Fourth: In A Relathionship? (1)

190 9 0
                                    

hari ini aku mau update lagiii! terimakasih yang sudah mau vomment part sebelumnya. selamat membaca!🙇

***

Didalam mobil, terasa sunyi sekali seperti tidak ada orang didalamnya. Padahal ada Rangga dan Jasmine didalamnya tetapi suasananya sunyi sekali. Rangga sedang memikirkan bagaimana Ia akan memarahi Anton nanti sambil menyetir mobil dengan tampang sebalnya, sementara Jasmine berusaha agar bisa berbicara dengan Rangga. Ini adalah kesempatan terbesar untuk Jasmine agar semakin dekat dengannya.

Gue pengen ngobrol sama dia, ya Tuhan tapi kok gue ga bisa, kata Jasmine dalam hati.

"Rang ..." Panggil Jasmine sambil menatap Rangga.

"Hm?" Balas Rangga.

"Lo merasa keberatan ya gue naik mobil lo?" Tanya Jasmine.

"Hah? Siapa bilang? Gue merasa biasa aja." Jawab Rangga dengan nada cueknya sambil melihat ke pemandangan depan.

Masa, sih? Liat mukanya aja, dia kelihatan kesel. Bentak Jasmine dalam hati.

Kemudian Jasmine malanjutkan, "Rang, sebenarnya lo pernah pacaran ga, sih?" Tanya Jasmine dengan rasa ingin tahu.

Rangga hanya diam saja dengan tampangnya yang datar sambil melihat ke pemandangan depan.

Ih, kok engga jawab, sih? Ayo, dong jawab! Bentak Jasmine dalam hati.

Jasmine memutar bola mata kesal. Baru kali ini, ada cowok yang tidak meresponnya. Jasmine kemudian mendengar bunyi telepon genggamnya yang bergetar. Terlihat ada pesan masuk dari Amanda. Jasmine segera melihat kotak masuk pesan di telepon genggamnya.

Amanda
"Min, gimana sama Rangga? Hahaha, pasti kalian akrab banget ya di mobil?" Celutuk Amanda.

Jasmine ragu-ragu untuk membalas pesan itu. Ia kemudian menatap Rangga yang sedang menunjukkan muka dinginnya itu. Jasmine rasa, ini bukan waktu yang tepat untuk mengajak bicara dengannya.

Jasmine menutup mulutnya yang sedang menguap. Kemudian, Ia bersender di kursi mobil dan berusaha untuk tidur.

Daripada lihat mukanya Rangga, lebih baik gue tidur aja. Kata Jasmine dalam hati.

Ia tak tahu bahwa Rangga memperhatikannya diam-diam.

***

Jasmine terbangun dari tidurnya. Terlihat disamping jendela mobilnya sebuah tempat penginapan. Penginapannya tidak terlalu besar dan cukup sederhana, tetapi terdapat taman bunga yang sangat indah di sebelah kanan tempat penginapan itu.

Jasmine tersadar dari lamunannya. Ia baru sadar bahwa Rangga sudah tidak ada didalam mobil. Dilihat tubuhnya diselimuti oleh jaket berwarna hitam. Wanginya sangat mencolok, Jasmine merasakan Rangga ada disampingnya.

Ia segera turun dari mobil itu sambil memegang tas ransel diatas pundaknya.

Saat Jasmine masuk, di ruang tamu hanya ada Rangga yang sedang berbaring di sofa sambil membaca novel.

Jasmine masuk ke dalam. Ia berjalan sambil melihat langit-langit ruangan itu. Tiba-tiba terdengar suara datar dari bawah penglihatan Jasmine. Ya, itu Rangga.

"Udah bangun?" Tanya Rangga dengan tampang cueknya sambil membaca novel.

"I-iya. Gue bangunnya lama banget ya?" Tanya Jasmine balik. Kemudian Ia melanjutkannya "Ngomong-ngomong, makasih ya jaketnya. Kalo ga ada lo, gue udah kedinginan kali ya. Hahaha."

Rangga terdiam sejenak lalu menatap wajah Jasmine. Baru kali ini Jasmine ditatap olehnya. Wajah Jasmine memerah. Tatapannya dingin tetapi itu sudah membuat Jasmine terkagum.

Saat mereka saling menatap muka, tiba-tiba, ada seseorang yang turun dari tangga. Jasmine melihat sambil menyipitkan matanya. Jelas itu adalah Amanda.

Tanpa basa-basi, Amanda berlari dan mendekat Jasmine.

"Jasminee!! Gue udah nungguin lo dari tadi!" Amanda memegang kedua tangan Jasmine dengan tangannya sambil menatap muka Jasmine yang tersenyum. "Eh ada Rangga. Ganggu ya gue disini? Hahaha maaf." Ungkap Amanda.

Rangga tidak meresponnya. Ia hanya fokus terhadap buku novelnya yang terlihat tebal itu.

Kenapa harus baca novel, sih? Ini kan liburan. Gue sih ogah baca novel. Udah tebel banget gitu. Omel Jasmine dalam hatinya sambil memperlihatkan raut wajah kesal.

Amanda menatap wajah Jasmine. Jasmine terlihat sedang kesal. "Jas, kita keatas, yuk! Teman-teman lain udah diatas, gue kesini mau ngajak lo sebenarnya. Yuk!" Ajak Amanda sambil menarik tangan Jasmine. "Rang, gue ajak Jasmine dulu, ya! Kalo bosen, lo bisa naik ke atas, kok." Izin Jasmine.

Jasmine melihat ke arah sampingnya. Ia melihat Rangga yang wajahnya tetap fokus terhadap buku tebal itu. Jasmine lalu kembali melihat ke arah depan.

Saat keduanya sudah naik ke atas, Rangga menutup bukunya diatas meja. Ia mengucek matanya yang basah karena lama membaca buku. Rangga sengaja membawa buku itu agar Ia tak merasa bosan.

"Hoam." Rangga menguap kecil. Ia tertidur diatas sofa itu.

****

"Hah?! Jadi lo sama dia selama di mobil engga bicara sama sekali? Gue pikir disitu lo bisa first kiss sama dia. Padahal gue udah sengaja agar lo naik mobil Rangga." Sesal Anton.

"Lo gila ya, Ton? Lo malah pikir hal konyol seperti itu. Pantesan banyak yang mikir lo itu cowok aneh," Ungkap Jasmine sambil memakan kentang buatan Mama tadi pagi.

"Gue bingung sama Rangga. Kenapa dia ga terima lo, sih? Lo kan cakep, tinggi, langsing lagi. Masa sih dia ga mau sama lo? Sok jual mahal banget." Omel Amanda. Jasmine memang sudah sering sekali mendengar omelannya. Ia hanya memutar bola matanya sambil menutup telinga, itu yang hanya bisa dilakukannya.

"Udah lah. Biarin aja, ini kan masalah hati orang. Kita enggak boleh ngatur-ngatur, kan." Jelas Jasmine berusaha menutupi kesalahan Rangga. Tiba-tiba, terdengar suara injakan kaki dari bawah tangga.

Tap tap tap

Suara itu semakin terdengar jelas di telinga mereka termasuk Jasmine.

"Udah selesai ngomongin gue?" Tanyanya seraya menaikkan alis sebelah kanannya.

Semua mata melihat cowok itu dengan kaget.

"Apa lihat-lihat?" Tanya Rangga kepada mereka dengan wajah datarnya, tak lama kemudian, Ia mendekat ke arah Jasmine dan duduk disampingnya. Rangga merangkul Jasmine dan berbisik ke telinganya.

"Mau ke taman?"

Suara itu membuat mata Jasmine membesar dan wajahnya memerah. Terlihat sekali dengan jelas. Tiba-tiba, Rangga menggenggam tangan Jasmine dan menariknya untuk pergi ke bawah. Terasa sekali kehangatan diantara mereka berdua walau hanya bergenggaman tangan saja.

Jasmine mencubit pipinya sendiri. Ia tak yakin ini adalah sebuah kenyataan. Diantara mereka berdua, teman-temannya menatap Jasmine dan Rangga dengan aneh.

Jasmine menoleh ke belakang sambil berjalan. Ia menunjukkan ibu jarinya kepada teman-temannya sambil tersenyum seperti orang yang sedang bahagia. Ini artinya rencana kedua Jasmine berhasil. Jasmine harap hari ini dan seterusnya akan terus berlanjut seperti ini lagi.
***
sampai sini dulu ya! part selanjutnya aku bakal bikin cerita yang lebih panjang kok. Oh, iya! pembacaku tercinta, baca yuk cerita temen gue!

"Hard To Love"-Brigitta A
http://w.tt/1Q2ExTW

"Kakak Tiri"-Deacld
http://w.tt/1T5JGe5

jangan lupa vote & comment yaaa! terimakasih yang sudah membaca part ini dengan setia. satu kritik & saran kalian udah sangat membantu gue untuk bikin cerita ini. so guys, tinggalkan jejak & tunggu kelanjutannya!💕-salam kecup

CheerleaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang