6. The Main Character

7.9K 795 64
                                    

2 Months Ago

Sepeninggal Jackson, gadis itu menghela nafas panjang. Berusaha mengontrol persasaannya sementara degup jantungnya semakin memburu karena menahan gejolak emosi tertahan.

Dia tak pernah mengerti kenapa semua berubah seperti ini?

Kenapa tak ada lagi kebersamaan yang hangat itu?

Sejak ayahnya wafat beberapa tahun lalu-tepatnya saat hari kelulusanya dari bangku menengah pertama -karena kecelakaan tragis, sang ibu yang merupakan seorang warga negera Korea, memutuskan untuk pulang kekampung halamannya. Ibunya pikir, tetap dikota ini akan semakin membuatnya kehilangan sosok sang ayah. Dan saat itu Jackson-kakak laki-lakinya- tak setuju akan hal itu. Dia memilih untuk tetap tinggal. Meskipun ibu sudah membujuknya setengah mati, Jackson tetap bersikeras untuk tetap tinggal. Jackson tak mau meninggalkan segala fasilitas yang ia dapat dari sang kakek. Ya, Jackson memang bergantung pada status sang kakek, berbeda dengannya yang berusaha untuk tak melibatkan diri. Mungkin karena hal itu, Jackson lebih dikenal orang dibandingkan dirinya.

Dan sejak saat itu hubungannya dengan Jackson memang sedikit merenggang.

Hari itu, saat ia kembali ke kota ini dan menetap dengan sang kakek, Jackson memilih untuk pergi dari rumah dan tinggal disebuah apartemen pribadi. Sikap Jackson yang tak lagi bersahabat semakin menjadi-jadi, apalagi saat tau perusahaan wine milik kakek semakin menurun eksistensinya, karena sang kakek mulai jatuh sakit. Perusahaan semakin terbengkalai dan segala pemasukan dan pengeluaran makin menurun. Hingga akhirnya perusahaan itu berhenti beroperasi. Perkebunan anggur mulai tak terkendali dan tak terawat.

Dan semua benar-benar menemui puncaknya saat perusahaan kakek bangkrut. Hutang melilit dan tuntutan dari berbagai pihak. Belum lagi korban PHK yang meminta ganti pesangon yang belum terealisasikan.

Kakek menjual rumahnya. Mansion mewahnya untuk menutupi sebagian masalah itu. Dan akhirnya hanya sebuah apartemenlah yang menjadi tempat tinggalnya dan kakek. Bukan apartemen mewah memang, tapi juga bukan apartemen kumuh yang reyot. Ya, bisa dibilang bahwa apartemen itu masih berada dikelas menengah.

Dan setelah satu tahun tinggal bersama-dengan tanpa kabar sekalipun dari Jackson- kakek menghembuskan nafas terakhirnya.

Meninggalkannya, meninggalkan sebagian hutang yang masih membengkak. Dan meninggalkan sebuah wasiat yang menimbulkan perang dingin antara dirinya dan Jackson semakin menjadi-jadi.

"Anda tidak membawanya masuk kamar?"

"Tidak. Dia berontak, dan memintaku untuk meninggalkannya seorang diri disana"

Percakapan itu membuat sang gadis tersadar dari lamuannya. Dia melihat Jackson dan seorang karyawan hotel tengah berjalan mendekat.

"Disana? Dimana?"

"Di koridor. Depan kamarnya" saat itu mata Jackson menangkap kehadiran si gadis. Sontak gadis itu melengos.

"Hmm.. Manager Kim, apa tidak apa-apa meninggalkan Mr.Reese di-"

"Aku akan bertanggung jawab. Sekarang kau kembali bekerja!"

Sesaat setelah karyawan itu pergi, Jackson melayangkan tatapan tajamnya pada gadis yang masih berdiri disana.

"Kenapa kau masih disini?"

Gadis itu menoleh. Dia menghapus airmatanya yang menetes entah sejak kapan.

"Jackson, please.. " gadis itu menggeleng lemah, sementara Jackson menatapnya jengah. "Jangan jual perkebunan itu. Kakek.."

"Hey stupid! Tidak ada gunanya lagi, semua sudah hancur. Apa yang kau harapkan?!"

His Bride || AU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang