PITALOKA ~ Sang Ratu Andalas Part 31 ~ 40

2.1K 47 0
                                    


Part 31
**********

" jiiiaahh, baru di blg seperti itu, dia langsung pergi mencari karina." Sahut alang cekikikan bersama rajo. Gumara hanya tersenyum senyum saja melihat tingkah temannya. Tiba - tiba saja, pita datang dan menghampiri gumara di saung.
" pa mara, ada waktu ???" Sahut pita
" waahhh ... ini namanya pucuk dicinta, ulam....hmpmm!" Mulut rajo langsung di tutup oleh tangan alang.
" maaf gumara, aku ma rajo ada sedikit.urusan." sahut alang langsung membawa rajo
" hmmpphmmp.... " suara rajo yg mulutnya di tutup oleh alang. Rajo dan alangpun pergi meninggalkan pita dan gumara. Gumara hanya tersenyum.
" ya, ada apa pita ???" Sahut gumara tersenyum pada pita
Pitapun duduk di samping gumara namun agak jauh dari gumara.
" hmmhmm ... pita ingin bertanya tentang pertanyaan yg belum di jawab pa mara ???" Sahut pita
" pertanyaan ??? Pertanyaan yg mana??"  Tanya gumara bingung
" pertanyaan yg pita ajukan saat perjalanan pulang ke kumayan." Sahut pita
Dan gumara akhirnya teringat pertanyaan apa yg di maksud oleh pita.
" kau ingin tahu hubungan kita apa ?" Tanya gumara menatap mata pita langsung dengan tatapan lembut.
Pitapun mengangguk kecil
" hubungan kita itu, unik. Kadang kita suka bertukar pikiran, kadang kita bertengkar, seringkali sedikit salah
paham, tapi itu mungkin yg di sebut sepasang kekasih." Sahut gumara tersenyum lembut menatap pita, namun pita tak kuasa menatap mata gumara, entah mengapa pita merasa malu, senang namun bingung. Dan gumara melihat kebingungan dari wajah pita.
" saya tahu, kau merasa bingung. Pita" Sahut gumara yg membuat pita menoleh pada gumara." Tidak usah, bingung. Saya akan menunggu sampai kau ingat lagi padaku." Sahut gumara    " saya tidak akan memaksa kamu, pita. Tapiii ..." sahut gumara yg berhenti berbicara
" tapi ???" Ulang pita penasaran akan kelanjutan ucapan pa mara.
" tapi saya ingin kau tahu, bahwa saya akan tetap selalu mencintaimu walaupun kau sudah tidak memiliki
perasaan yang sama seperti saya, pita." Sahut gumara, pitaloka melihat sedikit kekecewaan di mata gumara. Dan entah mengapa, pita tak tega, dan langsung memegang tangan gumara.
Gumara tersenyum.
" aku tidak apa2, pita." Sahut gumara tenang.
Gumara Bangkit dari tempat duduknya dan berkata,
" ayo, pulang pita. Sebentar lagi datang senja. Saya antar kau pulang." Sahut gumara mengulurkan tangannya kepada pita, awalnya pita tampak ragu, namun saat melihat senyum gumara, pita menyambut uluran tangan gumara.
" ya, pa mara!" Sahut pita tersenyum simpul.

Part 32
**********

Malampun tiba, gumara mengajak pita ke pasar malam untuk menonton layar tancap. Banyak warga yg datang ke pasar malam tersebut. Selesai menonton, gumara mengajak pita untuk berjalan jalan.
" ternyata pasar malam itu seperti ini ?" Sahut pita tampaknya merasa takjub dengan keramaian orang di pasar malam
" suka?" Tanya gumara
" ya suka." Sahut pita menjawab dengan riangnya.
Namun datanglah pengganggu, suara petir dan gemuruh angin merusak suasana pasar malam. Para warga mulai panik
" ki petir lagi." Sahut gumara
" apa! Ki petir." Sahut pita kaget mendengar ucapan pa mara.
Ternyata dugaan gumara benar, dari atas datanglah ki petir yang perlahan lahan turun ke permukaan tanah.
" berikan pitaloka padaku, gumara.!" Sahut ki petir menginginkan pitaloka
" langkahi dulu mayatku, ki petir." Sahut gumara. " pita , sekarang kau lari dari sini." Pinta gumara
" tidak pa mara, saya akan melawannua bersama pa mara." Sahut pita penuh keyakinan
" tapi ... pi ...!" Ucapan gumara terpotong karena serangan dari ki petir.
" baik pita, tapi tolong kamu hati2." Sahut gumara
" baik pak." Sahut pita
Akhirnya pita dan gumara melawan ki petir. Pertarungan berlangsung dengan sengit.
Tembakan tembakan petir membuat para warga resah dan langsung membubarkan pasar malam tersebut. Akhirnya pita terkena satu serangan dari ki petir. Pitapun terjatuh.
" pitaaa..." teriak gumara saat ingin menghampiri pita, gumara langsung di serang oleh ki petir. Pita mulai mencoba untuk bangun tapi tidak bisa,  gumara yg mencemaskan keadaan pita mulai tidak berkonsentrasi menghadapi ki petir. Dan satu tendangan dan.serangan di terima gumara. Gumarapun terjatuh dan terluka. Pita mencoba untuk.bangun namun tidak bisa. Ki petir mencoba berjalan mendekati ki petir. Dan mulai melemparkan serangan listrik yg kuat kepada pita. Namun serangan tersebut dapat di tahan oleh atuk abu.
" tenang pita, biar ini jadi urusan ayah." Sahut atuk abu yg terus melakukan penyerangan. Gumara pun bangkit dan langsung menghampiri pita dan atuk abu. Para inyik pun datang membantu.
"Bedebah kau!" Sahut rajo
" ayo, kita habisi dia." Sahut alang
Akhirnya para inyiek menyerang ki petir bersamaan. Serangan menjadi membabi buta. Namun satu per satu inyiek mulai di lumpuhkan. Atuk abu, atuk lebay karat, dan alang terkena serang dari ki petir.
" ayah, kau tidak apa? Atuk abu, alang!" Tanya gumara
" jangan, pikirkan ayah, mara. Fokus pada pertarungan!" Sahut atuk lebay karat .
Berikutnya rajo dan atuk tunggal mendapatkan serangan dan terpental.
Tinggal alim dan gumara.
" alim, gunakan kecepatan kau. Kau dan dia memiliki kecepatan setara!" Sahut gumara mulai menganalisis gerakan ki petir.
Namun tiba - tiba saja, ki petir berhenti  dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Petir semakin banyak. Namun dari atas terlihat beberapa wanita yang melayang karna di aliri listrik ki petir.
" farah." Sahut alang
" karina, ratih!" Sahut atuk lebay karat dan alim
" puspa!" Sahut atuk lebay karat
" ratna, pina!" Sahut rajo
Para inyiek kaget, karna orang- orang dekat mereka menjadi.sasaran ki petir.  Ki petir lalu menyerang gadis gadis itu.dengan petir.
" JANGAAAAN" sahut para inyek dan ki. Petir trus melakukannya
Gumara dan alim langsung menyerang ki petir namun ki petir langsung memberikan pukulan telak dan membuat alim dan gumara terpental.
Para gadis tersebut berteriak kesakitan  dan di jatuhkanlah mereka semua ke tanah. Alang, rajo, lebay karat dan atuk abu langsung menghampiri para gadis tersebut.
Gumara dan alim mulai bangkit lagi.
" jika kalian ingin para perempuan itu selamat biarkan aku membawa gadis itu." Sahut ki petir menunjuk ke arah pita
Para inyiek menoleh ke arah pita. Yang di inginkan petir hanya pita seorang. Pita masih lemas dan tidak bisa bergerak.

PITALOKA ~ Sang Ratu AndalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang