Part 2 [Revisi]

1.3K 179 55
                                    


Kennyta POV

Aku merebahkan diriku di ranjang, sambil melirik jam yang bertengger manis di atas lemari ku. Ternyata sekarang pukul 13.57 dan aku baru pulang dari kampus. Jadwal kuliahku memang tidak padat jadi jam seperti ini aku bisa pulang.

Sekarang aku dilanda rasa penasaran. Sedari tadi yang mengusik pikiranku adalah perkataan Coach padaku saat sedanh berada di aula.

Haha ... Kau lihat saja besok Kennyta.

Sungguh aku sangat bingung dengan apa yang dimaksud Coach. Lihat saja besok? Apa itu sebuah kejutan. Atau mungkin Coach akan menjadi guru di kampusku? Entahlah.

Aku memandang langit-langit kamarku dengan sayu. Entah mengapa aku merasa akan ada kejutan besok, kejutan? Otakku sudah mulai geser sekarang. Mungkin cuma perasaanku saja. Mungkin juga karena aku terlalu lelah.

Tak mau berlarut-larut dalam pikiranku, aku langsung bangun dari ranjangku dan bergegas ke kamar mandi. Aku ingin segera berendam untuk menghilangkan rasa lelah yang melanda ku dan mungkin rasa penasaran ku juga

<> <> <>




Author POV

Kring ... Kring ... Kring

Alaram jam bekker berdering dan menggema di seluruh penjuru ruangan itu. Menunjukkan pukul 08.30. Terlihat suasana kamar yang berantakan serta gelap,
denga seorang pria yang sedang tengkurap di atas ranjang king size miliknya. Alaram jam beker tersebut masih berdering. Mengakibatkan kebisingan itu mengganggu acara tidur lelaki itu.

"Arrrghh ... Berisikk!" gerutu seorang pria yang masih memejamkan matanya.

Segera dia menarik selimutnya dan menyelipkan bantal di telinganya. Dia sedikit membuka matanya untuk melihat jam bekker tersebut dengan pandangan yang masih kabur, tangan kanannya meraba-raba di atas nakas samping ranjangnya dan ....

Ting.

Akhirnya jam bekker tersebut berhenti berbunyi. Lelaki itu tersenyum kemenangan sambil menyeringai, kemudian segera mengambil posisi tidur yang nyaman untuk segera tidur kembali. Alam mimpi baru saja akan membawanya. Tapi saat ini bukanlah yang tepat. Saat ia ingin memejamkan matanya, tiba-tiba ....

"ZIDAN!!! Cepat bangun! Ini sudah pagi sayang."
Teriak seorang wanita paruh baya di balik pintu kamar lelaki itu, Zidan.

Zidan langsung membuka matanya secara paksa.
"Shit ...," umpatnya.

Dia masih keras kepala untuk memejamkan matanya. Sungguh, dia tidak ingin bangun saat ini juga. Dengan cekatan dia mengibaskan selimutnya.

"Bibi aku masih ngantuk. Aku mohon jangan ganggu aku." Sahut Zidan dengan suara sedikit serak.

"Oh, ayolah sayang. Kau bisa terlambat ke kampus hari ini."
Wanita paruh baya itu terus berteriak sambil mengedor-ngedor pintu kamar Zidan.

Zidan yang berada di dalam kamar hanya menggerutu sambil menutup kuping teligannya dengan bantal.

"Argghh ... Lima belas menit lagi, Bi." Zidan kembali untuk memaksa menutup matanya dan menarik selimutnya.
Seketika itu juga dia dikejutkan oleh suara seseorang.

"Zidan cepat bangun! Dalam hitungan ke tiga, Kakek akan menyita mobilmu selama sebulan." Kali ini terdengar suara bariton seperti seorang kakek tua dibalik pintu kamarnya

"Satu ...."

Dan hal itu sukses membangunkan Zidan sepenuhnya. Tak butuh waktu lama, Zidan langsung mengibaskan selimutnya dan meloncat dari tempat tidur sambil berlari kearah pintu.

Legato and Staccato Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang