PITALOKA ~ Sang Ratu Andalas Part 71 ~ 80

3.3K 69 17
                                    

Part 71
*************

Terik matahari menyinari desa kumayan. Terlihat bahwa alang menanti ketiga saudara inyieknya. Tak lama tiba rajo dan alim.
" assalamualaikum ... " sahut rajo dan alim serentak
" walaikum salam ...., akhirnya kalian datang juga." Sahut alang yg tak sabar menanti kedatangan saudara inyieknya.
" wuuuiissh ... ado apo, saudaraku ??? Nampaknya kau bimbang sekali" Tanya rajo.
" duduklah dulu ... nanti aku bicara jika ada gumara." Sahut alang mempersilhkan kedua saudaranya untuk duduk.
" nampaknya saudara kita sedang galau, ya gak alim ?" Tanya rajo kepada alim
" sepertinya begitu." Sahut alim senyum jahil.
Tak lama kemudian, gumara datang
" assalamualaikum ..." sapa gumara
" walaikum salam ..." sahut alim, rajo dan alang serentak
" maaf saya telat." Sahut gumara sambil menghampiri alim, alang dan rajo
Tak lama kemudian pembantu rumah tangga alang datang membawa kopi dan sepiring kacang rebus.
" silahkan di makan." Sahut alang menawarkan
Rajo dan alim merasa aneh dengan sikap alang. Gumara malah santai mengambil kacang rebus.
" ya ... sekarang kan sudah kumpul. Ada apo kau, alang. Memanggil kita ?"
Tanya rajo pada alang sambil mengambil kopi panas yang berada di meja .
" aduuuh ... tak enak saya bicaranya." Sahut alang mulai bersikap malu2 kucing
" sebenarnya ada apa, lang ?" Tanya kembali alim penasaran sedangkan rajo sedang meniup niup kopi panasnya.
" apa saya lansung saja bicara?" Sahut alang
" langsung saja." Sahut alim yg ikut memakan kacang rebus bersama gumara.
" begini ... aduuh .. gmn mulainya ya ?" Sahut alang grogi
Alim, rajo dan gumara menunggu ucapan alang dengan kacang rebus dan kopinya.
" aku ... aku ... hendak melamar farah minggu depan." Sahut alang cepat dan spontan
Saking kagetnya rajo menyemburkan kopi yg hendak di telannya ke arah muka alang.
" puuuaaaccchh." Suara semburan kopi panas rajo
Alim dan gumara yg melihat kaget dan langsung membantu alang. Sedangkan alang malah diam sambil membersihkan kopinya
" rajo, kau ini kenapa ?" Sahut alim sambil membantu alang
" sudah alim, rajo memang seperti ini kalau dia merasa kaget." Sahut alang sambil.menyeka baju yg terkena kopi
" alang, kau mau menikah?" Tanya rajo " siapapun pasti mw menikah, rajo." Sahut gumara dengan tenangnya

Part 72
**********

" bukan itu, mksd aku tuan guru." Sahut rajo. " kau benar2 mw melamar minggu depan, alang?" Sahut rajo berblik badan menghadap alang.
" ya ... diantara kalian, akulah yg paling tua. Apalagi farah usianya sudah matang. Beda dengan kalian yg usia wanita kalian masih gadis belia." Sahut alang
Mendengar itu gumara dan alim mengangguk setujuh, sedangkan rajo malah diam.
" maka dari itu saya meminta doa restu dari kalian bertiga. Sudikah kalian merestui aku?" Sahut alang
" saya merestui kamu, alang." Sahut gumara
" ya saya juga." Sahut alim tersenyum
Rajo hanya terdiam saja
" rajo, bagaimana dengan kamu?" Sahut alang
" iyo, pasti saya restui kamu lang, saudaraku." Sahut alang.
" lalu kenapa kau diam saja? Tidak semangat mendengar kabar gembiraku ini." Tanya alang.
" tidak apo2 ... saya hanya memikirkan masalah saya." Sahut rajo
" masalah apa ? Ceritakanlah pada kami." Sahut gumara
Rajo tersenyum mendengarnya
" dulu saya pikir saya akan bisa cepat cepat melamar ratna. Tapi seiring dengan berjalannya waktu ternyata masih banyak yg harus di lakukan dan pikirkan untuk ke arah sana. Seakan akan kemaren itu saya hanya mendongeng saja." Sahut rajo
Alang dan alim hanya terdiam mendengar rajo
" apa ratna meminta kamu untuk cepat cepat melamarnya, rajo." Sahut gumara
" tidak ... tidak. Ratna blm bilang apa2." Sahut rajo
" atau sikapnya ?" Tanya gumara
" tidak juga, tuan guru." Sahut rajo bingung akan pertanyaan gumara
" jika memang demikian, hubungan kalian berjalanlah bagaikan air yg mengalir, tidak perlu banyak berfikir namun yakinilah dirimu dan ratna dari sebuah tindakan. Aku pikir ratna pun sekarang sedang membenahi dirinya sendiri. Bukan kau saja rajo." Sahut gumara
Mendengar nasihat gumara, rajo benar benar sangat lega dan bersyukur
" tuan guru, kenapa kau bisa mengerti perasaan saya." Sahut rajo
Gumara tersenyum
" kekasihku seusia dengan kekasihmu. Banyak sekali yg saya pikirkan. Menikah dengan pita adalah impian terbesarku. Tapi saya tidak ingin menghambat perkembangan hidup pita. Bagaimanapun pita masih seorang gadis remaja yg menurutku masih harus belajar. Belajar bagaimana dia mengenal dirinya , diri saya dan lingkungannya. Dan masih banyak kekurangan diriku yg harus aku benahi." Sahut gumara tersenyum mendengar itu rajo mengangguk, alam dan.alim terdiam
" jadi intinya?" Sahut alim
" intinya adalah saya menunggu kesiapan hati pita, baik dari tindakan atau ucapan. Seperti bunga yg belum mekar, saya akan menunggu pita menjadi bunga yg mekar. Setelah itu baru saya akan melamar pita." Sahut gumara.
Mendengar hal itu rajo, alang dan alim tersenyum menyetujui cara gumara.
" jadi dengan sapa kau akan ke jakarta, alang?" Tanya gumara tiba tiba
Mendengar itu , alang, alim dan rajo terdiam sejenak
" oh iya, sekarang kan sedang membahas acara lamaranku." Sahut alang sadar akan tujuannya
Alim dan rajo tertawa.mendengarnya sedangkan gumara hanya tersenyum.
" rencanya saya dan atuk lebay karat minggu depan akan ke jakarta.

PITALOKA ~ Sang Ratu AndalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang