Can't Believe (1)

4.9K 31 12
                                    

Happy Reading!

********************************

*Marcel's pov*

Aku Marcel. Aku seorang kutu buku dan tidak mempunyai seorang teman. Sering di ejek? Iya. Di tindas? Iya. Di bully? Iya. Aku sering mendapatkan itu. Membaca buku setiap hari membuat aku berkaca mata. Kaca mata minusku ini yang membantu aku untuk melihat. Minus 4,5. Cukup dalam kan? Di sekolah ini aku hanya mempunyai satu sahabat. Namanya, May. Dia cantik, kaya dan baik. Seperti namanya dia berulang tahun pada tanggal 5 May.

Saat ini aku sedang membaca buku. Itu sudah kebiasaanku. Yang kubaca bukan novel, komik atau fiksi belaka. Melainkan buku pelajaran. Fisika, IPS, Kimia, Matematika dan masih banyak lagi. Orang yang ku tunggu sudah datang. Dia, May. Satu satunya sahabatku. Aku tak mau ia pindah sekolah karena aku akan menyendiri di kelas. Dia teman satu satunya yang bisa mengertiku dan selalu memberiku semangat saat aku sedang sedih.

"Hey Marcel! Kau sedang baca apa?" tanya May.

"Seperti biasa aku membaca buku fisika" kataku sambil menunjukan gigiku dengan behel warna hijau.

"Kau terlalu rajin Marcel. Ikut aku ke lab sekarang"

Aku paling suka ke lab. Tidak seperti anak anak yang lain sukanya ke mall atau tempat tempat mewah lainnya.

"Baiklah May. Tunggu sebentar aku akan mengembalikan buku ini" kataku sambil meninggalkan tempat dudukku. Seperti biasa, saat aku jalan semua pasang mata tertuju padaku. Mereka semua menatap aku dengan tajam. Pakaianku juga sederhana dengan kemeja cokat dan rompi serta celana panjang. Aku sudah terbiasa dengan baju yang di masukan ke dalam. Dan tidak lupa aku memakai dasi pita berwarna coklat dengan polkadot warna putih. Aku menaruh kembali buku itu dan berjalan kembali menuju meja yang tadi aku duduki. Semua orang menatapku lagi lalu tertawa. Tak tau apa sebabnya. Aku lihat diriku dari bawah sampai atas. Dan ternyata! Oh God kancing bajuku lepas! Aku langsung lari menuju kamar mandi dan membetulkan pakaianku. Aku tak terbiasa dengan hal hal yang seperti itu. Hal spele tapi membuat aku bingung. Bagaimana caranya agar tubuh aku ini tertutup lagi tanpa kancing. Tiba tiba ada seorang perempuan yang mengetuk pintu. Ternyata dia May. Ia membawakan aku peniti lalu aku memasangnya. Terima kasih May. Aku tidak seperti pria lainnya yang suka pamer badannya. Aku sangat jijik melihatnya. Apalagi wanita wanita yang terhipnotis dengan hal itu. Iuh-_-

"Terima kasih May" kataku

"Sama sama. Itulah gunanya teman" kata May sambil tersenyum.

May orang asia campuran Ireland. Rambutnya hitam, matanya yang berwarna biru serta tinggi badan yang hampir menyamai tinggi badanku. Aku menyukai dia.

-skip-

Sesampainya di lab, aku melihat semua anak sudah berkumpul. Hanya aku dan May saja yang belum datang. Aku segera menggunakan masker dan jaket lab. Percobaan pertama di mulai. Semua berjalan lancar dan aku mendapatkan kesimpulannya. Lagi lagi ini terjadi pada percobaan ke dua. Tania, orang yang membenciku meminta tolong aku memegang sebuah cairan berwarna biru. Tiba tiba datang dari belakang seorang laki laki berambut coklat sambil menyenggolku dengan sengaja. Sehingga, cairan itu tumpah tepat di pakaian Tania. Itu rencana mereka berdua. Tania dan Roby.

"Marcel kau menumpahkan cairan itu padaku! Lihat sekarang baju gw basah dan bau!" kata Tania marah marah. Sontak, guru lab melihat aksi Tania. Tania berpura pura memelas pada guru lab. Akhirnya, aku di bawa ke ruang kepala sekolah. Yang ingin aku tanyakan, di mana May? Oke kali ini aku pasrah.

"Marcel! Tadi kau melakukan apa ke Tania?" tanya kepala sekolah. Pak Harry. Dia tegas dan tidak segan segan menghukum muridnya jika tidak mengakui kesalahannya.

Aku menjelaskan semuanya secara jujur namun Pak Harry tetap tidak percaya padaku. Tiba tiba ada yang megetuk pintu kepala sekolah. Siapapun itu selamatkan aku. Saat pintunya di buka.. Ternyata dia May!

"Pak saya datang ke sini untuk memberi bukti kalau Marcel tidak bersalah. Saya punya video dan rekaman suara Tania dan Roby" kata May

Terima kasih May. Aku tak tahu harus bagaimana berterima kasih pada kamu. Mungkin klo gak ada kamu aku bakal berhenti sekolah bahkan keluar dari sekolah ini.

May langsung memutarkan video yang ia rekam. Tania terlihat memberi tanda tanda pada Roby untuk menjalankan aksinya. 1 bukti sudah di dapatkan. Rekaman suara Tania dan Roby pun diputar.

'Gw pengen banget ngeluarin Marcel dari sekolah ini. Dia ga berguna di sekolah ini. Marcel seperti sampah.'

Terdengar suara perempuan yang berbicara seperti itu. Jujur aku sangat sakit mendengarnya.

'Gw juga. Kali ini kita harus bisa buat Marcel keluar dari sekolah ini.' Suara laki laki. Pasti itu Roby.

'Gimana caranya?' tanya suara perempuan lagi.

'Jadi gini lu pura pura nitip ke Marcel cairan biru ini. Ini hanya soda biasa. Kau pura pura mencari sesuatu yang hilang. Kau beri tanda tanda padaku kalau kau sudah siap. Saatu aku jalan, aku pura pura tidak sengaja menyenggol Marcel. Gimna?' kata laki laki itu panjang lebar

'Setuju.' satu kata terakhir dari rekaman suara itu.

"Apa itu benar suara Tania dan Roby?" tanya Pak Harry meyakinkan.

"Saya yakin pak. Saya merekam suara itu di lab. Jadi mereka paling awal samapi lab. Marcel, tadi aku telat dateng ke perpus gara gara itu." jelas May.

"Baik. Kalian boleh keluar dan melanjutkan pelajaran kalian. May, tolong panggil Tania dan Roby ke ruang kepala sekolah" kata Pak Harry

"Baik pak. Selamat siang"

****

"Terima kasih ya May. Klo ga ada kamu aku bakal di skors 3 hari" kataku sambil membenarkan kaca mataku yang sedikit melorot.

"Sama sama. Kita sudah sampai kelas. Aku panggil Tania dan Roby dulu ya.." kata May.

*Tania's pov*

Saat sedang asik asiknya belajar, tiba tiba ada yang mengetuk pintu. Dia adalah May dan Marcel.. Marcel??! Kenapa dia bisa balik?! Padahal seharusnya di dihukum sama pak harry?!!

"Permisi bu. Saya mau manggil Tania dan Roby. Mereka di panggil kepala sekolah" kata May.

DEG!

Duh apa yang harus gw lakuin ya? Ke toilet? Ga mungkin! Ngumpet? Ga mungkin! Pasrah? Iya! Akhirnya gw sm Roby jalan ke ruang kepala sekolah. Semoga aja kepala sekolah bilang

'kamu itu sangat berprestasi dan blablabla'

Tapi itu mustahil!

Penasaran apa yg bakal terjadi sama Tania dan Roby? Comment + Vote please!! :D

Book 2 : Back To DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang