Story 10

12 2 0
                                    

Aku menikmati saat-saat ketika aku mencintai seseorang. Bagaimana debar jantungku tak pernah benar sedetikpun. Bagaimana perasaan ini tiba-tiba tak bisa dilisankan. Bagaimana setiap momen manis itu mampu memporak-porandakan suasana hatiku dalam sekejap. Ya, pikirku hanya kamu. Kamu. Kamu. Kamu. Dan selama itu pun, aku merasa telah menjadi perempuan yang paling bahagia.

Tapi ini bukan dongeng. Tidak ada akhir bahagia untuk selama-lamanya.

Selagi waktu terus berputar di antara kita, aku menyayangimu. Tak pernah aku sebegitu empatinya pada seseorang. Tak pernah aku sebahagia ini jika berdua dengan seseorang. Ada yang berbeda. Apapun tentangmu, itu cukup untuk memutar balikkan semua hal yang awalnya biasa. Ya, hatiku hanya kamu. Kamu. Kamu. Kamu.

Tapi aku sadar. Waktu yang kita dekap berdua pun bisa lepas kapan saja.

Ibarat dua kutub magnet sejenis yang didekatkan, dengan kesadaran penuh kita menjauh. Ataukah sebenarnya kita saling mendorong? Lalu, kemana perginya waktu yang dulu tergenggam? Apa artinya semua momen-momen yang terekam, hanya untuk dikenang? Hanya sebagai bahan bernostalgia? Kuharap, tidak akan semiris itu. Karena awalnya aku pikir, kamu akan kembali. No matter what.

Tapi, selalu ada banyak keraguan. Banyak. Sampai-sampai aku nyaris hilang percaya.

Aku mencintamu dengan caraku. Dengan caraku pula, aku tersadarkan bahwa dulu, aku hanya "mencintaimu". Dan setelah aku benar-benar tanpamu, baru aku merasakan yang namanya jatuh cinta.

Aku jatuh karena terlalu mencintaimu.

Aku terjatuh ketika aku merasa sulit untuk melepaskan. Sulit untuk merelakan. Seberapapun aku merasa kehilangan.

Tapi, aku yakin. Layaknya orang jatuh yang pasti akan berdiri lagi untuk memperbaiki keadaan ataupun mengobati lukanya, aku pun sama. Ada masanya aku akan berdiri tegak kembali dengan rasa sakit lalu melihat tak ada luka di sana. Karena jatuh cintaku bukan tentang luka, tapi bagaimana rasa sakitku ketika melepaskan.

Jika aku bisa berkata, aku akan berkata. Sayangku tak pernah hilang untuk dia yang pernah membuatku bahagia.

Peniu.

Stories About PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang