Aku kira butuh rasa kagum sebelum cinta itu benar-benar datang. Seperti sekian banyak cinta lama yang dulu berkunjung. Aku sempat yakin-berusaha meyakinkan diri, mungkin?-kalau aku tidak benar-benar jatuh cinta lagi sekarang. Karena dulu, cintaku tidak seperti ini. Tidak seambigu dan sedangkal ini. Tidak sampai membuatku gelisah begini. Bahkan, ketika menulis ini pun jantungku berdebar tak keruan. Ada apa denganku sebenarnya? Sebegini hebatkah cinta yang aku tumbuhkan? Tidak. Semoga ini bukan cinta yang aku takutkan.
Aku sempat yakin ini bukan cinta. Sejak dulu, aku selalu mencintai orang-orang yang membuatku kagum, orang-orang hebat, berwibawa, cerdas, dan punya jiwa pemimpin. Sedangkan dia? Hanya bermodal tampang dan kepintaran yang di atas standar namun tidak begitu wah, bisa membangunkan cinta yang susah-susah kujaga untuk satu orang? Sebodoh apa sih cinta ini? Aku bahkan tidak mengharapkan hal itu. Karena hal-hal yang melibatkan perasaan tidak jelas ini seringkali menemukan akhir yang buruk. Jadi, semoga dia masih tetap menjadi ketertarikanku semata. Jangan sampai aku terpeleset jatuh ke dalam perasaan yang gelap ini. Jangan lagi. Untuk saat ini saja.
Peniu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories About Pain
RomanceUntukmu, yang ingin tahu betapa menyedihkannya diriku yang terperangkap di balik kata cinta. Tak ada yang kurasakan, selain sakit. Peniu.