4. Detik-Detik Pertempuran

588 54 8
                                    

Hening. Itulah kata yang paling tepat untuk keadaan di kelas Rin sekarang. Gumi sibuk menatap pemandangan di luar kelas dari kursinya yang berada di sebelah kanan Miku. Teto penatap papan tulis bewarna putih dengan pandangan kosong.

Rin dan Miku menatap Len dengan tatapan sebal dan aneh. Sementara yang ditatap hanya menundukkan kepalanya sedikit.

"Bisakah kalian tidak menatapku seperti itu?" Len membuka suaranya, tidak tahan ditatap seperti maling disuasana hening ini.

"Kau sangat bodoh Len.." Rin memicingkan matanya. "Kenapa juga aku harus punya saudara kembar sepertimu" Kalimat yang diutarakan oleh Rin membuat hati Len sobek seperti kertas. Patah seperti ranting. Pecah seperti piring beling.

Srekk! Kraakk! Praang!

Sakit:')

"Kau terlalu banyak membaca komik sesama jenis, Len" Teto menimpali. Ia memposisikan dirinya duduk menghadap Len dengan tangan kanannya menyanggah kepalanya.

"Sepertinya kau harus diberi pelajaran adikku sayang.." Rin menekan kalimat 'adikku sayang'. Miku melirik sekilas Rib lalu menghela nafas pendek. Teto dan Gumi memasang wajah cemas.

Ctekk

Rin memasukkan sebuah amunisi kepistol berlaras panjang jenis AK47. Ia mengarahkan pistol itu ke arah Len.

"Kau yakin, Rin?" Miku bertanya dengan ekspresi facepalm sambil melirik Teto dan Gumi.

"Akan kumusnahkan semua komik milikmu Len! Huahahahahahah!!!!" Rin tertawa iblis. Teto dan Gumi keluar dengan membawa tas mereka. Tak mau terkena imbas kemarahan Rin.

"Jika kau melakukan itu.." Len menggantungkan kalimatnya. Ia berdiri dengan kepala ia tundukkan sedikit seperti tadi. Aura hitam terpancar di sekitar mereka berdua. "AKAN KUMUSNAHKAN SEMUA JERUK DI DUNIA INI!!! GYAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!" Len berteriak dengan ekspresi jahat. Miku lagi-lagi menghela nafas. Ia memegang wajah mereka berdua dengan tangannya yang ia oleskan tumbukan daun bawang.

"Bisakah kalian tidak bertengkar?" Miku berubah menjadi orang yang dingin.

"Mi-mikkuuuu!!!!" Rin dan Len berteriak. Tangan Len bergerak menyingkirkan tangan Miku. Rin pun melakukan hal yang sama.

"Kau.." Rin menatap sinis Miku.

"Pergilah!" Len melanjutkan ucapan Rin.

Rin dan Len lalu saling menatap. Kilatan cahaya terlihat diantara mata mereka berdua.

"Sudahlah kalian berdua.. Ini hanya hal sepele.." Miku kembali menenangakan mereka. Rin mengarahkan senjatanya ke arah Len. Setelah tepat sasaran, ia menekan pelatuk pistol tersebut.

Duaarrr




___________________________
Hai._.
Gaje banget yak?._. Pasti iyak._.
Daku bingung harus nulis apa._.
Terimakasih bagi yang udah mau baca cerita aneh bin gajelas buatan daku._.

(Selesai) Kekonyolan Kagamine TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang