Part 1 [Revisi]

1.8K 206 113
                                    

5 tahun kemudian ....

"Baiklah anak-anak materi kita sampai di sini dulu, sampai jumpa minggu depan," jelas seorang wanita paruh baya berambut golden-brown itu, Miss. Leacy, kemudian segera meninggalkan kelas tersebut. Para mahasiswa dan mahasiswi yang lain satu per satu ikut meninggalkan kelas mereka, karena sekarang waktunya jam istirihat.

Lama kelamaan kelas menjadi sunyi karena hampir semua mahasiswa keluar dari kelasnya. Tinggal beberapa mahasiswa lain dalam kelas, yang sebagian berkutat dengan laptopnya. Termasuk gadis itu.

Gadis berambut merah itu juga masih duduk di bangku kelasnya yang berada di samping jendela, sedang asyik membaca bukunya. Sambil sesekali membolak-balikkan halamannya.

Dia sangat serius namun tenang membaca buku di hadapannya, Sampai-sampai
dia tidak menyadari ada dua gadis cantik berdiri di samping bangkunya.

"HEI! Kennyta!"

Sontak Kennyta hampir saja menjatuhkan bukunya mendengar teriakan seorang gadis di samping itu.

"kita berdua lapar nih. Kita ke kantin! Maukan?" lanjut seorang gadis yang berkacamata hitam itu.

Geram, karena teman-temannya selalu saja mengagetkan dirinya. Kennyta menutup bukunya dengan kasar lalu menaruhnya dia atas meja sambil mengebraknya. Terlihat dari wajahnya bahwa dia sedang marah.

Kennyta sangat kesal mendengar suara cempreng orang itu, yang tentu sangat dia sangat kenali. Itu sahabatnya. Kennyta memandang sinis ke arahnya.

"Bisakah kau tak berteriak, Sellena!" ujar Kennyta dengan nada dingin sambil melotot ke arah gadis berkacamata itu, Sellena.

Namun, bukannya merasa takut dengan perkataan dingin Kennyta, Sellena malah terkekeh seperti mengejek Kennyta, membuat Kennyta semakin geram dibuatnya dan semakin ingin melahap Sellena sekarang ini juga.

Kenapa aku punya teman sepertinya? Dasar menyebalkan! batin kennyta.

Kennyta hanya mendengus kesal. Melihat Sellena yang terus terkekeh. Dia kemudian memalingkan wajahnya menghadap jendela di sampingnya sambil menongkakan dagu.

Dia seolah tidak memedulikan lagi dua orang yang berdiri terdiam di sebelahnya.
Hanya tersenyum tipis sambil memandang suasana area kampus dari situ.

Seorang gadis di samping Sellena menyikut lengan Sellena karena masih terus terkekeh sedari tadi.

"Kennyta?" panggil seseorang gadis lembut yang satunya lagi, di samping Sellena.

"Kau tak apa-apa?" Gadis berambut ombre tersebut memegang bahu Kennyta.

" Aku tidak lapar Avril, kalian pergilah," jawab Kennyta lirih masih terus memandangi keluar jendela.

Sellena dan Avril saling pandang. Mereka mengerti jika Kennyta tak ingin diganggu sekarang ini. Akhirnya mereka saling menganggukkan kepala, setuju untuk membiarkan Kennyta menyendiri dulu di situ. Sellena pun membuka suaranya.

"Baiklah, Kita berdua pergi dulu yah, Kennyta ... Bye!"

Tak ada reaksi apapun dari Kennyta. Gadis itu, masih diam termenung memandang keluar jendela. Sellena segera menarik lengan Avril untuk beranjak dari situ. Kemudian mereka berdua keluar dari kelas.

Lima menit berlalu, Kennyta merasakan jika kedua sahabatnya itu telah pergi. Dia menoleh ke samping untuk memastikannya. Ternyata benar sudah sunyi, hanya dia sendiri sekarang yang berada dalam kelas.

Segera Kennyta mengambil buku yang dibacanya tadi dan langsung menaruhnya dalam tas punggungnya. Dia pun beranjak berdiri dari duduknya, tak lupa dia mengambil wadah biola di samping kaki mejanya dan langsung melangkah pergi.

Legato and Staccato Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang