1. His Bride

17.3K 972 43
                                    

Seperti kebanyakan wanita lainnya. Jiwon juga sering sekali memimpikan pernikahan yang indah dan penuh cinta. Mengucapkan janji setia dengan penuh perasaan. Kemudian saling bertukar cincin. Lalu kecupan lembut di dahi-atau bahkan bibir. Melempar buket bunga atau sepasang merpati putih. Berlangsungnya pesta yang meriah dan hangat. Ah, bahagia sekali bukan?

Dan saat ini, khayalan itu telah terwujud. Dengan memakai gaun pernikahan dan memegang sebuket bunga ditangan, Jiwon melenggang-bersama Jackson-diatas hamparan karpet merah yang membentang diatas rumput hijau. Langkah teratur yang ia ambil membentuk irama yang pas dengan alunan musik yang terdengar. Seluruh pasang mata terpusat kearahnya. Termasuk sang pengantin pria yang menunggunya di depan altar tempat pengucapan janji suci itu diucapkan.

Seharusnya Jiwon bahagia.

Seharusnya.

Pernikahan impian itu terwujud, dan jauh lebih indah dari apa yang selama ini dibayangkan. Tapi kenyataannya, situasi ini berbeda. Demi Tuhan! Usianya baru memasuki angka 23 tahun. Dan Jiwon bahkan belum merasakan hari kebebasannya sesaat setelah pesta wisudanya selesai.

Situasi yang tak pernah terbayangkan ini membuat Jiwon tak lagi menaruh minat dengan keindahan apapun yang ada di hadapannya. Entah itu, suasana senja dengan semburat jingga yang menawan. Gemercik air mancur yang tersebar di seluruh taman. Nuansa putih dengan kuning keemasan yang tersaji dihadapannya. Hamparan mawar putih yang memenuhi hampir seluruh taman. Atau bahkan sang pengantin pria yang tampil gagah dengan setelan putihnya.

Pikiran Jiwon kosong. Dia tak peduli lagi dengan apa yang ada disekitarnya. Persetan! Jiwon tak habis pikir bahwa ia akan berakhir dipelaminan secepat ini bersama seorang pria yang bahkan tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Situasi ini, sangat jauh dari apa yang ia harapkan! Sangat!

Dan semua ini dikarenakan kesalahan di malam terkutuk itu! Damn it!

Rasanya Jiwon ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya sambil menumpahkan airmatanya yang sedari tadi ia tahan. Ia ingin sekali berbalik dan berlari sekencang-kencangnya dan meninggalkan pesta sialan ini!

Oke, sebenarnya Jiwon sudah menumpahkan setengah airmatanya saat pelayan-pelayan cerewet itu merias wajahnya. Ia bahkan berteriak pada mereka yang sibuk meyuruhnya untuk berhenti menangis.

"AKU TIDAK BISA BERHENTI MENANGIS KARENA AKU TERLAMPAU BAHAGIA! KALIAN PUAS?!!"

Bukan hanya itu, jika saja ia bisa, ia ingin sekali meracuni Jackson atau langsung menikamnya dengan pisau belati hingga tewas. Jackson benar-benar brengsek. Dia dengan begitu teganya, membiarkan Jiwon direnggut oleh Samuel? Manuel?-atau siapapun itu- yang merupakan pewaris dari keluarga Reese yang sangat melegenda ini!

"Berbahagialah, Jiwon!"

Jackson berbisik. Dan Jiwon ingin sekali menarik bibirnya yang tersenyum itu hingga robek, karena demi Tuhan! Senyum itu begitu terlihat mengejek bagi Jiwon.

Jiwon merasakan sensasi aneh saat jemarinya yang sedari tadi melingkar dilengan Jackson kini beralih dan digenggam oleh jemari asing milik pria itu. Seluruh tubuhnya menegang kaku. Kakinya gemetar. Dan mungkin, pria itu merasakan telapak tangannya yang dingin.

* * *---* * *

"I, Maruel Collin Reese, take you, Jiwon Kim, to be my wife-"

Tubuhnya meremang. Tanpa sadar ia meremas jemarinya yang tergenggam. Jiwon merasa kakinya semakin bergetar, saat janji itu terlontar dari mulut pria ini.

"-my constant friend, my faithful partner and my love from this day forward. In the presence of God, our family and friends-"

God! Janji ini bukan main-main.

His Bride || AU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang