PITALOKA ~ Sang Ratu Andalas Part 51 ~ 60

1.6K 47 0
                                    


Part 51
************

Akhirnya para cindaku merayakan kemenangannya dengan membuat pesta, segala macam makanan telah di hidangkan, api unggun yang sangat besar telah menyala, dan suara gendang serta alat musik lainnya membuat suasana pesta semakin meriah. Para cindaku benar benar membuat pesta ini menjadi meriah.
" baiklah... saudara - saudaraku, hari ini kita akan merayakan kemenangan kita, anggap ini sebagai rasa syukur kita karena tanah kerinci sudah kembali ke tangan kita." Sahut poa salah satu ketua cindaku. " tidak lupa pula kita ucapkan rasa terima kasih kita kepada para inyiek dari kumayan, saudara harimau kita." Sahut poa melanjutkan
Akhirnya para cindaku berdiri semua dan memberi hormat serta rasa terima kasih mereka.
" terima hormat kami dan terima kasih kami." Sahut serentak para cindaku kepada para inyiek
Para inyiek merasa bangga namun sungkan dan enggan pula menerima penghormatan ini.
" sudah ....sudah. kalian janganlah seperti ini. Ini sudah kewajiban kami sebagai saudara kalian." Sahut atuk tunggal sebagai perwakilan dari kaum inyiek
" baiklah ... marilah kita menikmati pesta ini." Ajak poa untuk mengajak semua inyek dan cindaku berpesta
Namun gumara merasa ada yg hilang, pita dari tadi nampak tak ada di sekitar pesta sejak di ajak pergi dengan sriayu. Mata gumara terus mencari
keberadaan pita. Rajo dan alang menikmati pesta dengan menari nari.di depan api unggun bersama para cindaku muda. Atuk lebay karat, atuk tunggal dan atuk abu bercanda gurau dengan sesepuh para cindaku. Sedangkan alim menemani gumara, duduk sambil menikmati pemandangan dan hidangan. Pesta sudah berlangsung 1 jam. Tiba tiba ada suara seperti terompet besar. Membuat para cindaku dan inyiek berhenti menghentikan pestanya.
" saudara saudaraku, maaf mengganggu pesta. Namun disini saya akan mengadakan turnamen agar pesta ini menjadi meriah." Sahut poa sebagai pembicara
" waahh , hebat alang. Ada turnament. Pasti ada hadiah." Sahut rajo
" iyoo ... ingat rajo, saya tidak akan kalah lawan kau." Sahut alang
" iyo iyo ." Sahut rajo sambil tercengir melihat tingkah alang " tapi kira kira hadiahnya apo ya ?" Sahut rajo.
Alim dan gumara mendekati rajo dan alang
" semoga hadiahnya uang atau emas, aku ingin memberi sesuatu kepada karina." Sahut alim penasaran
" onde mande, ternyata kau ingin ikut juga alim." Sahut rajo melirik ke arah alim
Alim tersenyum
" aku jamin kalian pasti akan sulit mengalahkanku." Sahut alim menantang alang dan rajo
" onde mande, sombong sekali.saudara kita ini rajo." Sahut alang sambil cengar cengir melihat tingkah alim.
Rajopun tertawa namun dia melihat gumara nampak tak antusias pada turnamen ini.
" tuan guru, kenapa kau??? Kau tidak ikut?" Tanya rajo sadar akan tingkah gumara.
" saya tidak berminat, saya sedang mencari pitaloka." Sahut gumara, matanya masih tetap mencari cari pitaloka.
" onde mande, ikutlah ..." sahut rajo.
Namun pembicaran mereka berhenti karna poa melanjutkan aturan dari turnament ini.
" turnamen ini akan di pertarungkan oleh 4 pendekar. Arena turnamen berada di sana." Sahut poa sambil menunjuk area turnamen yg tak nampak karena gelap.

Part 52
***********

" Nyalakan api." Sahut poa melanjutkan dan ternyata setelah dinyalakan sudah ada area turnamen.
" waah arena turnamen yg sangat besar." Sahut alim
Para inyiek lain terpukau melihatnya.
" aturannya adalah 4 pendekar inyiek dan 4 pendekar cindaku terbaik akan bertarung. Aturan pertarungan ini adalah sapa yg keluar dari arena turnamen maka dia yg kalah. Jika semua anggotanya keluar dari arena atau menginjak tanah. Maka timnya menjadi kalah." Sahut poa ." Bagaimana atuk tunggal, bersedia kah ikut memeriahkan pesta ini ?" Tanya poa kepada atuk tunggal sebagai perwakilan dari kaum inyiek
" baiklah ...kami setujuh." Sahut atuk tunggal
" panggilkan pendekar pendekar itu atuk tunggal." Sahut poa
" baiklah, pertama rajo." Sahut atuk tunggal " kedua alim, ketiga alang dan yang ke empat adalah gumara." Sahut atuk tunggal
Rajo alim dan alang sangat senang namanya di panggil dan langsung melompat ke arena turnament meninggalkan gumara. Akhirnya gumara mw tidak mw karna namanya.di.sebut oleh atuk tunggal diapun melompat ke arena. Rajo alim dan alang hanya tersenyum melihat tingkah gumara yg tidak berminat itu.
" pendekar dari cindaku, pertama abi, kedua rago, ketiga topa dan terakhir adalah bata." Sahut poa memanggil.para pendekar cindaku tersebut. Ke empat pendekar itu melompat ke arena tersebut.
Alim, rajo, alang dan gumara mulai.serius melihat lawannya yg baru datang ke arena itu.
" turnamen ini tujuannya adalah ...." sahut poa mulai memperlihatkan sosok yg di ikat dan di gantung. Seorang gadis yg nampak tertidur yaitu pitaloka.
" PITALOKA....." sahut gumara cemas dan mulai melompat.
" tunggu, jika kau berani menyelamatkannya maka liat di ujung sana. Anak buah saya tidak aka segan segan memutuskan tali itu dan pitaloka akan mati termakan oleh buaya buaya tersebut." Sahut poa. Atuk tunggal, atuk abu dan atuk lebay karat telah di todongkan tombak ke leher mereka. Jika mereka bergerak nyawa mereka melayang.
Gumara baru menyadari bahwa di bawah pita terdapat buaya buaya yg sangat besar dan kelaparan yg dari tadi melebarkan mulutnya untuk menangkap pitaloka yang sedang pingsan.
" bajingan, apa2an ini." Sahut rajo geram melihat kejadian ini.
" ini hanya sekedar bumbu dalam pertarungan saja, biar semakin seru dan menegangkan." Sahut poa yg benar benar memicu amarah gumara
" lepaskan pita." Perintah gumara
" jika kau ingin pitaloka selamat , saya kasih saran kau harus mengalahkan anak buah saya kurang dari 5 menit. Klo tidak liat di ujung sana, tali tambang itu akan putus kurang dari 5 menit, gumara peto alam." Sahut poa dengan suara menjengkelkan.
Pitaloka ternyata di ingat dengan tali tambang dan di gantung. Ujung talinya pelan pelan di bakar sedikit demi sedikit.
" kalian." Geram gumara merasa marah.
" nah pertarungan akan dimulai." Sahut poa
Tiba tiba suara terompet besar berbunyi menandakan pertarungan.dimulai. gumara alim rajo dan alang langsung menyerang tanpa pikir panjang karna waktu yg membatasi mereka.
" kita satu lawan satu, fokus pada lawan yg di depan teman teman." Sahut gumara
" baik." Sahut serentak alim rajo dan alang.
Mereka menggunakan jurus jurus harimau begitu pula dengan cindaku. Lawannya benar benar sangat sulit dikalahkan. Gumara melihat kembali keadaan pita, namun hampir kena tendang lawannya tapi tdk terjadi karna di tangkis oleh rajo
" tuan guru fokuslah." Sahut rajo mencoba membuat gumara fokus
" kau benar rajo, waktu kurng dari 4 menit lagi, saya harus fokus." Sahut gumara
Alim dan alang masih tetap melawan lawannya. Namun tak lama kemudian alim terkena tendangan dan jatuh ke luar arena. Tinggal alang, rajo dan gumara.

PITALOKA ~ Sang Ratu AndalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang