.

Mungkin ini pilihan yang terbaik. Dengan pria lain di sampingku, mungkin perasaan ini perlahan bisa menjauh dari sosok idamannya.

Aku akan berusaha membuat hatiku berhenti mencintainya. Memaksa mataku untuk tak lagi tertuju padanya. Karena ada seseorang lain sekarang, yang lebih bermurah hati menawarkan cinta padaku.

Aku memilih berhenti disini sebelum hatiku jatuh semakin dalam.

Meninggalkan cinta yang selama ini diam menunggu balasan.

Karena dia terlihat jauh, tapi juga dekat. Dekat dan semakin dekat. Membuatku menyesal karena tak membiarkan hatiku menunggu lebih lama. Dan dia benar-benar datang, ketika aku diseret menjauh.

***

Sepertinya aku salah
Hatiku terlalu lelah menunggu
Rasa ini seakan menyerah
Sampai-sampai aku tak menyadarimu
Berjalan mendekat
Membawakan cinta padaku, tapi terlambat
Seharusnya kau datang lebih dulu
Mengapa baru sekarang kau mengaku
Bahwa kau juga mencintaiku

Hati, seharusnya kau lebih bersabar menunggunya datang dan kini aku kehilangan dia.

***

Peny_ Chan

Stories About PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang