4. Under The Snow

13.6K 828 46
                                    

First Met

2 months ago...

Gadis itu turun dari taksi didepan sebuah hotel mewah. Sebuah buket bunga berada digenggaman tangan kirinya. Dia mendongak, menatap gedung tinggi yang menjulang didepannya ini. Kemudian memperhatikan keadaan sekitar.

Dia menghela nafas kasar.  Sambil mengunyah permen karet dimulutnya, gadis itu meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. Namun, panggilan itu tak mendapat jawaban. Dia mendesis. Dengan perasaan kesal, gadis itu membuang kasar permen karet yang berada dimulutnya.

Namun, ternyata bekas permen karet itu mendarat mulus di atas kaki seseorang yang terbalut sepatu kulit berwarna hitam. Gadis itu terkejut. Perlahan dia mendongak, demi memastikan siapa seseorang itu. Perasaan panik langsung menghampirinya.

Ketika itu matanya langsung bertemu pandang dengan pemilik sepatu tersebut. Detik itu, ia membeku. Sang gadis meneguk ludah gugup. Sorot mata pria dihadapannya saat ini sanggup membuatnya menciut, merasa terintimidasi.

Dan yang lebih parahnya lagi, dia tau siapa pria ini.

Terlepas dari setelan mewah yang pria itu gunakan, atau rambutnya yang tertata rapi. Penampilannya sangat mencerminkan status sosialnya dengan harga diri tinggi. Ya, siapa yang tidak mengenal pria ini?

Pria itu menatapnya dalam dengan raut dingin diwajah tanpa emosinya.

Dan kenyataan itulah yang membuat gadis itu meringis ngeri.

"Ma-" dia tergagap. "Maaf" ujarnya pelan sambil menghindari tatapan itu. Lalu dengan tiba-tiba dia langsung mengambil langkah seribu darisana. Lari terbirit-birit.

Karena, ia tak mau berurusan lebih jauh dengan pria itu.

Tanpa sepengatahuannya, pria disana berdecih saat melihat gadis itu melarikan diri begitu saja setelah meninggalkan sisa permen karet diatas sepatu miliknya.

-

"Gerald Kim?"

Gadis itu mengangguk singkat, saat beberapa petugas keamanan itu bertanya sambil menatap selembar kertas undangan yang ia serahkan barusan. Beberapa kali ia menolehkan kepalanya kebelakang, takut jika ia kembali melihat laki-laki yang ia temui didepan hotel tadi.

"Cucunya" gadis itu membuka suara. Tangannya sudah terkepal menahan kesal, karena petugas keamanan disana masih menatapnya dengan sedikit ragu. Ayolah, dia tak berniat menipu dan mengaku-ngaku sebagai cucu dari Gerald Kim dan hadir dipesta hari ini. Apa-apaan! Jika bukan karena sang penyelenggara tak mengundangnya-sang kakek lebih tepatnya- secara pribadi- maka ia tidak akan membuang-buang waktu untuk berdandan dan hadir di acara para jutawan ini.

"Jadi, apa aku boleh masuk?" Gadis itu kembali menatap pria dihadapannya dengan alis terangkat naik. "Aku tidak sedang berbohong dan menipu dirimu, Mister!" Ketus gadis itu akhirnya.

"Tapi, maaf-"

"Kim?!"

Sebuah seruan heboh itu langsung mengalihkan perhatian sang gadis dan beberapa petugas keamanan disana. Seorang wanita yang sudah terlihat berumur dengan gaun pesta berwarna gelap melangkah mendekat kearah mereka.

"Kau datang?!" Wanita itu berjalan mendekat. Raut wajahnya berbinar-binar. Membuat gadis yang dipanggil Kim itu tersenyum singkat.

"Mereka tidak mengizinkanku masuk,apa aku harus pulang saja?" Gadis itu mengadu dengan santainya. Dia melirik para petugas keamanan itu dengan sudut matanya.

His Bride || AU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang