Fifth: In A Relationship? (2)

230 7 2
                                    

selamat membaca! x

***
Jasmine POV

Genggaman itu membuatku terpaku melihat Rangga. Aku berjalan dengan kehangatan tangannya. Walau aku pernah diperlakukan seperti ini oleh Russel dulu tetapi aku merasakan banyak perbedaan saat bersama Rangga. Ini bukan mimpi 'kan? Benar 'kan? Mana mungkin mimpi. Aku sudah mencubit pipiku beberapa kali. Tetapi, tetap saja yang kurasakan hanya rintihan sakit di pipiku.

Rangga berhenti sejenak. Kulihat sekeliling dengan cermat. Kami berada di taman bunga sekarang. Taman bunga disamping penginapan ini.

"Jadi lo mau ngajak gue kesini?" Tanyaku kepadanya.

Rangga tidak merespon pertanyaanku. Dia hanya berjalan mendekati kursi taman yang berada di dekat pohon itu dan setelahnya ia duduk disitu. (Lihat multimedia)

"Hei, mau kemana? Lo jangan tinggalin gue dong!" Aku berjalan cepat mendekatinya dengan raut wajah kesal.

Rangga duduk di kursi itu sambil membaca buku novelnya yang tebal. Aku melihatnya dengan kesal. Kukira kami akan menghabiskan waktu disini dengan bersenang-senang.

Dasar Rangga bodoh! Lo disini cuma ngajak gue untuk temenin lo baca buku kuno itu? Dasar sinting. Bentakku dalam hati.

"Lo ga mau duduk?" Tanyanya dengan tampang cuek.

Aku hanya berjalan ke arah kursi itu dan duduk. Sekarang posisi kami saling berhadapan. Mukaku memerah karena melihatnya sedang serius membaca novel. Meski kadang aku tidak suka melihatnya membaca novel tebal itu tetapi kalau Rangga sedang serius membaca, dia terlihat lucu juga. Hehehe.

Ada perbedaan antara Rangga dan Russel. Meskipun keduanya sama-sama bisa bermain bola tetapi ada perbedaan yang sangat drastis. Rangga mempunyai karakteristik pendiam dan kutu buku. Sedangkan, Russel memiliki karakteristik bawel dan benci sekali terhadap buku, apalagi buku yang terlihat tebal. Itu yang membuatku tidak suka membaca buku juga. Russel selalu mengajakku bermain playstation atau pergi ke mal setiap akhir pekan. Sepertinya kehidupanku akan menjadi jauh berbeda jika aku memiliki hubungan dengan Rangga.

Aku kembali memperhatikan Rangga. Kurasa aku tidak akan pernah bosan melihatnya, hihihi. Aku tersenyum gigi melihatnya. Ia melihatku balik dengan tatapan anehnya itu.

"Apa lihat-lihat?" Ketus Rangga.

Aku tersenyum kembali melihatnya. Aku melihatnya sambil kuletakkan tanganku dibawah daguku.

"Hihihi, lo lucu loh kalo lagi ngomel. Jadi makin sayang." Gombalku.

Rangga melototiku. Kurasa Ia merasa kaget saat aku bicara seperti itu padanya. Aku ingin membiasakan dirinya bersamaku.

Ia kembali membaca buku tebalnya itu dengan wajahnya yang mulai memerah.

Gemes banget sih kalo lo kalo lagi salting, Rang. Gue pengen cium lo tau ga! Ucapku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.

Kurasa Rangga sudah tahu bahwa aku sedang memikirkan dirinya. Dia sudah beberapa kali melihatku dengan tatapan aneh. Mungkin dia pikir aku sudah gila. Gila karena dia.

Tidak lama kemudian, Ia menutup bukunya. Aku menatapnya dengan serius kali ini.

"Temenin gue beli eskrim." Pinta Rangga.

Aku menatapnya aneh. Memangnya di sekitar sini ada yang menjual es krim?

"Hah? Emang disini ada yang jual es krim?" Tanyaku heran padanya.

"Bawel. Ayo ikut gue." Ajak Rangga. Rangga langsung berdiri dari kursinya sambil membawa buku tebal itu.

"Rangga! Tunggu gue, dong! Masa gue ditinggalin. Jahat banget, sih!" Ketusku.

CheerleaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang